Pages

Senin, 14 September 2015

Couplepreneur

Lelaki itu, perempuan itu. Setiap hari saya melihat mereka beradu argumen tentang segala hal kecil yang jadi masalah. Mulai dari tauge plastik yang kelupaan ditaruh di motor, hingga ribut hal-hal lainnya seperti tutup panci maupun pisau dapur yang ketinggalan di rumah. Saat melihatnya komentar saya hanya satu. “Lha kok samben dino ribut wae. Sambat terus. Kapan jualannya?”


Yang saya tahu, rezeki pasangan yang berbisnis bersama itu bisa datang dari eratnya keakraban. Jika salah satunya tidak ridha ketika pergi mencari nafkah, maka rezeki yang datang hanya akan sedikit. Kata tetangga saya, pamali melepas suami/istri pergi kerja dengan suasana cemberut, muka ditekuk, dan sederet perasaan marah maupun sebal yang terpatri di hati. Meskipun itu secuil, meskipun ditampakkan hanya sekilas. Tapi, pamali banget.

Tadi saya baca tulisan di mba Mira tentang couplepreneur. Ternyata bisnis bareng partner yang sesungguhnya paling baik ya dengan pasangan (suami istri) bukan dengan teman atau saudara. Karena uang nggak ada temannya, bikin nanti persahabatan justru hancur. Dan katanya kalau couplepreneur itu musti sering-sering ngalah sama istri. Apalagi kalau bisnis lagi down. Melihat tulisan itu saya jadi sadar, sebenarnya bisa kok dua orang (suami istri) jadi pasangan yang bahu membahu dalam bisnis. Hanya saja ya itu tadi. Pamali melepas pasangan saat marah. Bisa keluar semua sumpah serapahnya kalau lagi sebal, dan itu ngaruh ke psikologis suami/istri.

Makanya seiring waktu saya masih sering mengamati ekspresi dua orang yang sama-sama menjalankan perdagangan dari awal itu. Mulai dari nol, hingga mendapatkan banyak pemasukan. Kalau waktu dagang saja ribut terus apalagi di rumah. Surga yang sudah kita tahu mungkin hanya akan menjadi impian yang tidak akan terwujud sama sekali. Wajah yang teduh itu salah satu bagian dari surga di dunia lho. Dan nggak semua orang bisa mendapatkannya karena ya itu, bisa saja orang bakal malas untuk datang lagi membeli dagangannya kalau suasananya tidak nyaman.

#NtMS

5 komentar:

  1. kebetulan bulek sama paklekku bisnis bareng,percetakan...yang satu ngehandle pesanan yang kekuar alias wira wiri ngantar barang dan yang satunya stay di workshop. seru sih kadang kalo lihat hehehe..

    BalasHapus
  2. aku masih ingin memulai berbisnis dgn suamiku...tp ya itu kadang ada banyak kendala...hehehe...

    BalasHapus
  3. Aku baru mo mulai ni mbak..moga2 ga banyak berantem yah nantinya. Wish us luck ;)

    BalasHapus
  4. AKu selalu membayangkan bisa bisnis keluarga supaya bisa ngumpul, nggak ldr begini :)

    BalasHapus
  5. lagi kumpulin modal buat buka usaha bareng suami..Bismillah..

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)