Belakangan saya jarang update di social media kecuali ig. Itu pun dalam rangka biar rada enakan kepalanya. Ahaha. Iya, rasanya berita di tv belakangan ini, dengan isu yang berentet bikin kepala mau meledak. Dari kenaikan harga, pergantian kurikulum, syiah, dll. Belum lagi masalah mood yang kadang suka jumpalikan kalo abis baca berita begitu. Jadinya lebih baik skip untuk hal-hal yang bermanfaat. Makanya saya sengaja menghindar dari social media. Rasanya itu kayak... apa ya. Ngerasa ada dementor di sekeliling saya kalo ada berita negatif. Energi kekuras untuk hal yang sebenernya ga perlu.
Sempet pengen hapus fb. x) Well, tapi saya inget kalo masih ada banyak manfaat di sana, meskipun sekarang tumpang tindih sama hal-hal yang negatif itu. Trus, saya baca di 7 habits for high effective people, bahwa sebenarnya kitalah yang mengendalikan reaksi dari luar. Ada orang yang menggunakan pikirannya dengan berpusat pada pasangan, keluarga, uang, kerja, harta, kesenangan, teman bahkan musuh. Ada pula yang memusatkan pikirannya pada kegiatan religius dan prinsip kebaikan. Pusat pikiran itulah yang menyerap sebagian besar pikiran kita dan menentukan mood kita hari itu. Seperti ini misalnya : orang yang berpusat pada pasangan, ketika bertengkar dengan pasangan maka seluruh dunianya runtuh. Pernah lihat orang yang seperti ini? Tengoklah kanan kiri kita, kita akan tahu orang-orang tertentu telah memilih pusat kehidupannya masing-masing.
Kalau dari buku yang saya baca itu, yang paling baik berpusat pada prinsip. Prinsip-prinsip hidup yang kita pilih dengan sadar sehingga membuat kita jadi tahu konsekuensi apa yang akan terjadi ketika prinsip itu lepas. Pusat kendali ada pada diri kita untuk setiap pikiran yang masuk, kitalah yang mengendalikan dengan prinsip yang ada. Karena saya Islam, ya... sudah sewajarnya harus kembali pada prinsip yang diajarkan dalam Al Qur'an dan Hadits. Sesuai dengan anjuran Rasulullah. Sebab di setiap prinsip itu ada kejayaan. Misalnya saja untuk "diam di saat marah", "bekerjalah sungguh-sungguh hari ini seakan-akan esok engkau akan mati", dll.
Memang ada saatnya untuk bilang, "Ini penting untuk saya, urusan lainnya tidak." Semacam egois, tapi lebih baik begitu daripada memasukkan hal-hal yang sebenarnya bukan prioritas yang akhirnya malah menjadi dementor yang menghisap energi baik.
Anyway, selamat berakhir pekan ya. Semoga menyenangkan. ;)
Samaaaa La, aku juga belum bs ninggalin fb. ada banyak hal di sana. akhirnya, akhir2 ini skip aja yang negatif2. jangan coba nimbrung di sebuah debat tak berkesudahan, itu salah satu cara mnghindari stress tak berkesudahan. Udah jera, pernah kena batunya, hahahaaa...
BalasHapusIya, mba Eky. Lebih baik dihide atau skip aja. Daripada nanti notifnya bikin kepala pening hehe
HapusDuh mbak ila ini sangat cocok sekali dengan saya, postingan resign itu.
BalasHapusAkhir2 ini saya terpusat dgn urusan satu itu sampai2 saya lupa prinsip saya. Tapi untunglah, semua akan segera berakhir.
Semoga segera membaik ya, mba Ika. Ada yang lebih penting, bahagialah dengan pilihan kita.
Hapusbener banget Ila...
BalasHapusantara penting dan g penting sosmed itue...
ambil pentingnya buang yang gak penting ^^
yups, sepakat. Tos dulu, mba! :D
HapusDementor yang ada di Harry Potter? :3
BalasHapusanaloginya seperti dementor yang di harpot, bun. dekat2 dengan mereka berarti dekat dengan sumber masalah.
Hapusjika kita mau secara bijak menggunakan medos, maka kita akan memperoleh manfaat di dalamnya ya...
BalasHapusiya, mba Santi.
HapusTak ada salahnya di akhir pekan ini kita menenangkan pikiran kita sejenak dari riuhnya berita di tv itu. Tetap semangat :-)
BalasHapusYups, sekarang aktivitasnya sedang dikurangi.
HapusKalo gak salah dementor itu kan semacam sikap yang ditunjukkan oelh orang lain untuk menghancurkan semangat yg kita miliki? dementor itu aku kenal pas film harry potters
BalasHapusyuhuu. dementor dalam tanda kutip ya.
Hapusiye kadang sua emosi sendiri baca berita negatif...jadi buang buang energi ya heheheh...
BalasHapusiya, mba.
Hapuswah bener banget, sosial media yang dimaksud pastilah yang sering terkoneksi dalam hp xD rasanya memang lega kalau jarang buka itu, dan pasti ada aja kegiatan yang bikin lupa sama sosial media.
BalasHapuskarena, mungkin dunia nyata itu lebih jujur daripada sosial media mbak, mungkin :)
ga tau juga sih. tapi baik di dunia nyata maupun maya memang baiknya menghindari para 'dementor' ini. ada juga yang di dunia nyata bikin pikiran terserap ke masalah yang sama. pernah ngalami juga, mba?
Hapusfb saya juga jarang kepake, la. paling buat share link blog sama ikutan kuis share sekali2. gak kayak dulu deh... bedaaa banget
BalasHapusPantesan akhir2 ini mba ila jarang muncul. Kangen di sapa mba ila deh :p
BalasHapusBenar sekali, Mbak, punya prinsip dan memegangnya dengan teguh itu penting sekali. Apalagi di zaman yang riuh seperti ini.
BalasHapuswaah setuju mbak,ada baiknya kita skip dulu sosmed untuk menghindari dementor,lebih fokus ke ada yang manfaatnya aja ya mbak :)
BalasHapusKalo saya sih, mbak, klo kira-kira ada yang share, selama tidak kasar atau flooding, saya anggap berbagi info aja, karena gimanapun kita perlu tahu. malah kalo saya lebih milih bacaan (dgn sumber yg kredibel tentunya) dari pada dengar dr tv apalagi dengan gosip dari mulut orang. paling nggak kita bisa mikir sambil baca, nggak dicekoki tapi makan sendiri. karena gimanapun kita muslim tak boleh buta politik, kata suami. :)
BalasHapusya tapi balik lagi seperti kata mbak Ila sih, yg penting nggak sampai menghisap energi positif seperti dementor... ^^
uni akhir2 ini lebih milih off notifikasi aja utk yang gak nyaman dibaca di fb, Illa :D
BalasHapusYes Mba, prinsip. Mencegah dementor-dementor itu ngisep kebahagiaan kita juga kudu banyak-banyak berdoa, bersyukur untuk aku hihi. Btw, aku dari SMA, sampe 5 tahun ini masih terus baca 7 habits for high effective people :D
BalasHapus