Buku Beasiswa di Telapak Kaki Ibu ini salah satu buku yang saya baca lama, bukan karena bukunya jelek, tapi karena banyak sekali hikmah di setiap babnya. Sehingga saya enggan untuk menuntaskannya terlalu cepat. Butuh dicerna dulu hikmahnya baru nanti ganti bab lainnya. Btw, ada bab yang saya suka di buku ini, salah satunya adalah tentang kisah ashabul kahfi. Dalam kehidupan nyata kita, menjadi ashabul kahfi yang esensinya adalah jauh dari hingar bingar dunia membuat saya sadar, sebenarnya justru ketika menjauh itulah hidup di dunia justru serasa ga ada apa-apanya.
Kalo kata Irfan Amalee, ketika ia melakukan khuruj atau perjalanan untuk berdakwah di Amerika selama 3 hari, ia mengalami pengalaman spiritual.
"Setiap pulang khuruj, saya merasa dunia sepeti asing. Sulaiman menyatakan pengalaman yang sama. Mungkin beginilah perasaan yang dialami pemuda Ashabul Kahfi saat menyaksikan pasar begitu asing, padahal mereka rasa baru semalam mereka tinggal di gua. Kisah Ashabul Kahfi menyimbolkan kekuatan zikir yang mampu membekukan waktu 390 tahun bisa hanya terasa semalam."(halm 133)
Kedengarannya aneh ya, tapi memang kenyataannya begitu. Coba saja suatu saat kamu menjauh dari hingar bingar dunia, rasanya dunia akan jadi asing. Ga ada apa-apanya dibanding yang abadi dan kekal nanti, akhirat.
Saya jadi ingat lagi ternyata kisah ashabul kahfi ini pernah diadaptasikan ke sebuah novel anak modern oleh bunda Ary Nilandari, *tepok jidat baru nyadar* Bulan lalu saya resensi bukunya di resensi kiky, dan memang ada kejadian seperti ashabul kahfi ini, di lorong seratus hari.
Jadi, benarkah waktu bisa dibekukan? Saya rasa, iya. Bahkan ketika meluangkan waktu lebih banyak untuk dhuha dan tilawah, hari seakan jauh terasa berbeda dari sebelumnya. Kamu mau coba? ;)
Foto covernya mana mbak? Penasaran sama bukunya.
BalasHapusJadi pengen nyoba nih ka ..hmm
BalasHapusduh aku suka nunda-nunda nih Ila, terima kasih ya sudah mengingatkan melalui postingan ini
BalasHapus