Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Rabu, 18 November 2015

Kelas Bisnis Kumpul Bakul Tegal : Mengenal Perbedaan Cashflow dan Omset

Semalam ada kelas bisnis di grup wa Kumpul Bakul Tegal(KBT). Fyi, saya diajakin gabung di grup ni karena komporannya Mas Te, Mas Chilman dan Mas Puthut. Haha. Tapi ternyata emang banyak ilmu yang didapat. Nah, karena saya rasa ilmu ini bisa berguna untuk orang lain. Saya sarikan isi diskusinya di artikel ini. Semoga bermanfaat ya. Dan segera praktikkan ilmunya. Mentor kali ini, mba Nelly Owner Mbah Gembil di Jalan Poso Tegal. Makasih ilmunya, mba Nelly. :)

Yuk kenali apa itu istilah-istilah di keuangan bisnis. Beberapa yang penting dalam bisnis :  Cashflow, HPP, Operational Cost dan Profit. Mari kenali dulu Omset dan Cashflow ya. ;)

Mengenal apa itu Cashflow?

Yuk tebakan sedikit...

1 sak semen harganya kira-kira berapa ya? Harganya ternyata hanya 70 ribu rupiah. Dengan keuntungan yang sedikit sekali yaitu 500 rupiah. Sedikit? Iya, jika belinya sedikit. Tapi orang yang membeli semen rata-rata menggunakannya dalam jumlah yang banyak. Sehingga penjualan pun meningkat. Satu sak semen dijual dengan harga yang murah tentu bukan hal yang istimewa jika hanya dibayar sekian sak semen. Tapi ketika yang menggunakan perusahaan, jumlah pengali dari keuntungannya akan berlipat.

Hanya saja, mba Nelly mengingatkan agar bisnis yang sehat itu dimulai dari cashflow yang lancar yaitu tidak ada hutang dan uang usaha juga berputar terus. Omset besar jika cashflow minim akan mengakibatkan hutang menumpuk karena orang tersebut akan menutup biaya kebutuhan usahanya dengan berhutang. Padahal jika kita biasa mengandalkan bisnis, uang yang tidak berputar itu bikin bahaya.

Baca juga : Oleh-oleh dari Kelompok Mentoring Bisnis Kuliner TDA

anak Kumpul Bakul Tegal di warung Mbah gempil Jalan Perintis Kemerdekaan

Pola Hitung-hitungan Keuntungan dalam Bisnis

Dalam setiap bisnis ada pola dan hitung-hitungannya sendiri. Misalnya saja saat kita membeli sembako berupa beras. Sekarang harga beras sekarung 250 ribu rupiah. Pedagang beras hanya untung 2500 per karung. Sembako termasuk yang untungnya hanya sekitar 2,5%. Nah apa hubungannya dengan semua itu? Mba Nelly cerita bahwa kalau tahu bahwa bisnis kita untungnya dikit, maka jangan coba-coba kasih hutang ke pelanggan.

Kenapa? Kalau untung hanya 500 perak, trus ngutangin 10 sak semen, artinya kita kehilangan modal kita. Beberapa bisnis dengan untung kecil biasanya main skala besar atau variannya banyak. Contoh, toko sembako, alfamart, indomart, TB, dsb. Dan rata-rata mereka mau dibayar cash. Kenapa, karena dengan cash itu putaran uang di usahanya lancar.

Lack of Cash, Pemicu Kebangkrutan Bisnis


Yang sudah dengerin audio nya Pak Heppy Trenggono pasti sudah hapal beberapa penyebab kehancuran bisnis. Salah satunya adalah LACK OF CASH. Kekurangan uang cash di tangan. Pak Heppy sangat menekankan cash cash cash. Jangan perduli pada itung-itungan untung di kertas. Tapi lihatlah berapa banyak uang yang bisa kita gunakan pada saat membutuhkan.

Bisnis yang merugi masih bisa berjalan asal cashflownya lancar. Tapi bisnis yang untung bisa jadi collaps karena cashflownya negatif. Cashflow ibarat aliran darah, kalau alirannya lancar maka bisnisnya bisa lancar. Maka beliau menekankan bahwa bisnis rintisan, sebaiknya yang cashflownya bagus.

Intinya adalah cash-cash-cash! Jangan biarkan pembeli membayar dengan model cek, nanti jadinya cekcok. Karena biasanya ketika ditagih ternyata hasilnya malah bikin mangkel. Misalnya saja ada seorang pedagang yang dia berawal usaha dari hutang di bank sebesar 800 juta. Ketika usaha dijalankan, ternyata dihitung-hitung katanya akan untung 400 juta. Sayangnya itu fiktif karena pembeli yang sudah mengambil uangnya dengan jaminan cek ternyata tidak mampu membayar saat jatuh tempo. Hasilnya, ya ... tekor.

Pahami Detail Bisnis agar Melek Finansial

Orang yang paham akan detail bisnisnya akan terlihat perhitungan. Mba Nelly cerita bahwa ia deket dengan Mba Any pemilik Mulya Dana Putri, mini market di pasar pagi. Tapi sampai detik ini, misal ia butuh beras atau bahan makanan lain, selalu dibayar cash. Beliau tidak pernah mau barang dagangannya dibayar pake tempo. Pernah kan kita lihat berapa banyak toko sembako atau jualan pulsa yang gulung tikar. Atau warung yang tutup gara2 modal habis. Kenapa bisa habis, karena orang yang beli banyakan pake cek...cekcok pas ditagih alias hutang.

Sebenarnya bisnis itu gampang. Beli 1000 jual 1500. Untung 500 kan. Nah, untung kalo uang itu di tangan kita semua. Kalau uangnya di tangan orang, artinya modal kita macet di tangan orang. Konsekuensinya, nambah modal lagi sambil terus nagih. Atau ikhlaskan saja dan sambil nangis modal nggak bisa muter lagi.

Bisnis pendidikan itu termasuk salah satu primadona cashflow. Kenapa? Karena belum mulai belajar si anak sudah ditarik spp-nya terlebih dahulu. Atau bimbingan belajar. Semua bayar dimuka. Enak kan? :D Lalu kuliner juga merupakan bisnis yang menjadi primadona. Kalau rumah makan nggak ada yang berani ngutang. Kalau warung kecil-kecilan atau segmennya anak sekolah biasanya suka 'ninggal' . Bukan ninggalin uang tapi yang bayar ninggal aja tanpa bayar. Memahami detail usaha itu akan membuat kita melek financial. Bayangin, untung hari itu cuma 100 rb. Tapi traktir kanca-kanca habis 200 rb.

Penyebab Jatuhnya Bisnis : Ilusi Omset Milyaran


Nah, beberapa bisnis yang kelihatan mentereng kenapa  bisa ambruk? Dulu pernah mendatangkan pengrajin batik dari pekalongan. Beliau cerita, teman-temannya pada ngejar omset milyaran. Tapi dibayar pake cek. Ternyata setelah jatuh tempo dana belum ada atau cek kosong. Akhirnya bisnisnya collaps. Padahal belanja matrial dan operasional kudu dibayar.  Akhirnya yang harusnya dia atas kertas untung malah ludes semua. Belanja matrial itu cash, bayar listrik itu cash, karyawan cash, air cash, dan kontrakan cash. 

Nah, kalau misal omset kita dibayar bukan dengan cash apa yang terjadi. Bisa-bisa kita bertahan karena utang setiap bulannya. Yang jadi andalan bayar, uang saya masih ditangan orang.  Belum lagi pengusaha mental karbitan, bisnis masih titah-titah (red : belajar jalan) sudah beli barang konsumtif, pakai utang lagi. Mumete kubik alias pangkat tiga. :P Akhirnya Pak Sobari, pengusaha batik itu kapok main omset dan memilih bermain cash aja. Dan hal itu ternyata membuat usahanya berjalan lancar. Penyebab collapse kadang bukan hanya soal cashflow, tapi masalah pribadi juga.


Kita seringkali melihat bisnis omset milyaran tanpa melihat seberapa positifkah cashflow nya. Suami mba Nelly pernah terlibat bisnis kontraktor. Bayangin itung-itungan untung wis bahagia temen. Apa yang terjadi setelah dijalani? Setiap bulan selalu pusing cari uang dan uang untuk bayar karyawan dll.
Kenapa? Karena pembayaran klien setelah pekerjaan berjalan 4 bulan. Bayangkan kalo modal cekak... Mumet kubik kan? Ganti bisnis dengan kliennya perseorangan yang membayar cash. Cashflow tiap hari akan lancar jaya. Nah, jadi sekarang tau kan? Jangan kecele antara omset dan cashflow.

Quote dari mba Nelly : "Omset bisa jadi besar tapi berapa duit yang di tangan?"


Intinya adalah, banyakin belajar dari yang sudah ahli ya. Insya Allah dapat ilmunya, sekalian bisa dipraktikkan juga. Jadi bisnis tidak asal jalan saja. Tetap ada hitung-hitungannya. :D Seperti quote di gambar ini : 



Bersambung ...

Share pada yang lain kalau informasi ini bermanfaat untukmu ya. :D

13 komentar:

  1. Jatuh bangun dalam bisnis emang udah kayak nyanyi lagu dangdut :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha. Iya, mak Tian. Emang harus tahan banting ya. Wkwk

      Hapus
  2. bisnis itu emang nggak ada abisnya...kadang untung kadang rugi, dinikmati aja...

    BalasHapus
  3. che" tiap mulai bisnis awalnya ngutang dulu mbak, ehhe karena nggak ada tabungan emang sulit kalo gx ada pinjaman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu aku pun pernah gitu, Che. Tapi nggak bertahan lama karena efek hutang ini berat menurutku sih. Jadi ada beban psikologis kalau berhutang.

      Hapus
  4. Alhamdulillah dapat wawasan menarik. Soalnya saya juga bercita2 menjadi pebisnis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk, dicoba. :D Impian akan jadi nyata kalau diupayakan. :D

      Hapus
  5. Sempet kepengin bisnis makanan, yang katanya pasti untung lumayan. Tapi nggak punya nyali melulu. Harus banyak belajar nih dan memberanikan diri. TFS, mak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo, mak Grace. Bisnis yang sesuai dengan passion aja. Kalau suka dengan pernak-pernik bayi bisa jualan produknya. Lebih laris juga. Atau kalau mau kuliner ajakin yang udah biasa bisnis kulineran buat jadi partner dan mentor. :D

      Hapus
  6. Sebelum memmulai bisnis, kita emang kudu wajib kenal tepri dan ilmu-ilmunya yaa mbak. Faktanya banyak orang yg langsung memulai bisnis cuma karena punya bnyak modal, tapi gak ngerti ilmu bisnisnya emmmm

    Silakan mampir ke rumah penaku ya mbaaak
    http://giasittighaliyah.blogspot.co.id/2015/11/idvolunteeringhub-bukan-sekadar.html

    BalasHapus
  7. Salam buat mas te yaa mbak. Salam dari rivai semarang :D
    *kalo misalnya masih satu grup

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)