Sebagai
anak matematika yang banyak hitung-hitungan, bahkan mau ke mana aja perlu mikir
hitungan biayanya, saya kadang merasa terkaget-kaget melihat pola hidup orang
lain yang terkesan loyal. Seperti misalnya saat membeli sesuatu hanya untuk
diberikan pada orang lain dengan cara yang sangat mudah. Dalam hati kadang
pengin bilang sama orang itu, “Huwaa, kamu nggak merasa menghabiskan dana
dengan boros? Trus gimana hidupmu nanti?”
Meski akhirnya orang-orang seperti
dirinya tetap saja saya bisa temui di hidup saya dengan mudah. Orang yang mudah
memberi pada orang lain, seperti saat dulu pernah beberapa orang memberi
sesuatu yang buat saya wah, seperti handphone, modem, buku, dll. Nggak, saya
nggak minta. Tapi tahu-tahu dijadiin hadiah. Buat saya yang tahu gaya hidup
memberi sesuatu ini sebagai sebuah pemberian yang ya... gimana ya, kenapa nggak
dipikirkan dulu? Kaan, sayang...
Tapi
saya jadi ingat, hal yang semacam ini biasanya sudah watak. Watak atau karakter
orang itu memang beda-beda kan ya, ada yang loyal dengan orang, memberi apa
yang orang lain butuhkan dengan sigap, bahkan tanpa diminta, memberi tanpa
menghitung apakah akan untung atau rugi. Sejatinya, saya justru belajar dari
mereka, orang yang selama hidupnya tanpa sadar memberi saya pemahaman bahwa
uang tak boleh diletakkan di dalam hati, tapi justru di tangan. Gunakan uang
untuk hal-hal yang bersifat kebaikan, dan pakai untuk memberi pada sesama.
Entah
harus ngomong apa, tapi seringkali hal ini justru membuat saya jadi berpikir,
bagaimana mereka menjalani hidup selama ini? Saya tahu ada orang yang suka
banget ngasih makanan, kue-kue sama orang lain, seperti tetangga saya yang baik
banget. Tiap kali masak, dia memberi tetangganya masakan yang sama. Rasanya?
Jelas lebih enak dari buatan warung karena bumbunya lowah-loweh dan lebih
terasa nendangnya. Seringnya malah saya heran dengan kebiasaan memberi makanan
ini. Kalau makanannya memang dia buat dalam jumlah banyak, seharusnya sih dia
bisa menakar kira-kira seberapa yang diperlukan untuk cukup hanya satu rumah.
Yah, kalau kebanyakan kan juga mubazir, sayang kalau akhirnya bersisa banyak
dan tersisa di kulkas.
Pernah
juga saya dengar curhatan seseorang tentang suaminya yang terlalu loyal pada
orang lain. Memberi tanpa menghitung-hitung ini ternyata jadi kebiasaan yang
akhirnya membawa dirinya pada keuangan rumah tangga yang nggak stabil. Suami
yang hobi ngasih, akhirnya memang dianugerahi istri yang bawel haha. Bawel soal
apa? Apalagi kalau bukan soal uang. Bagaimana pun uang ketika sudah menikah
adalah uang bersama kan? Kalau uang bersama itu tidak digunakan dengan bijak
nanti gimana dong selanjutnya?
Trus
gimana sebaiknya prosentase memberi pada orang lain ini?
Saya
yakin bahwa yang memberi hadiah pada orang lain punya pertimbangan tertentu. Trus, setelah saya menghitung, ternyata ada 5 alasan mengapa orang memberi hadiah.
Nah, ini dia...
Nah, ini dia...
Inilah 5 alasan mengapa orang memberi hadiah :
1. Hari spesial
Hari spesial bisa jadi pilihan untuk memberikan hadiah. Jika
tak ada hari spesial, setiap hari pun bisa dibuat spesial dengan unsur kejutan
dari hadiah ini.
2. Merayakan pencapaian
Jika pencapaian sudah melebihi target, ada rasa syukur yang
akhirnya mengalir lewat hal-hal baik seperti memberi hadiah ini.
3. Melembutkan hati
Ada orang yang memberi karena ingin melembutkan hatinya. Percaya
kalau orang seperti ini ada? Ada, banyak. Saya tahu ada banyak orang seperti
ini yang merelakan uangnya untuk memberi lebih sering dari yang biasanya, hanya
untuk membuat perasaannya jadi lebih lembut dan membaik.
4. Saling terkoneksi
Saya sering lihat ada bawahan yang memberi pada atasannya
banyak makanan atau paket. Sebenarnya jika sekarang itu dimasukkan ke dalam
rumah, paket tersebut bisa jadi dianggap sebagai gratifikasi. Tapi bagaimana
menyiasatinya agar tidak menjadi hal yang justru menjadi bumerang? Saling
terkoneksi adalah tujuan yang mulia, agar orang merasa terkoneksi dengan kita,
bisa dengan memberinya sesuatu yang ia sukai.
5. Kelebihan barang
Kadang ada yang ngasih barang tertentu yang ia miliki karena
barang di rumahnya sudah penuh. Well, yang seperti ini perlu banget disodorin
keranjang. Haha. Siapa tahu besok dia beberes lagi kamarnya dan barang yang dia
timbun bisa dilungsurkan ke orang lain. Saya tahu rasanya menjadi penimbun dan
kadang entah kenapa kok ya merasa penyakit menimbun barang ini kambuh-kambuhan.
Dalam beberapa waktu bisa sembuh, besoknya mungkin bakal beli lagi apa yang
disuka.
Ada
banyak orang seperti itu yang secara nggak sengaja Allah hadirkan dalam hidup
saya. Seringnya kadang saya masih terkaget-kaget dengan hal itu, yang bikin
saya jadi berpikir, aih, ini orang kok ya dermawan sekali, kakakk. Kalau kamu,
pernah ketemu orang kayak gitu juga? Gimana kesan pertamamu, temans? :D
nb : postingan efek habis gemes sama orang yang terlalu loyal :))
Alhamdulillah kalo ada orang yg mudah memberi, insya allah hidupnya berkah, karena dia sudah menyenangkan orang lain, bisa jadi tabungan pahala buat dia. Aku juga masih terus berusaha melembutkan hati dgn banyak memberi.
BalasHapusIya, bun. Berkah untuk hidupnya dan keluarganya. Biasanya keluarga juga kecipratan kalau ada orang baik kayak gitu. Melembutkan hati juga kadang bikin nangis, hehe :D
Hapusmemang terkadang saya juga menjumpai orang yang sangat dermawan seperti yang mba tulis di atas. saya juga bingung, kok bisa mudah banget untuk memberi ke orang padahal orang lain itu bukan siapa2nya dia. mungkin dia emang pingin selalu berbagi gitu yaa..gak tau lagi lah mau ngomong apa. saya juga sedang berusaha untuk mencontoh orang2 ini. biar hidupnya lebih bermanfaat, bisa lebih dermawan lagi sama yang lain. Trims udah mau baca comment saya :)
Hapuskadang ada juga karena timbal balik,si A sudha baek banget..jadi rasanya kalau lagi dapet rezeki,ada keinginan untuk ngasih hadiah^^
BalasHapusIya mba hanna. Sering juga karena hal itu hehe
Hapusaku pengen deh bisa sering kasih hadiah gitu...
BalasHapusKasih aja ca. Kadang nggak perlu yang wah. Yang penting kasih aja.
HapusNaksir atau dalam rangka PDKT juga bisa kan
BalasHapusSalam hangat dari Jombang
Haha, pakdhee bisaaa aja :D
HapusBerharap banget tiba-tiba ada yang ngasih hadiah. Hahaha
BalasHapusHaha sering-sering aja ngasih kode pake wishlist, mba Anisa. Sapa tahu ada yang tiba-tiba kirim hadiah ke rumah. Hihi
HapusJadi kepengin dapat hadiah.
BalasHapusHmmm tapi siapa yang mau ngasih ya?
Mbak Ila, mau?
Hehe :3
kalo alasannya "pingin aja" gitu gak bisa ya tante?
BalasHapusAda juga penyakit psikologi, orang yg terobnsesi ingin selalu beri hadiah
BalasHapus. Hehe