Pages

Minggu, 29 Juli 2012

Filosofi gelas kosong

"Manusia ibarat gelas kosong. Dituang kopi isinya menghitam, dituang air putih menjadi beninglah ia. Tetapi segelap apapun gelas kopi itu, ia akan kembali bening jika terus menerus dituang air putih, begitu pun sebaliknya."

Pernyataan itu ditulis mbak Nurul Fadilah dalam blognya di postingan giveaway persahabatan. Nah, setujukah saya dengan pernyataan ini? Oke, mari kita bahas bersama... ;)

Pernahkan kita berfikir bahwa Tuhan tidak adil atas takdir kita? Ada sejumput kenangan di masa lalu yang masih tersimpan di bilik ingatan, dan itu tidak bisa dengan mudah kita singkirkan begitu saja. Bisa jadi, masa lalu itu buruk bagi kita, sama seperti air kopi hitam tadi yang mengotori gelas kosong. 

Pernahkah kita merutuki diri, andai saja masa lalu itu tak pernah singgah, apa jadinya kita saat ini? Apa lebih baik atau buruk? 

Pernahkah begitu? 

Yakinlah, tak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Karena kesempurnaan itu milik Tuhan saja. 

Dalam kehidupan kita, kita ibarat gelas kosong tadi. Tak ada yang seputih air bening atau sehitam kopi pekat. Karena kita semua memiliki masa lalu yang tak selalu bisa dikatakan indah. Bisa jadi hitam kelam, bisa jadi samar-samar berwarna abu-abu. 

Ada torehan hitam yang mungkin pernah kita alami dalam hidup kita semasa perjalanan kita kecil sampai saat ini. 

Tak ada yang sempurna di dunia ini kan? Begitu pun dengan kehidupan kita. Begitu pun dengan karakter manusia. Kita yang selalu berinteraksi dengan manusia mana pun, dari kalangan mana saja akan selalu mengalami percampuran budaya, kebiasaan, dan pertautan takdir. Maka interaksi dengan mereka akan menentukan takdir mana yang akan kita sentuh di kemudian hari. Apakah warna gelas kosong kita akan terisi dengan air bening atau air kopi hitam. Atau justru bercampur menjadi keruh.

Maka, jadikanlah diri kita sebagai manusia yang memilih takdir kita sendiri. Tak akan ada pengaruh luar yang akan masuk ke dalam diri kita jika kita tidak mengijinkannya. Lingkungan yang kita pilih akan menentukan masa depan kita ke arah mana. Menjadi si bening atau si air kopi hitam? Itu pilihan kita. 

Saya akan memilih untuk terus menerus berusaha mengisi gelas saya dengan air bening. Karena Tuhan akan menghapuskan sisa air keruh tadi yang terlanjur tercampur dan menggantinya dengan air bening yang baru. Karena Dia telah berjanji bahwa Dia maha pengampun.

Maka, berbahagialah kamu yang selalu memperbarui takdir kehidupan ke arah yang lebih baik setiap hari, setiap detik. Tuhan akan selalu mendampingimu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Percayalah. :)


Tegal, 200712, 02:51

Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Persahabatan NF

Sahabat adalah ia yang datang saat seluruh dunia menjauh.

17 komentar:

  1. benar sekali mbak ila ... Tuhan pasti akan mengampuni semua dosa hamba-Nya yang mau bertaubat . . . .

    BalasHapus
  2. yup, tergantung pilihan kita, akan diisi dengan apa gelas kehidupan kita..

    BalasHapus
  3. kata - katanya mengena banget mba...kita juga harus memilih jeli sahabat...mudah - mudahan gelas kita selalu bening...Aminnnn...

    BalasHapus
  4. Saya suka penjelasannya, itulah manusia... Asal jangan jadi Gelas pecah saja, hehe

    BalasHapus
  5. hei mba ki, makasih yaa udah mau ngeramein GA ku :)

    hooh benul, pilihan ada di tangan kita termasuk memilih lingkungan yang dapat menghitamkan atau memutihkan diri kita, bukankah Tuhan tidak merubah suatu kaum apalagi kaum itu sendiri tidak ingin berubah?

    okay, saya cateettt

    'xoxo'

    BalasHapus
  6. Wah, ikutan GA ini, ya? Saya nggak ada ide mau ikutan. Susah temanya.

    BalasHapus
  7. nggak jauh berbeda dengan pendapatku. sukses juga ya buat GA nya...

    BalasHapus
  8. Kopiku ku nikmat ila.
    gelasku tidak merasa dikotori oleh kopi justru kopiku memberi manfaat bagiku :))

    BalasHapus
  9. saya dukung artikel ini jadi jawara Ila..

    Hmm apa perlu saya berhenti minum kopi aja ya gara-gara tulisan ini hihihi

    BalasHapus
  10. Oke deeeh... Saya percaya koq. Kalo Tuhan akan selalu bersama kita untuk membimbing dan mendampingi ke arah yang lebih baik. Makasih Ky... sharenya.

    Sukses yo...
    Sy lagi cari temen yang gak setujuh ama analogi di atas nih.

    BalasHapus
  11. tuh kan.. :)
    pasti sedang ikutan GA nya mbak Nurul.. :)

    BalasHapus
  12. kunjungan perdana, salam kenal dulu ^^

    BalasHapus
  13. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Pikiran yang positiv dan tindakan yang positiv akan membawamu pada hasil yang positiv.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus
  14. semua orang mempunyai persepsi yg berbeda terhadap sebuah filosofi, tergantung dari sisi mana mereka melihaat..
    tapi saya setuju, dan walopun Tuhan maha pengampun, kiita juga harus selalu menjaga agar air yg kita tuang selalu ersih dan terhindar dari kotoran apapun.. -Sahabat-

    BalasHapus
  15. bagus sekali sob filosofinya..
    byk pelajaran yg bs dipetik.
    thanks ya

    salam knl

    BalasHapus
  16. setuju banged... tapi khusus tuk saiia.. akan saiia isi model air apapun di dalamnya ;)

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)