If you want to impress your friends, try greeting them in their language. #StudyingAbroad
Saya baca quote itu di buku yang ditulis Windy Ariestanty dan Maurin Andri berjudul Studying Abroad. Waktu baca quote itu, saya mengiyakan. Apalagi Windy memberi sebuah contoh ketika dia bisa menggunakan bahasa jepang saat berbicara dengan Michiko, seorang agen yang membantu mengurus tiketnya. Dari percakapan itu, Windy jadi tahu bahwa bahasa memudahkan segalanya. Bahkan saat dia takut karena tiket ekonominya sudah hangus karena ketinggalan pesawat, eh ternyata karena bahasa inilah dia terbantu. Tiketnya diupgrade oleh Michiko menjadi kelas bisnis. Bayangkan saja, ya. Dari ekonomi ke kelas bisnis berapa selisih biayanya?
Kepekaan bahasa ternyata menjadi kunci peluang baru jika kita mengetahuinya. Sama seperti ayat yang pernah saya baca ; "Bicaralah dengan bahasa kaummu". Ya, saya pun pernah menggunakan teknik ini. Dan berhasil. :D
Waktu itu ada seorang kenalan di kereta dan dia mengajak diskusi. Dari diskusi itu saya tau dia dari kota tetangga. Hasil diskusinya seru. Padahal bahkan saat pertama kenalan itu, saya tidak tahu namanya. Hihi. Lucu memang. Tapi entah karena saya menunjukkan bahwa saya paham apa yang dia bicarakan, jadi obrolan pun berlanjut sampai 1 jam lebih.
Saya pun pernah membaca, menguasai bahasa daerah seperti yang dilakukan oleh Agustinus Wibowo, ternyata membantu dia untuk melebur dengan budaya yang ada. bahkan dia sampai dikira orang asli daerah tersebut karena secara reflek saat ditanya oleh seorang, dia menjawab menggunakan bahasa lokal atau bahasa daerah. Ya, BAHASA. Sebuah kata kunci yang membuat saya harus mau tak mau belajar untuk mengupgrade kemampuan bahasa Jerman dan Inggris. Apalagi jika akhirnya saya harus menggunakan bahasa tersebut untuk bahasa sehari-hari nantinya.
Semoga saja Allah memberi kemudahan untuk saya memswitch bahasa semudah makan mendoan #eh. Ini puasa ding. Hihi, lupakan soal mendoan karena sebentar lagi mau buka puasa. Wekeke. Met buka puasa ya, teman-teman... :D
huum mereka yang tau kalo kita tau bahasa mereka jadi interest ya, itu yang selalu kulihat pada orang-orang jepang yang kutemui. Mata mereka berbinar-binar bisa liat saya berbahasa mereka hehehe
Bahasa memang suatu hal yang menarik untuk dipelajari. Mungkin dalam hal ini aku bicara konteks Indonesia ya, karena belum pernah ke luar negeri juga. Senang bisa menguasai beberapa bahasa daerah, sekalipun memang gak ahli-ahli banget. Tapi dengan kita mau belajar bahasa setempat, artinya kita menghargai masyarakat dan budaya di daerah tersebut. :)
ya, bahasa emang penting, apalagi buat nguatin hubungan n kemampuan sosial :) Tapi untuk sekarang bahsa daerah yang aku ngerti cuma bahasa daerahku --_--
Hello Illa, Mei lalu temanku di RCW, Agnes Bemoe ikut ke AFCC juga lo. Kenal? Dia nominee Singtel Awards kategori penulis, sayangnya gak dapet. Pengin nyerap ilmu mbak Agnes tapi lagi sibuk dg proyek masing2.
Komen ahhhh.. Eh jeng, waktu aku pertama kali menginjakkan kaki di jakarta banyak yg bilang bahasaku medok. X_X tapi seneng saat ketemu sama2 org jawa ngobrolnya pakai bahasa jawa.. Jadi semakin dekat rasanya.. :D
malu gak bisa bahasa daerah dgn baik. bisanya bahasa tegalan yang aneh itupun kadang2 campur indonesia. aAKU inget bgd dlu waktu SMA temenku bilang bahasaku campuran kayak gado2 hihihi...
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung. Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)
inilah pentingnya bahasa untuk berkomunikasi
BalasHapusiya, kak. ibaratnya kalo kita menguasai bahasa, kita bisa komunikasi sama siapa aja dengan bahasa yang kita kuasai itu. :D
Hapusaku ga bisa bahasa daerahku loh..huhuhu
BalasHapusbiasanya klo ngobrol sama orang tua, mereka lebih paham kalo kita pake bahasa daerahnya. hehe. ayo belajar mba :D
Hapushuum mereka yang tau kalo kita tau bahasa mereka jadi interest ya, itu yang selalu kulihat pada orang-orang jepang yang kutemui. Mata mereka berbinar-binar bisa liat saya berbahasa mereka hehehe
BalasHapusBener banget, makanya aku lagi gencar2nya belajar bahasa Inggris, Jepang, dan Spanyol.. Berharap bisa pergi ke negara2 berbahasa tersebut... Hehehe
BalasHapusbahasa daerah sangat membantu relawan ketika baksos ke daerah
BalasHapusBahasa memang suatu hal yang menarik untuk dipelajari. Mungkin dalam hal ini aku bicara konteks Indonesia ya, karena belum pernah ke luar negeri juga. Senang bisa menguasai beberapa bahasa daerah, sekalipun memang gak ahli-ahli banget. Tapi dengan kita mau belajar bahasa setempat, artinya kita menghargai masyarakat dan budaya di daerah tersebut. :)
BalasHapuskayaknya perlu mengupgrade bahasa sundaku sama bahasa inggris dech..acak acakan soalnya hehehe..jadi pengin les bahasa heheh
BalasHapusaku ngerti bahasa jawa tapi gak bisa tepatnya gak berani ngomong langsung
BalasHapusya, bahasa emang penting, apalagi buat nguatin hubungan n kemampuan sosial :) Tapi untuk sekarang bahsa daerah yang aku ngerti cuma bahasa daerahku --_--
BalasHapussya hanya bs menguasai bhs jakarta mb..
BalasHapusmenguasai bahasa berarti membuka jendela dunia..
Hello Illa, Mei lalu temanku di RCW, Agnes Bemoe ikut ke AFCC juga lo. Kenal? Dia nominee Singtel Awards kategori penulis, sayangnya gak dapet. Pengin nyerap ilmu mbak Agnes tapi lagi sibuk dg proyek masing2.
BalasHapusbetul ya, bahasa daerah kadang memang membantu kita
BalasHapusAlhamdulillah saya bisa bahasa Jawa lho? #tepok jidat
BalasHapusKomen ahhhh.. Eh jeng, waktu aku pertama kali menginjakkan kaki di jakarta banyak yg bilang bahasaku medok. X_X tapi seneng saat ketemu sama2 org jawa ngobrolnya pakai bahasa jawa.. Jadi semakin dekat rasanya.. :D
BalasHapusmalu gak bisa bahasa daerah dgn baik. bisanya bahasa tegalan yang aneh itupun kadang2 campur indonesia.
BalasHapusaAKU inget bgd dlu waktu SMA temenku bilang bahasaku campuran kayak gado2 hihihi...
mungkin belepotan....
Bisa bahasa daerha, belanja bisa agak murah. :D
BalasHapusMari kita lestarikan budaya dan bahasa daerah...
BalasHapus