Belajar tentang logika langit yuk… ;)
Bismillahirrahmanirrahim…
Tadi pagi, saya ikut kegiatan rutin, yaitu entrepreneur coach khatulistiwa tour&travel. Bedanya, pelatihan kali ini istimewa, karena merupakan penyempurna dari semua tahapan pelatihan yang telah dilakukan selama hampir 4 bulan terakhir. Yang menarik adalah, tema yang dibahas kali ini, benar-benar menarik dan membuka kesadaran saya lebar-lebar, bahwa selalu ada Allah dalam setiap hela nafas saya. Materi kali ini bicara tentang logika langit. Apa itu logika langit? Yuk teman, kita simak penjelasan pak Imron, General Manager Khatulistiwa. ^_^
***
Logika langit adalah logika yang sebenarnya sering kita temui. Logika ini dibandingkan dengan logika dangkal yang berasal dari pikiran manusia sangatlah berbeda jauh. Logika ini diciptakan dan dikendalikan oleh Allah. Hitungan matematis yang langsung dihitung oleh-Nya.
Berlakunya logika langit bukan untuk menjadikan manusia menjadi makhluk yang pasrah seperti wayang yang dikendalikan dalang. Berlakunya logika langit ini mengajak kita untuk sadar bahwa seberapapun kehebatan manusia masih ada Zat yang berkuasa atas segala sesuatu.
Misal, pernah dengar tentang kisah tragedy kapal titanic? Apa yang terjadi dengan kapal itu merupakan salah satu bukti bahwa kesombongan manusia merupakan bencana bagi dirinya sendiri. Dan bukti nyata bahwa ada Allah yang mengendalikan segalanya.
Ini dia rincian kemegahan kapal yang (konon) merupakan kapal paling megah dan mewah yang pernah dibuat dalam sejarah pembuatan kapal(bener ga ya? :D).
• Kapal Titanic merupakan kapal penumpang paling mewah dan terbesar yang pernah dibuat
• Panjang 269 meter dan lebar 28 meter , berat mati 46.328 ton, dan ketinggian dari permukaan air ke geladak setinggi 18 meter.
• Mampu membawa 3.547 penumpang dan awak kapal
• Fasilitas: kolam renang, ruang olah raga, pemandian Turki (Turki bath), perpustakaan dan gelanggang squash.
• Punya 3 ruang: Kelas utama (dihiasi seluruhnya dengan panel kayu,perabotan mewah dan perhiasan yang indah), ruang penumpang kelas 2, dan ruang penumpang kelas geladak
Saya bayangkan, titanic adalah sebuah kapal yang notabene merupakan kapal yang dibuat dari bahan-bahan terpilih, dari baja terpilih, kayu terpilih, dan segala aksesoris di dalam kapal merupakan barang2 terbaik dari maestro pembuatnya. Kekuatannya dihitung secara matematis oleh sang ahli sehingga dipastikan tidak akan tenggelam.
Ingat apa yang dikatakan oleh sang Kapten kapal saat akan melakukan pelayaran pertama kali?
Yap, betul sekali… sang kapten mengatakan begini; “Bahkan Tuhan pun tidak akan bisa menenggelamkan kapal ini. Saya yakin itu.”
Kesombongan sang kapten ternyata berbuah hasil. Kapal itu pecah jadi dua, dan menjadi tragedy dalam dunia pelayaran yang memakan korban paling banyak.
• Pelayaran pertamanya adalah pelayaran terakhirnya; Berangkat dari Southampton, Inggris, dalam perjalanan ke New York City, pada Rabu 10 April 1912, di bawah kendali Kapten Edward J. Smith.
• Titanic menabrak gunung es pada 23:40 (waktu kapal), Minggu, 14 April 1912, dan tenggelam 2 jam 40 menit kemudian pada 2:20 pagi hari Senin.
• Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih 1.500 orang, bencana laut terbesar sepanjang zaman
Logika semacam ini sulit untuk dinalar, bagaimana mungkin, kapal yang dibuat dengan susah payah, dengan menggunakan bahan2 terpilih bisa remuk dan menenggelamkan hampir separuh penumpangnya?
Ya itu tadi salah satu contohnya, nah skrg kita masuk beberapa tahapan logika langit:
1. Logika kesuksesan
(buka Q.S. ali imron:104 yaa…;)
2. Logika kecerdasan
Seseorang yang sempurna akal ialah yang mengoreksi dirinya, dan mempersiapkan amal sebagai bekal untuk mati. Dan orang yang bodoh yaitu yang selalu memperturutkan hawa nafsu, dan mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah
(HR Attirmidhi, Tarjamah Riadhus Shalihin buku 1 hal 92)
3. Logika kemenangan
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi...
(Q.S. An Nur : 55)
4. Logika perhitungan materi
Dalam logika perhitungan materi, berlaku hukum kekekalan energy. Yaitu;
ENERGI TIDAK DAPAT DICIPTAKAN MAUPUN DIMUSNAHKAN HANYA BERUBAH DARI SATU BENTUK KE BENTUK YANG LAIN
Rumusnya adalah; hasil usaha = hasil usaha tampak + tabungan energy
Masing-masing hasil sesuai dengan usahanya. Jika usaha kita adalah kebaikan, maka hasilnya kebaikan pula, pun sebaliknya. Yang membuat saya merinding adalah: jika keburukan yang kita tebar banyak, siapkah kita untuk menerima keburukan serupa suatu saat nanti?
Hasil pencairan tabungan energy positifnya antara lain yaitu;
1. Penghasilan naik, keuntungan bertambah, dan aset bertambah
2. Karir berrtambah, kekuasaan bertambah, akses bertambah
3. Ilmu bertambah, pendapatnya di dengar, tulisannya digemari
4. Popularitas naik, tim bisnis solid, pengikut loyal, relasi meningkat
Dan hasil pencairan tabungan energy negative adalah;
1. Kehilangan harta, kesehatan, atau usaha merugi
2. Kehilangan jabatan, karir mentok, akses hilang
3. Ilmu tidak berkembang, perkataannya tidak dipatuhi
4. Dibenci orang, dikhianati teman, difitnah
Lantas, bagaimana dengan bayi yang dari lahir sudah mengalami Hasil usaha tampak positif atau negatif? Hasil usaha tampak pada bayi adalah down payment yang harus dibayar. Down payment alias DP yang harus dibayar ini merupakan kebalikan dari yang terjadi pada si bayi ketika besar nanti. Jika kecilnya hidup miskin, bisa jadi ia kaya raya saat dewasa. Pun sebaliknya. Jadi, siapkah kita menerima hasil usaha dari perbuatan kita selama ini? Wallahua’lam.
Semarang, 4 Juli 2010; 22:56, ingatkan aku jika aku lupa mengingatMu ya, Rabb…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)