Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Rabu, 04 Juli 2012

Review Revolvere Project – Kau yang Mengutuhkan Aku


Review Revolvere Project – Kau yang Mengutuhkan Aku

Masalah selalu terjadi di setiap tempat, tak ada salahnya kalau kita membuka diri, melihat bagaimana orang dari seberang sana keluar dari benang kusut hidupnya. Cara paling mudah adalah melalui film. Inilah yang sengaja ditampilkan Fahd, dkk lewat Revolvere Project.

Warna, tradisi, budaya, dan angle yang sangat variatif membuat film mampu membawa kekayaan ide itu ke terkonsep di layar. Tentang turun naik hubungan dengan seorang wanita pastilah menjadi ide yang dahsyat jika dikemas dengan indah. Balutan nuansa kekaguman membuat saya menuntaskan video  revolvere Project ini dan mengulangnya kembali berkali-kali untuk menyerap ide dahsyat yang berisi sebuah pesan kebaikan.

Video Revolvere Project ini berformat : fiksi-musik-visual.  Para penonton diajak berkisah mengenai diri mereka sendiri, menciptakan AHA moment saat menikmati karya ini. Mengajak para penonton untuk sejenak berkaca dan mengatakan “Iya, saya juga mengalami hal ini.” Alur, setting, karakter, dan tokoh yang sederhana justru membuat penonton tidak bosan untuk menatap sisi dalam karyanya. Ada Aha moment yang akan menciptakan kejutan-kejutan di dalamnya. Yang mengajak pikiran dan perasaan penonton pada  pikiran dan perasaan tertentu.

I’am a really fascinated by words. Kata-kata indah dan berima membuat hati saya serasa menemukan irama teratur. Meresonansi hati saya untuk berdetak lebih kencang. Klise, tapi begitulah faktanya. Video ini punya “nyawa”.

Saya tahu Fahd, dkk membuat lirik dan notasi, otomatis mereka juga memanjatkan doa bahwa karya ini akan sampai ke pembaca. Ide-ide perubahan yang membuat penonton diajak untuk bisa menelaah lagi tentang masalah dalam kehidupan. Sajak yang dibuat Fahd selalu membuat sajak tersebut berpremis positif. Terutama di video ini, Fahd menggabungkan antara konsep lagu, film, dan sajak. Karya ini adalah persembahan jiwa Fahd, dkk  pada anda, penontonnya. Revolvere Project punya ekspektasi dan doa agar video ini selalu bermakna saat ditonton.

Karya terkonsep dan mengedukasi namun tidak disampaikan secara frontal seperti yang dipaparkan di video ini, membuat saya langsung jatuh cinta pada karya Fahd, dkk. Karya yang baik adalah karya yang mengedukasi  dengan hal simple sehingga lebih mudah ditangkap, dicerna, dan akhirnya menancap di benak orang.  Karena menurut saya, hanya karya yang bernilai edukasi, apapun itu, baik tulisan, lagu, maupun film pendek yang mampu menyentuh dan diterima khalayak.

Video ini bercerita tentang dua anak manusia yang saling jatuh cinta dan menahan diri untuk tidak melakukan hal yang merendahkan cinta yang mereka jalin. Ada pergulatan batin antara dua tokoh utama. Pergulatan batin yang membuat klimaks cerita menjadi lebih indah, karena terjadi dialog dengan penekanan karakter tokoh. Dialog yang terjadi antara karakter yang satud engan yang lain terjadi secara alamiah. Sehingga tidak ada dorongan keinginan untuk member tahu sifat salah satu karakter.

Untuk meningkatkan kemampuan visualisasi, Fahd, dkk mampu menggantikan kata-kata menjadi gambar. Menulis script video adalah seni kesedikitan kata dalam menulis. Tidak seperti novel yang semuanya serba dijelaskan dengan kata-kata, menulis script kata-katanya sangat sedikit dan tidak lengkap. Kesan lengkap didapat dari bentuk visual yang dapat ditangkap mata dan tidak dengan melihat. Di sinilah penulis script video ini harus memindahkan kata-kata ke dalam bentuk visual. Tujuannya untuk menunjukkan, bukan membicarakan.  Maka tujuan penulis adalah memilih bagian mana atau gambar mana yang paling efektif untuk menceritakan seluruh scenario atau cerita.



Setiap gambar akan menjadi kanvas dan gambar yang penulis pilih akan mengganti semua perasaan dari sebuah adegan, bahkan bisa mengganti mood-nya.

Ada gambar yang menggambarkan emosi tokoh dalam videonya. Dialog menggambarkan perasaan emosional, dialog juga menimbulkan konflik di antara karakter.

Seperti yang ditulis di script :

“Ada dua jenis kerinduan,” katamu suatu hari, “Kerinduan pertama tersebab kita pernah merasakan sesuatu dan kita menginginkannya kembali. Kerinduan kedua tersebab kita tak pernah mengalaminya dan benar-benar ingin merasakannya, setia menunggu dalam penantian yang lugu. 

            “Aku memilih yang kedua,” kataku.
             “Aku juga,” katamu. Tersenyum.



Di dialog ini terjadi pergulatan batin antara kedua tokohnya. Masing-masing menimbang keputusan untuk tetap bersama menahan perasaan yang menderu atau kalah oleh nafsu.

Ciuman pertama kita, selalu urung kita rayakan. Bukan tidak bisa, tapi tidak saja. Meski sebenarnya ingin, aku harus bertahan. Kamu bukan hakku, dan aku tak mau kehilangan debar itu: rasa rindu yang tak habis-habis menghadirkan bayangmu di malam-malam insomniaku.

Tak ada ciuman, tak ada pelukan. Kedua tokoh merasakan kekaguman dalam diri mereka, bahwa penantian itu pada akhirnya membawa cinta yang lugu kepada tafsir-tafsir cinta yang tidak dinodai oleh nafsu. Sedikit memang yang bisa meneguhkan hati, apalagi di jaman sekarang. Tapi, ah ya. Tuhan lah yang akan menjaganya dalam doa-doa yang mengalun di setiap sujud. Seperti  di dialog script ini:

"Yang penting bukan itu. Apa artinya kita berdua, bermesraan, tapi tak pernah saling mendoakan?"

Saat saya membaca teks ini, saya gemetar. Mungkin ini yang dinamakan aha moment oleh Fahd. Moment di mana kita akan merasakan menjadi tokohnya. Mendapatkan pencerahan dari dialog-dialognya yan sederhana tapi mengena di hati.

Kamu tersenyum. Mengangguk perlahan. “Aku mencintaimu,” katamu.
“Aku juga. Kau yang mengutuhkan aku.”

Sampai di akhir video saya dibuat tersenyum dan mengamini lagu yang mengalun lembut.

Bertahanlah,
sebentar lagi
sampai kau ikat diriku...

Sebentar lagi, tidak lama lagi. Bagi sebuah penantian yang lugu, segala hal beraroma penantian berarti menabung rasa rindu menjadi curahan perasaan yang akan dipanen suatu saat nanti. Sampai tiba waktu dia yang mengutuhkan aku akan menggenapi hari-hari. :) Ah ya, over all. Saya suka karya Fahd, dkk. Semoga karya berikutnya akan selalu menginspirasi. :D

Artikel ini dikutsertakan dalam Lomba Review Revolvere Project yang diadakan oleh Fahd Djibran

Transcript Kau Yang Mengutuhkan Aku 

Tegal, 040712, 23:23

32 komentar:

  1. hihiii aku baru kenal Revolvere Project karen aku baca artikelmu la.
    moga sukses yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. ikutan yuk, kak baha. makasih doanya. hehe. revolvere project ada 3, tapi aku review 1 aja :D

      Hapus
  2. saya juga pilih ini aja
    Kerinduan kedua tersebab kita tak pernah mengalaminya dan benar-benar ingin merasakannya, setia menunggu dalam penantian yang lugu. :)

    sukses!

    BalasHapus
  3. Asyik nih ky reviewnya (>o<)b

    BalasHapus
  4. kunjungan gan,bagi - bagi motivasi
    Hal mudah akan terasa sulit jika yg pertama dipikirkan adalah kata SULIT. Yakinlah bahwa kita memiliki kemampuan dan kekuatan.
    ditunggu kunjungan baliknya yaa :)

    BalasHapus
  5. kata-katanya keren banget mbak! nggak perlu ciuman atau segala hal yang nggak Allah suka untuk menyatakan cinta dan sayang. review bagus!

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih, mba. semoga kita tetap terjaga sampai tiba waktunya ya :)

      Hapus
  6. Ada dua jenis kerinduan..wah baru tahu saya..nice share video..semoga sukses ya lombanya :)

    BalasHapus
  7. artikel yang manis....
    sukses, Mbak Ila... ^_^

    BalasHapus
  8. saya ikut gemetar membacanya..
    "Bertahanlah,
    sebentar lagi
    sampai kau ikat diriku..."
    #nicepost

    BalasHapus
  9. dan aku pernah merasakan yang namanya setia dalam penantian yang lugu... ya ampun, untungnya sekarang aku udah bangkit

    BalasHapus
  10. Terobosan baru atau aku yang nggak gaul ya, Ky? Cara baru untuk menikmati jalinan kata dengan iringan musik. Suka ^___^
    Sukses lombanya ;)

    BalasHapus
  11. ternyata ada kontes blog untuk sebuah band.. :)
    semoga sukses.. :)

    BalasHapus
  12. oalah...kontes juga *hadiah melambai-lambai
    semoga menang ya :)

    BalasHapus
  13. Mbak ila, rasanya keren ini yaa karja nya, aahh aku ingin diikat tapi bukan kambing lho yaa , xixixixi :D

    Sukses mbak kontesnya :D

    BalasHapus
  14. hmmm, sering liat project ini sih ditempatnya Fahd Jibran
    sukses buat kontesnya mbak Kiki :D

    BalasHapus
  15. Setidaknya ada dua kerinduan dalam hatiku. Pertama untuk almarhumah yang telah bahagia di sana ( insya Allah ), yang kedua untuk insan paling mulia, Rosululloh! Semoga ini bukanlah rindu tidaklah bertepuk sebelah tangan. Amin.

    Sukses buat kontesnya, Mbak. Saya kemarin beli buku Rahim-nya Kang Fahd, tapi belum sempat baca. Juga yang Menatap Punggur Rosululloh, malah belum beli. :)

    BalasHapus
  16. ini apaan? band baru atau apa? *ga ngeh*

    BalasHapus
  17. Udah nonton mbak. Bahkan aku nontonnya berulang-ulang. Kreatif banget ketika Puisi padukan dengan musik dan foto. feelnya juga dapet.
    Semoga menang yah mbak. :)

    BalasHapus
  18. Reviewnya dalem banget deh. :P

    BalasHapus
  19. waah, selamat ya...menang cuy! ^^

    di antara ketiganya, sy juga paling suka yg ini.
    Kau Mengutuhkan Aku.

    salam fahdisme :)

    BalasHapus
  20. wahhh nyesel baru baca sekarang. tulisan Juara gini emang wajib baca deh :) ulasannya menarik dan cerdas. baru bisa mengiri bikin tulisan gini hehehe

    sekali lagi, SELAMAT ya La

    BalasHapus
  21. selamat ya mba ila....Alhamdulillah ya...wah tulisan mba ila mah kereeennnn...

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)