Tidakkah engkau memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu,
bagaimana Dia memanjangkan (dan
memendekkan) bayang-bayang dan sekiranya Dia menghendaki, niscaya Dia
jadikannya (bayang-bayang itu tetap), kemudian Kami jadikan matahari sebagai
petunjuk, kemudian Kami menariknya (bayang-bayang itu) kepada Kami sedikit demi
sedikit.
Q. S. Al Furqan 25: 45-46
***
Jalanan siang itu ramai, berdebu dan riuh dengan suara dan
asap kendaraan. Aku berjalan sendirian di tepi trotoar, hendak melangkahkan
kaki menuju suatu tempat. Hingga langkahku mendadak diiringi sesuatu. Kulirik
sebelahku, ada seekor anak kucing sedang berlarian di sekelilingku. Ia
berlari-lari kecil. Sesekali ia mengendus bau sekitarnya, mungkin mencari bau
emaknya. Aku tak tahu apa ia kehilangan arah atau apa, karena sejak ia berjalan
bersisian di sampingku, tubuh ringkihnya yang terlalu kurus itu telah mencuri
perhatianku. Kasian, iya kasian. Kurus, dengan tatapan mata yang seakan meminta
perlindungan.
Aku berlari karena udara semakin tak bersahabat, aku benci
udara penuh asap kendaraan. Bikin sesak nafas. Huh. Ternyata ia ikuti gerakanku.
Ia pun berlari juga mengikuti gerakanku. Tubuhnya meregang saat melompat dan
kulihat kecepatannya melebihi kecepatan biasa. Tapi kemudian ia berjalan biasa
lagi. Kuambil ponsel di tas dan kubidik gambarnya. Ada sesuatu yang menarik perhatianku
selain tubuhnya yang kurus itu dibalut warna kuning kecoklatan, bayangan
tubuhnya yang hampir hilang di bawah terik matahari. Setauku, bayangan itu penanda
kalau sebentar lagi waktu sudah hampir pukul duabelas siang. Lalu karena sudah
hampir mendekati waktu makan siang, semakin kupercepat langkah kakiku. Dan
hilanglah ia dari hadapanku. Mungkin ia juga akan segera menemukan apa yang ia
cari, mungkin induknya, mungkin makanan pengganjal perutnya yang kurus kering
itu.
***
Dalam sains, kami para anak matematika mengenal ilmu yang
secara turun temurun diwariskan pada generasi setelah kami, yaitu cara membaca waktu melalui bayang-bayang. Dulu di dinding samping lab matematika, ada jam khusus
yang dibangun untuk membuktikan teorema tentang itu. Bahwa bayang-bayang bisa
sebagai penunjuk waktu. Dulu kupikir hal seperti ini hal yang lumrah, maksudku
ilmu pengetahuan sudah menuliskannya, ternyata aku salah. Al Quran bahkan lebih
mulia menuliskannya lebih dulu sebelum ilmu pengetahuan meluas. Tengoklah ayat
yang kukutip di atas. Ada ayat yang secara langsung menyebutkan bahwa
bayang-bayang adalah bukti kekuasaan Allah, Allah lah yang memanjangkan dan
memendekkannya sesukaNya. Sebagai bukti bahwa bayang-bayang itu bisa menjadi
penunjuk waktu. Sudahkah kamu membaca ayat itu? Semoga kamu menemukan surat
cintaNya sama seperti saat aku membacanya. ;)
Ada dua tafsir:
BalasHapus1. Matahari tetap, bumi yang berotasi menentukan panjang bayang-bayang. Alloh mampu menghentikan rotasi bumi, bayang-bayang menjadi tetap panjangnya.
2. Cahaya dapat dibelokkan ditarik oleh kekuatan medan magnet/gravitasi sehingga menentukan panjang dan arah bayang-bayang (fenomena black hole).
Dia = Alloh. Kami = Alloh melibatkan objek/mahluk lain