Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Kamis, 07 Februari 2013

Nasib Perfilman Indonesia Tahun 2013



Nasib Perfilman Indonesia Tahun 2013

Film-film Indonesia sedang dilanda booming atas kehadiran sejumlah judul film yang memberi dampak positif bagi nasib perfilman di tanah air. Bagaimana tidak? Negeri yang dikenal lebih banyak didominasi oleh penonton televisi daripada penonton film di bioskop ini, jelas mencengangkan kita dengan fakta tembusnya film habibie ainun sampai 4 juta penonton. Wow, angka yang cukup fantastis. Karena mampu mematahkan statement bahwa film Indonesia hanya bisa bertahan 2-3 minggu di awal penayangan. Sampai saat ini film tersebut masih ditayangkan di bioskop.

Btw, lalu bagaimana nasib film Indonesia di tahun 2013Saya rasa, melihat fenomena ini kita bisa simpulkan bahwa penonton lebih suka menonton film yang kisahnya diangkat dari buku. Pembaca buku-buku yang karyanya diangkat ke layar film adalah penonton potensial yang bisa mendongkrak marketing film tersebut. Tidak semua film bagus, tapi film yang diangkat dari buku sudah pasti diangkat dari buku-buku yang laris manis di pasaran. Produser tidak mungkin mau gambling menghabiskan sekian milyar dana untuk pembuatan film kalau tidak bisa menghasilkan laba yang menggiurkan.

Apa saja yang harus dilihat dan menjadi bahan pertimbangan agar film booming di bioskop?
  1. Isi cerita memuat pesan positif. Penonton kita sudah cukup cerdas dan mulai selektif memilih tontonan yang layak ditonton, bukan lagi film esek-esek atau hantu-hantuan semacam kuntilanak, pocong, dsb.
  2. Pemeran filmnya sudah dikenal oleh masyarakat, sudah sering dapat penghargaan, biasanya lebih disukai daripada pemain baru yang belum bisa memperlihatkan kapasitas dan kualitasnya.
  3. Marketing dari produsen, aktif dan gencar melakukan roadshow pemutaran film agar bisa mengajak lapisan masyarakat untuk menonton film daripada menunggu dvd bajakannya.
  4. Penjualan merchandise film, seperti kaus, mug, buku, pin, topi, tas, dsb. Bagi film yang diangkat dari buku ke layar bioskop biasanya punya pembaca yang fanatic, jadi mereka akan dengan senang hati mengenalkan film tersebut lewat merchandise.
  5. Menyebarkan berita tentang launching film, jadwal penayangan, dsb lewat social media, radio, televisi, dan media koran local setempat maupun nasional.

Mungkin ada yang ingin menambahkan? :)


Tema : Film Indonesia 

14 komentar:

  1. sutradara mbak, penting banget menurutku. Ini mungkin aq aj ya, tp sejak film AAC yg di sutradarai HB, aq tak ingin lg menonton film2 yg disutradarainya.
    dan juga, poin 2 aq agak kurang setuju. emang hal itu poin lebih sih. Tp coba lihat KCB, pemain utama adalah pemain baru.
    Ini pendapat ku aj lho.
    nice share mb...
    ^^

    BalasHapus
  2. isi filmnya harus lebih diperbaiki ya jangan cuma horor2 aja

    BalasHapus
  3. Tapi mbak, ada beberapa film yang diangkat dari buku best seller yang diceritakan tidak utuh seperti dibuku. Meskipun tidak mengurangi pesan film tsb.

    BalasHapus
  4. setuju . . . filem yang disngkat dari buku lebih digandrungi masyarakat . . . .

    BalasHapus
  5. kadang malah kurang suka yang dari buku favorit, kalo dari buku yang nggak pernah dibaca sih nggak masalah :D

    BalasHapus
  6. thanks 4 sharing
    emmmh tambahan apa ya,
    artisnya jangan itu2 mulu deh pokoknya, bosennn

    BalasHapus
  7. yaa semoga saja makin ke depan perfilman Indonesia berjaya *_^

    BalasHapus
  8. aku sebenernya ga suka film yg diangkat dari buku la, krn biasanya beda sm bukunya trus agak kecewa. jadi sekarang aku balik aja, nonton film nya dulu baru baca bukunya. ayat2 cinta adalah film yg paling membuat kecewa, jungkir balik sama bukunya ;). Tapi msh lbh mending drpada film hantu dan film2 yg dibintangi jupe dkk

    BalasHapus
  9. yaaa...klo saya sukak pht plem yg thriller, kolosal...seruuuu. hehehe

    BalasHapus
  10. yang penting film itu bisa menginspirasi.... Atau bikin nangis, terharu

    BalasHapus
  11. lebih suka film yang diambil dari kisah nyyata,,,
    bisa menginspirasi gitu...

    BalasHapus
  12. Wah, aku udah jarang nonton film... tapi moga-moga film bagus bermunculan

    BalasHapus
  13. akhiirrnyaaaa bisa buka blogg jugaaa hehehhe...
    kalo aku sendiri cenderung ga suka kalau udah baca bukunya terus di filmkan karena jadi mengubah khayalanku tentang isi buku. salah satu yang bikin aku kecewa ya ayat - ayat cinta. baca novel bisa nangis luar biasa pas nonton biasa aja. yah memang sech susah banget kalo mau plek ke buku karena pasti bakalan kelamaan hehehe. kalo masalah pemain juga ngaruh lho...bukan karena terkenal atau ga tapi bagaimana produser memperkenalkan pemian tersebut ke masyarakat. kalo menurutku kcb bisa laris karena promo yang genjar banget termasuk auidisi pemain yang bikin penonton jadi penasaran. sutradara ga tau juga ya..asal bukan horor esek2 aja heheheh..horor indonesia yang menurutku bagus ya jaelangkung 1 the series dan kuntilanak the series...sekian pendapat saya dan terima kasih heheheh

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)