“Bangga? Apa ya?” Aku justru bertanya kembali padanya.
Selintas, aku hanya ingat bayangan saat rasa bangga begitu kuat menghujam dalam dadaku. Ketika menang lomba menulis tiga tahun lalu. Rasanya, hmm... senang, bahagia, dan haru jadi satu. Seisi ruangan menatapku ketika seorang petinggi surat kabar memberiku piala tanda kemenangan. Sejurus kemudian aku berpindah ke meja tempat dudukku, sedikit nervous saat seorang mbak reporter menanyakan padaku tentang kemenangan ini. Apa rasanya menang, apa aku sudah lama menulis, apa pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain yang ingin mengikuti jejakku. Lagi, seorang ibu pembina peserta yang ikut lomba juga menanyakan padaku. Agak canggung aku menjawabnya karena ini memang pertama kalinya.
Rasa bangga?
Ya, ada rasa itu.
Tapi aku lebih suka menyebutnya rasa bahagia. Bahagia ketika petinggi surat kabar itu memberi apresiasi atas ideku, mengatakan bahwa sekecil apapun karya kita, semoga suatu saat bisa mewujud nyata dan bermanfaat bagi orang lain.
Aku, ya... bahagia.
Ketika usulan tentang project banjir kanal untuk membendung laju banjir di semarang -akhirnya tiga tahun setelahnya- kini sudah terealisasi. Rasanya tak ada yang lebih membahagiakan selain karyaku diterima dan diwujudkan untuk keberlangsungan masyarakat.
Aku, ya... bahagia.
Ketika usulan tentang project banjir kanal untuk membendung laju banjir di semarang -akhirnya tiga tahun setelahnya- kini sudah terealisasi. Rasanya tak ada yang lebih membahagiakan selain karyaku diterima dan diwujudkan untuk keberlangsungan masyarakat.
Rasa bahagia itu menjadi syukur dan membuncah. Sesekali kini pandanganku masih menuju piala hadiah itu. Dan aku menunduk, sembari membaca lagi sebuah janji dalam hati yang kini jauh lebih kuat. Semoga apapun yang menjadi bahagiaku, juga menjadi bahagia untuk orang lain, itulah bangga yang kuinginkan.
Aku mau bekerja keras mengejar apapun yang aku inginkan, menitinya sedikit demi sedikit, dan mengatakan, “Bagiku, ini berarti segalanya.” Itu berarti aku tak akan mundur sedikit pun.
Impianku yang terbesar mungkin belum mewujud kini tapi menitinya sejak dini adalah langkah awal untuk menjadikan ia ada. Dan saat aku akan mendapatkan impian itu, aku bangga telah menempuh sekian lama perjalanan. Tegar melewati setiap tahapannya. :)
Inilah arti bangga menurutku, kalau kamu?
"Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Artikel CineUs Book Trailer Bersama Smartfren dan Noura Books."
Wah, kemenangan yang keren, kak :D
BalasHapusKereeen, Nona. TErharuuu baca ini, sungguh. :)
BalasHapusKebaikan yang melahirkan kebaikan. Bahagia yang melahirkan bahagia :)
wah keren nih mbk ila,sama mbk,,bangga itu tidak jauh2 dari rasa senang dan bahagia^^
BalasHapusapapun yang menjadi bahagiaku, juga menjadi bahagia untuk orang lain, itulah bangga yang kuinginkan. Keren! Semoga selalu tegar untuk melewatinya ya kak. :)))
BalasHapusIkut merasakan kebanggaan yang diliputi kebahagiaan :)
BalasHapussaya selalu bangga sama mba ila..sungguh..
BalasHapusAku selalu punya bangga punya teman kayak Mbak Ila... :D
BalasHapuskeren kak.. bangga bgt menang lomba menulis :) .
BalasHapusImpian itu memang harus dikejar sejak dini. Semangat :)
BalasHapus