Pages

Rabu, 27 Agustus 2014

Geliat Pasar Buku Anak di Indonesia

Buku Lima Sekawan di Pulau Seram ditulis Enid Blyton. Pinjam dari perpus kota Tegal. :D
Dulu saat kecil, saya pernah membaca karya Enid Blyton tentang petualangan di sebuah ruang bawah tanah. Sejak saat itu, saya suka serial petualangan dari penulis manapun. Buku Enid Blyton memang berbeda dengan buku seri penulis anak lainnya. Enid lebih suka menuliskan petualangan yang sederhana. Dalam serial Lima Sekawan, ia menuliskan kisah anak-anak pemberani pemburu misteri. Kisahnya tidak sampai melibatkan anak-anak untuk baku hantam dengan penjahatnya. Sebisa mungkin tidak membuat anak-anak seram dan jadi penakut. Namun sisi misteri mampu membuat anak-anak penasaran dan ingin memecahkan misteri tersebut.  


Karakter tokohnya pun beragam, seperti Anne yang rapi, pengatur dan cerewet, Julian yang bijak dan dewasa, George yang ternyata anak perempuan namun tomboi dan galak, serta Dick yang sigap karena selalu siap sedia alat-alat untuk membantu petualangan mereka bersama Timmy si anjing yang doyan makan dan mudah mengendus aroma untuk melacak penjahat. Dalam novel Enid Blyton berjudul Lima Sekawan di Pulau Seram, pembaca bisa belajar untuk mencintai binatang, seperti yang diajarkan oleh Wilfrid juga belajar untuk teliti hingga bisa memecahkan misterinya.  

Pembaca juga bisa belajar untuk menghargai dan mengambil hati orang lain, seperti yang diajarkan Julian, “Wilfrid merasa bangga jika Julian menepuk punggungnya sebagai tanda penghargaan.” (halaman 55, Lima Sekawan di Pulau Seram)

            Buku Enid Blyton banyak menginspirasi pembaca dan penulis karena kisahnya yang mengajak anak-anak mengembangkan imajinasi mereka tanpa batas. Dibalik kisah yang dituturkan ada sisi pengembangan character building yang akan selalu diingat dan membekas di hati anak-anak bahkan hingga dewasa. Bayangkan jika seorang anak mengingat dengan baik karakter Anne, ia pun akan ikut sifat tokoh yang diidolakannya itu.

            Buku anak yang menarik bagi saya adalah buku yang mengajak anak bermain sambil belajar. Porsi bermainnya memang banyak, tapi dari petualangan seperti yang dilakukan Lima Sekawan, anak-anak bisa belajar menyalurkan rasa ingin tahunya yang begitu menggebu untuk bisa diarahkan. Perlahan anak akan tahu bahwa menjadi pemberani itu keren! Anak tidak akan takut dengan hantu, penjahat atau phobia lainnya. Anak diajak mengenal hewan dan tumbuhan, bersahabat dengan alam.

            Buku yang baik pun tak melulu menawarkan kebahagiaan. Seperti buku yang ditulis oleh Clara Ng yaitu lima buku dalam seri Bagai Bumi Berhenti Berputar. Clara mengangkat berbagai peristiwa dan masalah menyedihkan dalam kehidupan seorang anak, seperti sakit, kematian, dan perceraian.

            Clara yang merupakan salah satu penulis peraih penghargaan kategori buku anak Adikarya Ikatan Penerbit Indonesia, memaparkan berbagai hal yang mungkin dialami dan dirasakan anak yang kebetulan menghadapi masalah yang membuatnya sedih. Misalnya, dalam Jangan Lupa Aku Mencintaimu, Clara mengisahkan soal perceraian, dari pertengkaran orang tua yang kadang harus disaksikan anak hingga perasaan bersalah anak karena berpikir merekalah penyebab perceraian.

            Memberikan pemahaman pada anak dengan gaya bahasa sederhana tentang berbagai hal yang tidak ideal terjadi dalam hidup sungguh bukan hal yang mudah. Tapi itu membuat anak berani menghadapi hal yang tidak ia sukai. Bagaimana pun anak harus diajari untuk menerima dua kondisi baik yang buruk maupun baik. Dengan demikian, rasa simpati anak pun tumbuh bila melihat kondisi buruk itu dialami oleh teman atau kerabat mereka. Bila ia sendiri yang mengalaminya, penguatan dari buku semacam ini akan membuat anak tegar menghadapi hidup.

         Buku anak di Indonesia saat ini banyak diminati oleh orangtua dan anak-anak. Kesadaran memberikan bacaan bermutu bertumbuh seiring dengan kesadaran orangtua bahwa menjadi orangtua yang baik pun perlu asupan ilmu. Dari buku-buku anak yang dibacanya itu orangtua bisa mendongengkannya pada anak. Kedekatan dengan anak tercipta lewat kegiatan mendongeng. Tumbuh suburnya budaya mendongeng pada anak dimanfaatkan oleh penerbit untuk menggempur pasar buku anak dengan beragam bacaan dongeng dari model buku bantal, pictorial book, maupun illustrated book.

Dongeng berjudul All by Myself di buku kumpulan dongeng futuristik
       Arleeen Amijaya, misalnya, membuat gebrakan dengan menulis dongeng futuristik, dongeng sering identik dengan masa lampau tapi di buku ini dongeng akan diciptakan di masa depan. Dalam bukunya ia menulis dongeng agar anak-anak membayangkan bagaimana masa depan dunia yang ia tinggali nanti. Lewat kisah All by My Self ia mengisahkan seorang anak yang menggunakan tekhnologi robot untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah anak akan belajar bahwa di masa depan, kelak robot akan diciptakan oleh anak-anak yang membacanya. 

Kumpulan Dongeng Futuristik (Futuristic Tales Collection)
            Penerbit, illustrator maupun penulis pun bergegas membuat buku yang sesuai dengan segmen pembaca anak ini. Serial dongeng dan novel anak pun makin dibanjiri penulis-penulis baru yang signifikan menambah daftar panjang judul buku yang bagus. Ada juga komik dan ensiklopedia ilmu sains dan tekhnologi yang digemari anak-anak karena ilustrasinya yang cantik dan bahasanya yang khas anak-anak. 

            Buku anak berkembang dengan pesat. Buku anak lebih potensial untuk digali oleh penulis-penulis baru karena jumlah peminatnya yang membludak dengan pangsa pasar yang menjanjikan. Ada pula seri buku dongeng yang bilingual, sehingga anak bisa belajar bahasa Inggris dengan lebih menyenangkan.

            Di perpustakaan kota tempat saya tinggal ada ruang khusus kids corner untuk bacaan anak. Di mana anak bisa dengan leluasa mampir sepulang sekolah dan membaca buku di tempat maupun dipinjam. Jika budaya membaca telah tumbuh dan berkembang, saya optimis Indonesia akan jauh lebih baik karena generasi mudanya telah cinta membaca sejak dini. 

Artikel ini diikutsertakan dalam Parade Ngeblog IKAPI JABAR - Syaamil Quran #PameranBukuBdg2014 


4 komentar:

  1. Mantaap mba...^^
    Semoga sukses ya...

    BalasHapus
  2. sekarang buku anak lebih banyak dan variatif ya mbk :)

    BalasHapus
  3. Buku anak mengalami perkembangan yang cukup bagus saat ini ya La :)
    Melalui tulisan dan gambar, anak2 bisa belajar banyak hal

    BalasHapus
  4. Di perpusda kota saya juga ada ruang baca khusus anak. sayang buku-bukunya kurang up to date.

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)