Pages

Senin, 30 September 2013

[Sharing] Kisah Keluarga Buya HAMKA

[Sharing] Kisah Keluarga Buya HAMKALelaki itu, misalnya, menuruti saran sang perempuan agar dirinya tidak menerima pangkat mayor jenderal tituler dari pemerintah (wakil pemerintah dalam hal ini, waktu itu, Jenderal Nasution). Begitu pula saat lelaki itu ditawari menjabat Duta Besar RI di Arab Saudi.

Kekuasaan dan kelimpahan harta di depan mata, tapi perempuan yang selalu di sisinya bertanya: "Kalau sibuk, kapan waktu untuk mengaji Al-Quran yang tidak pernah ditinggalkan sejak kecil, kapan waktu untuk membaca dan menambah ilmu pertanyaan yang bertaut pada akhirat."


Perempuan itu ingin lelaki yang mencintainya, yang dicintainya, memilih peran di sebuah masjid yang baru berdiri di dekat komplek rumahnya: Masjid Agung Al-Azhar. “Lebih terhormat dihadapan Allah,” katanya kita bisa membayangkan tatapannya yang lembut tapi yakin.



Dan lelaki itu menurut. Perempuan itu telah memberinya keteguhan hati: "Jangan-jangan ia memang tak butuh pangkat dan jabatan, jangan-jangan ada yang jauh lebih berharga ketimbang sejumlah rupiah dan sebuah posisi."

Maka saya ingat, setelah perempuan itu wafat, lelaki berkopiah itu selalu shalat sunnah dan berdoa jika ingat padanya —perempuan terbaik dalam hidupnya—dan kuat sekali lanjut membaca kitab suci sampai 5-6 jam sampai mengantuk, sampai 6-7 kali khatam per bulan. Ketika anaknya bertanya kenapa ia begitu rajin, sampai lembur mendoakan segala, lelaki itu berkata sesuatu yang memang tak mudah: “Ayah takut, kecintaan Ayah kepada Ummi melebihi kecintaan Ayah kepada Allah.”

Saya ingat siapa lelaki yang mengajari kita tentang cinta dan aqidah itu: namanya Hamka. Dan perempuan itu: istrinya.

Akhlak istri adalah cerminan akhlak suami, kalau kata orang.

====

Saya baru tahu tentang kisah keluarga HAMKA ini, semoga bukan saya saja yang bisa belajar dari kisah ini, maka saya tuliskan dan berbagi di sini. :)

Dapet dari status temennya adek

12 komentar:

  1. semoga memberi pelajaran untuk kita semua,,
    benar2 top ya bisa khatam6-7x sebulan,,ckckck subhanalloh

    BalasHapus
  2. Makasi sharingnya La
    Btw, aq sepertinya bakal dikirimi buku terbaru ttg Buya HAMKA deh, tapi kok belum datang2 yak *pak pos mana nih

    BalasHapus
  3. 6-7 kali khatam, PR 1x khatam aja terseok-seok T__T

    TFS,k :)

    BalasHapus
  4. Buya Hamka itu memang spiritualis sejati Mbak. Saya sering dengar bahwa Buya Hamka itu agamanya 'hebat'. Tapi saya baru tau di sini bahwa Buya Hamka bisa begitu karena peran istrinya juga.
    Hatam 5-6 kali sebulan? Mau.. saya aja sebulan 1 kali hatam sudah ngos-ngosan :D

    BalasHapus
  5. Subhanallah ... istri beliau cerminan Khadijah - kecintaan Rasulullah. SUbhanallah .. inspiratif sekali Ila ....

    BalasHapus
  6. Mba...sy itu pengagum Buya Hamka ...terima kasih ya sharingnya....sebagian buku2nya sdh saya baca termasuk karya Irvan Hamka "Ayah". Tapi mungkin mba punya info lainnya tentang Karya2 Buya Hamka lainnya. Sangat mengharapkan lho infonya.... Tks

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya taunya yg judul Ayah itu, mba. Kurang tau yg lainnya. :)

      Hapus
  7. Merinding mba.. Jaman skarang adalah yg menolak jabatan? Hiks..ingin jadi istri seperti itu:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mba Kania. Semoga Allah karuniakan keberkahan bagi keluarga kita. Aamiin. :)

      Hapus
  8. Ini keren. Izin share link mbak di twitter aku ya. Biar yang lain juga tahu tentang ini.

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)