Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Sabtu, 04 Januari 2014

#1Hari1Ayat : Belajar Menyederhanakan Perasaan



Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. (Q. S. Al Fatihah 1: 1)

Dari kemarin di TL fb saya heboh tentang artikel berjudul : Sudah nikah, jangan lebay ah. Banyak respon datang dari teman-teman, menshare kembali dan berkomentar. Ada yang pro, ada yang kontra juga. Sebenarnya saya masuk kategori yang pro dengan artikel itu. Mesra sama pasangan itu memang harusnya adanya di ranah privasi, bukan publik. Kalo pun publik, jangan berlebihan, apalagi bagi pengantin baru. Saya memang belum nikah, jadi tau bagaimana rasanya jadi si lajang yang sering dikompori teman-teman yang lebay begitu. Inginnya, jika pun ada rasa cinta pada pasangan, sederhanakanlah saja perasaan itu. Takutnya perasaan cinta yang meluap-luap itu suatu ketika akan jadi benci, maka cintailah secara sederhana, tak berlebihan.

Sama seperti yang saya temukan dalam al quran. Dari sekian banyak ayat al quran, saya terpesona dengan bacaan al fatihah. Al fatihah surat sederhana hanya terdiri dari tujuh ayat namun disebut sebagai ummul kitab, induk al quran. Kalo lebih detail lagi cobalah baca basmalah yang merupakan ayat pertama dari surat itu. Bagaimana Allah dengan indah membuat kita jatuh cinta dengan ayat pertamanya. “Dengan menyebut nama Allah  yang maha pengasih lagi maha penyayang.” Saya belajar bahwa Allah saja yang cinta sekali pada kita, memberi  surat cinta saja dengan bahasa yang to the point, sederhana, dan tegas.  Bahwa Dia adalah maha memiliki sifat pengasih dan penyayang. That’s point! Simple. Sesederhana itu Dia mencintai kita, dengan kasih dan sayangnya yang terangkum dalam satu ayat saja. Yang jika ingin diurai lebih detail, maka seluruh isi al quran adalah bukti  kasih dan sayang Allah dengan peringatan dan aturan yang ditetapkannya pada umatNya.

Jadi, saya rasa menyederhanakan perasaan akan lebih membuat kita belajar menempatkan porsi secara wajar, sehingga jika suatu saat kita kehilangan maka tak ada rasa berat untuk melepaskan. Muara cinta yang diajarkan Allah pun adalah keikhlasan. Maka jika perasaan kita pada pasangan masih meletup-letup cobalah tanya pada diri sendiri, apa jika suatu saat kehilangan kita tidak akan jadi gila karenanya? Semoga penjelasan saya bisa dipahami ya, saya hanya ingin menempatkan porsinya sesuai  tempatnya, ada ranah privasi, ada ranah publik. Kita harus tau batasan-batasannya bagaimana mengurai perasaan cinta itu agar tetap sederhana dan membumi. Ya, saya pun masih belajar untuk hal ini. :)

4 komentar:

  1. ah iya males banget liat yang mesra2an lebay di TL meskipun dengan pasangan sahnya

    BalasHapus
  2. pas mbk ulasannya,pesannya juga sesederhana ulasannya....terima kasih^^
    baru baca artikrl diatas,hehehe...ada2 aja ^^

    BalasHapus
  3. setuju2 kak Ila..
    cinta emang jangan berlebihan, karena boleh jadi suatu hari nanti malah jadi benci, hihi.. ^__^

    BalasHapus
  4. wah, entah kenapa beberapa tulisan mbak "1 hari 1 ayat" membuat semuanya sederhana tapi ngena. keren mbak!

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)