Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Minggu, 18 Maret 2012

Dongeng yang retak

Bismillah

Dari semalem ga bisa tidur. :(
Akhirnya malah nulis deh. :D
Yeay! Jadi semangat nulis lagi. Hihi.

Oya, kemarin pas nonton berita di tv, ada heboh-heboh soal berita Aa Gym dan Teh Ninih nikah lagi. Aku sempet kaget juga pas baca komentar temen-temen di fb soal ini. Ada yang ikut bersyukur, ada yang ikut menjudge. Apapun komentar itu, aku jadi ikut mikir lagi soal poligami. Hmm, padahal bahasan lama, tapi masih saja jadi sesuatu yang “wah” dan tetap saja “kontroversial” untuk dibicarakan.

Aku tidak ingin menjadi pelaku poligami. Bukannya gak mau sih. Kan ada yang bilang kalo pahalanya besar. Etapi, tapiii… aku nyadar diri. Haha. Kalo aku itu termasuk tipe pencemburu dan prosesif. Meski cuek juga sih. :( *nah lho, gimana tuh? :D Intinya, aku tahu kalo aku itu bukan termasuk perempuan yang bisa berbagi hati. Denger seseorang yang pernah deket sama orang yang aku suka aja bisa bikin makan ati, apalagi kalo sampe poligami. Bisa-bisa bunuh diri kali. -.- *nauzubillah*

Pernah suatu ketika aku baca di novel mba asma nadia yang berjudul Istana kedua. Ini novel dipinjemin sama seseorang, bacanya pas di kreta. Sekali jalan langsung kelar bacanya :D Ada satu kesimpulan yang aku ambil. Mba asma sengaja mengangkat tema ini karena memang ini tema sensitive. Tak pernah ada satu perempuan pun yang rela untuk menjadi yang kedua. Tapi pada kenyataannya, ada saja pelaku poligami.

Di buku ini mba asma menitikberatkan pada sisi mei rose. Seseorang yang ingin mempunyai suami dan akhirnya bertemu pras. Pras ini punya sisi lemah seorang laki-laki. Gampang trenyuh alias kasihan. Hmm, jadii…  apakah semua poligami berasal dari rasa kasihan kah?

Rasanya, gak munafik ya, ada unsur nafsu juga.  Nafsu seorang laki-laki. Pantas saja disebutkan dalam Al Qur’an kalau hadiah untuk laki-laki perindu surga adalah 70 bidadari yang cantiknya tak terbayangkan. Ya, karena memang laki-laki itu titik lemahnya pada perempuan. Dan perempuan itu lemahnya pada harta. Jadi, hadiah untuk perempuan beda dengan laki-laki. Pernah dengar kan tentang ayat yang menyebutkan bahwa perempuan bisa punya rumah di surga yang indahnya tiada tara, ga bisa ada yang menandingi indahnya rumah di surga dengan pemandangan apapun di dunia.

Di novel ini, mei rose mengatakan, 
"Aku telah merampas sesuatu yang paling berharga dari hidupnya. Dan sangat wajar jika perempuan ini datang dengan segunung lahar api. Hm... koreksi. Aku tidak merampas apa pun, aku hanya memaksanya berbagi."  
 
Dalam agama islam, poligami diperbolehkan, itu termasuk sunnah. Andai dibolehkan, tentu ada syarat2 yang harus dilakukan oleh seorang lelaki pada istrinya saat ingin menikah. Meski katanya gapapa ya kalo ga ijin, tapiii… bayangkan deh. Gimana rasanya tau kalo suaminya itu nikah ga pake bilang T_T

Seperti dongeng yang retak, poligami tetap saja menyuguhkan rasa sesak bagi tiap perempuan yang mengalami. Apa rasanya berbagi hati dan ikhlas? Kalo aku yang ngalami mungkin udah gak kuat kaliii. 
“Mungkin, dongeng seorang perempuan harus mati, agar dongeng perempuan lain mendapatkan kehidupan.”

Mungkinkah harus begitu? Mungkinkah harus berbagi? Andai berbagi pun, bisakah adil? Rasanya tak ada yang adil selain Allah dan Rasulullah. :(

Aaaa, sudah ah. Bahasnya sampai di sini aja. Nanti bikin debat lagi.
Tentu poligami bukanlah perkara boleh atau tidak boleh, tapi apakah sebelum keputusan diambil. Apakah tak melihat ada hati yang nantinya akan tersakiti? Pastinya bukan hanya satu hati, tapi hati dua keluarga yang sudah terjalin karena ikatan pernikahan. Bisa dibayangkan??

Hmm, apa teman-teman ada yang punya pendapat lain tentang ini? :)

Tegal, 180312, 04:06

13 komentar:

  1. pendpat inyong satu suami ya satu istri kan bisa kumpul terus sama anak-anak karena suami ngga gontaganti rumah

    BalasHapus
  2. ahh jgn sampe d poligami.....
    berat ihh......

    slm knl iya ^_^

    BalasHapus
  3. hmmmm ... jadi rada-rada njelimet memang urusannya :)

    BalasHapus
  4. Bahasan poligami mmg selalu exclusive dan tak akan ada habisnya..saya tk ingin menjudge org yg poligami..tapi saya juga yakin bhwa deep in heart gak ada wanita yg really bs ikhlas di poligami. Dan saya pun mengukur kemmapuan diri bahwasanya saya lebih meilih untuk monogami saja..

    BalasHapus
  5. aku juga termasuk orang yang gak mau poligami :D soalnya sama kaya kamu pencemburu aku orangnya pasti gak bakal bisa iklash :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. yupps, hati2 dengan para perempuan yang pencemburu, ria. hehe. bisa runtuh dunia dan seisinya XD

      Hapus
  6. Hehe,,,

    Takbisikin Ki, ini rahasia para pria loh...

    Emang bener sih, kebanyakan kami mudah terenyuh dan kasihan, ehtapi.... kasihannya milih2 juga koq *plethak***

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha masa, kak? :P
      wahh, ati2 kalo gitu yaaa ;)

      Hapus
  7. Ora komen ah.. mampir aja aja saya Ila.. numpang berteduh ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe, oke, uncle lozz :D makasih udah main ke siniii ^^

      Hapus
  8. Ila, aku penasan ingin baca Novel Istana Kedua, beli dimana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. di gramedia, mba. hehe. maaf lama baru bales :D

      Hapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)