Bagiku, itu berarti: Segalanya!
(copas dari blog ku dulu yang udah dihapus, :D http://nazhara.multiply.com/)
Di sebuah film kartun jepang, Eyeshield 21.
Seorang
manager tim American Football sebuah sekolah SMU, menghadap kapten tim
di sebuah ruangan sore itu, lalu percakapan pun terjadi.
Manager tim itu bertanya, “Apakah ada yang lebih penting dari sebuah kemenangan?”.
Manager
tim itu merasa pesimis dengan kemenangan tim, mengingat betapa
beratnya pertandingan kali ini harus dijalani,sedangkan tim inti masih
mengalami kurang strategi di sana-sini.
Sang kapten dengan tenang dan tegas menjawab dengan lantang. “Mengapa harus menang, katamu? Karena, jika kita kalah, permainan akan berakhir, begitu juga bagi pemain itu sendiri.”
Dan sang manager pun langsung tertegun mendengar kalimat yang singkat namun mengena itu.
###
Di sebuah film Hollywood, Kingdom Of Heaven.
Peperangan
besar usai berkecamuk antara kamu Salibis dengan pasukan muslim, di
sebuah peperangan menaklukkan kembali kota yerussalem. Perang yang dalam
sejarah disebut perang Salib, merupakan perang yang besar, telah usai
dengan kekalahan di pihak kaum Salibis.
Saat itulah,
perundingan damai harus dilakukan. Sebuah konsekuensi atas sebuah
penaklukan, maka sang pemimpin kaum salibis harus menyerahkan kota
Yerussalem kepada yang berhak, yaitu pasukan Muslim yang saat itu
dipimpin oleh Salahuddin Al Ayyubi.
Sang pemimpin kaum
salibis, seorang panglima perang menghadap Salahuddin Al Ayyubi, dan
menyerahkan Yerussalem yang mereka sebut sebagai kerajaan Surga kepada
kaum muslim. Mereka benar-benar merasa kalah, dan mengakui bahwa kaum
muslim lebih besar jumlahnya dan kuat daripada yang mereka duga.
Lalu, sebuah percakapan lain terjadi, saat sang panglima tadi bertanya, “Apa manfaat Yerussalem bagimu?”
Dengan tenang, Salahuddin berkata, “Tak ada.”
Lalu, ia membalikkan tubuhnya, meninggalkan sang panglima yang masih tertegun memandangi Salahuddin dengan tak percaya.
Salahuddin yang sudah berjalan dua langkah, segera berbalik dan mengucapkan sebuah kalimat pamungkas.
“Tapi, segalanya.”, sambil tersenyum.
###
Jleb!
Bagai disengat beribu-ribu decak kagum, itulah yang saya rasakan.
Duduk di depan televisi sambil mengulang kata-kata yang kudengar di dua
film tadi.
Mungkin, bagi kita. Yang sering tanpa sadar
sering melupakan arti sebuah pemaknaan. Ya, budaya yang tanpa kita
sadari sering kita abaikan.
Kata-kata muncul dari pikiran
Pikiran muncul dari realita, dan
Realita menjadi kehidupan
Perbedaan utama antara
orang kaya dan orang miskin
Ada pada kata-kata yang mereka gunakan
Jika kamu ingin mengubah
realita eksternal seseorang,
Kamu perlu terlebih dulu mengubah
realitas internal orang itu.
Itu dilakukan pertama-tama melalui
usaha mengubah,
Memperbaiki
atau memperbaharui
Kata-kata yang ia gunakan.
Jika kamu ingin mengubah hidup orang,
pertama-tama ubahlah kata-kata mereka.
Dan untungnya, kata-kata itu gratis.
RichDad-Robert T Kiyosaki
Lihat,
hayati, dan maknai kalimat di penggalan adegan film tsb, lalu rasakan
energy dari kalimat itu. Maknai! Ya, maknai kalimat tsb, lalu jadikan
itu sebagai energy baru yang menyelusup ke dalam jiwa. Smangat!
Kamar Cahaya, 23 Februari 2009
~be Survivor, be Winner!~
tulisan yg terakhir,..super banget.:)
BalasHapusok aku akan belajar dari RichDad...
nyatanya kata2 itu gratis dari pikiran dan jiwa kita! thnks Rizky..
emng sih terkadang film bisa memberi insfirasi dan motivasi,,
BalasHapus