Proses Kematian Terbaik. Agak kaget waktu baca diskusi seorang teman, kak Ashof di statusnya tentang kematian seorang syahid. Saat di sini kita sedang asyik menikmati ramadhan dengan tenang, di luar negeri sana, muslim dibantai dengan semena-mena. Ambil saja contoh kasus muslim Rohingya, Palestina, Mesir, dsb. Begitu banyak sebenarnya kasus seperti ini, tapi tak ada tindakan dari dunia internasional untuk menghentikan sistem kebiadaban yang sudah merajalela. Mesir yang ada di bawah kekuasaan Mursyi pada akhirnya pun dirongrong pula. Karena Mursi lebih pro untuk menolong penduduk muslim yang mengalami peperangan di negaranya.
Btw, soal kematian terbaik, ada yang saya lihat dari diskusi tadi.
Ketika kaum muslimin dengan semena-mena dibunuh aparat tanpa alasan yang jelas, maka Alloh SWT membela mereka dengan menampakkan senyuman manis pada jenazah mereka, tubuhnya lentur tidak kaku, darahnya terus mengalir dan ia berkeringat seperti manusia biasa yang masih hidup.(Ahmad Afgan)
Lalu seorang temannya menjawab.
Kalau darah masih mengalir dan berkeringat dalam kurun 24 jam setelah kematian masih wajar. Sebenarnya, bukan keringat yang keluar, tapi semacam air yang masih tersisa di kantung pori. Kalau darah mengalir, biasanya karena otot masih berdenyut sendiri. Ini biasanya disebabkan karena kematian dalam posisi rileks. Sebagai contoh, jika seekor sapi dipotong, -maka dalam beberapa jam kedepan- dagingnya yang sudah diiris pun masih bisa berdenyut sendiri.
Saya pernah mendengar kisah ibu dan adik sahabat saya meninggal dalam kondisi seperti itu pasca kecelakaan di kawasan Pekalongan. Jenazahnya terlihat seperti tidur biasa, bukan seperti orang yang kecelakaannya parah. Bahkan, sang jenazah pun tersenyum. Bisa jadi karena proses kematiannya merupakan kematian terbaik. Karena ruh dicabut dalam kondisi rileks, tubuh tidak terlalu banyak merasakan rasa sakit sebelum meninggal. Bandingkan dengan seseorang yang meninggal dengan kondisi badan tercecer kemana-mana. Ini yang membuat kematian terasa begitu indah, dan tidak mengerikan. Ini salah satu tanda khusnul khatimah. Hanya, memang keluarga yang ditinggalkan yang akan merasakan efeknya, masih belum ikhlas karena orang yang meninggal adalah orang yang baik.
“Meninggalnya seorang mukmin dengan keringat di dahi.” (HR. Ahmad,
An-Nasa`i, dll. Sanad An-Nasa`i shahih di atas syarat Al-Bukhari)
Bukankah kata sebuah hadist juga demikian, jika :
“Siapa yang meninggal karena mempertahankan hartanya maka ia syahid,
siapa yang meninggal karena membela keluarganya maka ia syahid, siapa
yang meninggal karena membela agamanya maka ia syahid, dan siapa yang
meninggal karena mempertahankan darahnya maka ia syahid.” (HR. Abu
Dawud, An-Nasa`i, dan At Tirmidzi dari Sa’id bin Zaid z dan sanadnya
shahih) (sumber)
Maka, semoga kematian kita suatu saat nanti adalah kematian terbaik, kematian khusnul khatimah.. :)
Tegal, 240713, 06:10
nice artikel mbak.. saya jadi pembaca pertama,, :-)
BalasHapussemoga kematian akan menghampiri kita semua dengan Baik dan kita dipanggil ke Hadapan-Nya dengan keadaan Khusnul Khotimah.. Aamiin.
Renungan untuk mengawali pagi..
aamiin..
BalasHapusnice mbak, satu hal lagi yang sudah pasti diatur olehnya, yaitu kematian :D *selain jodoh dan rizky*
Subhannaal. semoga kita nanti termasuk pada golongan yang khusnul khatimah ya mbak..
BalasHapusnice posting mbak Ila :)
Typoooo.. maksudnya Subhanallah :)
HapusAaamiinnn...
BalasHapusSelalu persiapkan kematian kapanpun dan dimanapun..
Semoga kita semoga meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.. aamiinnn ^^
Amiin.. ^_^
BalasHapusKakek Aisyah yang baru meninggal beberapa bulan yang lalu juga meninggalnya senyum dan tempat tidurnya wangi.. semoga beliau Rahimahullah mendapat khusnul khatimah, Amin..
Sangat bermanfaat...syukron
BalasHapus