BAB #1
Selasar Rindu
Pada
dedaunan yang berjatuhan, aku teringat kata-kata yang tertinggal di batas
hujan. Senja di ujung kota membawa ingatan tentangmu selalu. Beberapa kali
aku mengunjungi kotamu dan menemukan gegap gempita seluruh lorong kota yang
seakan menenggelamkanku pada anganku tentangmu.
Duhai
cinta yang tak pernah hilang, aku masih mengagumimu serupa seorang puteri yang
menanti pangeran berkuda putih.
Aku
menemukan jejak langkah hujan yang menetes di bawah mataku. Aku hampir lelah
merindu. Berkelana pada bayang ingatanku tentang perjalanan kita diantara
rimbun pepohonan pinus yang digoyang angin. Seperti hujan, pepohonan itu juga mendesaukan
namamu.
“Rey,
tunggu aku. Aku capek…”
Aku
berjalan pelan. Nafasku tersengal. Gemuruh langit yang akan segera menderaskan
hujan sesekali membuat rombongan kami berteduh di tepian hutan. Ada pohon-pohon
pinus yang mulai tertutup kabut dan lembayung yang sudah hampir menutupkan
senja. Dan aku disini tergesa berjalan mengiringi langkah-langkah kaki Rey,
sang komandan perjalanan. Tas di punggungku mulai bergerak-gerak tak menentu
mengikuti nafasku yang memburu.
“Sebentar
lagi sampai, Tya. Kamu harus kuat.”
“Tap..tapii…
aku capek… Istirahatlah sebentar, Rey. Hujan semakin deras…”
Aku
menengadah pada langit. Hujan seakan tahu aku menemukan campuran rasa antara kedamaian
dan rasa takut. Kedamaian karena menemukanmu sebagai teman seperjalanan dan rasa takut karena halilintar mulai menyapa. Aku menatap langit yang kembali
meneteskan satu persatu buliran air di sela hijau daun-daun, rerumputan juga
pipiku.
Bersambung
=====
NB : makasih buat Nyi PeDe. Chat kita siang ini bikin aq semangat nulis lagi. ahahahhaa. ;p Kamu emang jagonya kompor bleduk yaaah... suka ngomporin aq buat nulis. Terbukti cuma 5 menit kata2 ini bisa jadi. keren bangettt! :))
Aq ga tau bisa nyusul kamu atau ga dengan 4 buku duet itu, tapi aq tahu aq harus bisa menyelesaikan minimal 1 buku (80 halaman, lirik tanggal masih 10 hari lagi. heuheuuu...) tengkyuu buat kompornya. wkekeke... dan juga advicenya kmrn. May Allah bless you, Dear Nyi. ;)
051211, 11:42
sukses dengan duetnya~
BalasHapuskata"nya keren~
mencurahkan bensin biar makin meleduk!
BalasHapussemangat ya mbak Ila..sebuah buku solo akan menghadirkan namamu disitu. sejatinya.
BalasHapusAyo hihi semangat nulis mbak :D
BalasHapusPasti bisa selesai itu buku. :)
BalasHapus