Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. (Q. S. Al Fatihah 1: 1)
Dari kemarin di TL fb saya heboh tentang artikel berjudul :
Sudah nikah, jangan lebay ah. Banyak respon datang dari teman-teman, menshare
kembali dan berkomentar. Ada yang pro, ada yang kontra juga. Sebenarnya saya
masuk kategori yang pro dengan artikel itu. Mesra sama pasangan itu memang
harusnya adanya di ranah privasi, bukan publik. Kalo pun publik, jangan
berlebihan, apalagi bagi pengantin baru. Saya memang belum nikah, jadi tau bagaimana
rasanya jadi si lajang yang sering dikompori teman-teman yang lebay begitu. Inginnya,
jika pun ada rasa cinta pada pasangan, sederhanakanlah saja perasaan itu.
Takutnya perasaan cinta yang meluap-luap itu suatu ketika akan jadi benci, maka
cintailah secara sederhana, tak berlebihan.
Sama seperti yang saya temukan dalam al quran. Dari sekian
banyak ayat al quran, saya terpesona dengan bacaan al fatihah. Al fatihah surat
sederhana hanya terdiri dari tujuh ayat namun disebut sebagai ummul kitab,
induk al quran. Kalo lebih detail lagi cobalah baca basmalah yang merupakan
ayat pertama dari surat itu. Bagaimana Allah dengan indah membuat kita jatuh
cinta dengan ayat pertamanya. “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.” Saya belajar bahwa Allah saja yang cinta sekali pada kita,
memberi surat cinta saja dengan bahasa
yang to the point, sederhana, dan tegas. Bahwa Dia adalah maha memiliki sifat pengasih dan penyayang. That’s
point! Simple. Sesederhana itu Dia mencintai kita, dengan kasih dan sayangnya
yang terangkum dalam satu ayat saja. Yang jika ingin diurai lebih detail, maka seluruh isi
al quran adalah bukti kasih dan sayang
Allah dengan peringatan dan aturan yang ditetapkannya pada umatNya.
Jadi, saya rasa menyederhanakan perasaan akan lebih membuat
kita belajar menempatkan porsi secara wajar, sehingga jika suatu saat kita
kehilangan maka tak ada rasa berat untuk melepaskan. Muara cinta yang diajarkan
Allah pun adalah keikhlasan. Maka jika perasaan kita pada pasangan masih
meletup-letup cobalah tanya pada diri sendiri, apa jika suatu saat kehilangan
kita tidak akan jadi gila karenanya? Semoga penjelasan saya bisa dipahami ya,
saya hanya ingin menempatkan porsinya sesuai
tempatnya, ada ranah privasi, ada ranah publik. Kita harus tau
batasan-batasannya bagaimana mengurai perasaan cinta itu agar tetap sederhana
dan membumi. Ya, saya pun masih belajar untuk hal ini. :)
ah iya males banget liat yang mesra2an lebay di TL meskipun dengan pasangan sahnya
BalasHapuspas mbk ulasannya,pesannya juga sesederhana ulasannya....terima kasih^^
BalasHapusbaru baca artikrl diatas,hehehe...ada2 aja ^^
setuju2 kak Ila..
BalasHapuscinta emang jangan berlebihan, karena boleh jadi suatu hari nanti malah jadi benci, hihi.. ^__^
wah, entah kenapa beberapa tulisan mbak "1 hari 1 ayat" membuat semuanya sederhana tapi ngena. keren mbak!
BalasHapus