Banyak
pertimbangan ketika melakukan sesuatu ternyata bukan hal baik, kadang ada
saatnya harus spontan karena tidak ada kesempatan lain selain maju saat ini.
Seperti itu juga saat melihat teman-teman klub buku Milana Tegal. Terlalu banyak aturan
tentang do dan dont membuat mereka jadi bingung akan berjalan ke mana. Alih-alih
tinggal belajar jalan aja, kadang masih kepikiran ini dan itu, akhirnya nggak
jalan-jalan. :D :D
Mental Self Driving ala Rhenald Kasali
Saya
baca tulisan di buku self driving karya pak Rhenald Khasali. Di dalamnya
dibahas tentang mengapa ada orang bertipe passenger tak jalan. Ini karena
beberapa hal yang menjadi kebiasaan
akhirnya habit itu sulit diubah. Nah, berbanding kebalikan dengan passenger,
ada orang bermental driver. Orang yang gesit dan luwes dalam menghadapi
perubahan. Apa saja ciri seorang yang memiliki mental driver?
1. Inisiatif
Inisiatif dari seorang tanpa diminta, bekerja tanpa disuruh. Responsif, cepat mengambil langkah, cepat membaca gejala.
2. Melayani
Orang yang berpikir tentang orang lain. Mampu mendengar, memahami, peduli dan berempati.
3. Navigasi
Memiliki keterampilan membawa gerbong ke tujuan, tahu arah, mampu mengarahkan, memberi semangat dan menyatukan tindakan. Memelihara “kendaraan untuk mencapai tujuan.”
4. Tanggung jawab
Tidak menyalahkan orang lain, tidak berbelit-belit atau menutupi kesalahan sendiri.
Keempatnya
adalah modal untuk terus memperbaiki diri, maju ketika ada impian yang ingin
dicapai, dan terus mengupgrade diri tanpa batas. Seberapa perlunya ini dalam
organisasi? Sangat perlu. Kalau ada seorang driver, orang jadi lebih mudah
pergi kemana-mana. Apalagi jika drivernya mumpuni karena tahu arah yang dituju
sesuai dengan map. Dalam kehidupan, kenyataan seperti ini bikin orang jadi
mudah bergabung dengan orang-orang baru yang sevisi. Ehem... Iya, kan? ;)
Self Driving dan Klub Buku Milana Tegal
Jadi
apa hubungannya antara driver, passenger dan klub buku Milana Tegal? :D Gini, dari
tiga tahun lalu, klub buku Milana ini berjalan biasa aja. Ya kayak yang lain, ngumpul
biasa, bahas buku apa yang dibaca dan kemudian diresensi. Pangsa pasar buku
sekarang kurang diminati, bahkan dipajaki. Seorang teman mengatakan mengapa
tidak mengembangkan klub buku ini menjadi komunitas blogger saja? Fyi, di Tegal
belum ada komunitas blogger. Jadi pas Mas Chilman Adji, founder DiTegal.com
mengatakan bahwa akan mengajak teman-teman yang lain untuk lebih serius
menghasilkan uang dari internet, beberapa orang masih belum memiliki gambaran
akan kemana arahnya. Ngawang, istilah jawanya ya.
Ada
juga mba Dyane Dorothy Aurora yang merupakan founder Bloggerperempuan.com. Mba
Rora ini tinggal di Slawi, sering ngajakin kita ngumpul tapi belum pernah
terlaksana, hehe. :D Jadi sebenarnya ada 11 orang dengan beragam karakter yang
pengin banget disatuin. Apalagi kualitas mereka nggak main, main. Yang satu
biasa main adsense, yang satu fasih link building dan segala hal tentang
internet marketing, yang lain ada yang suka kopdaran dan berburu goodie bag, ada
yang suka naik gunung, ada yang suka nulis novel, ada yang suka jualan dan ngumpul
sama komunitas bakul tegal, ada lagi yang suka ngereview produk *iya, saya :P*,
ada lagi yang suka dengan wisata sejarah dan budaya, ada yang suka humor, yang
gaul, dll. Sayangnya susah banget ngumpulin semuanya dalam suatu acara kopdar.
Hahaha.
Belajar Google Keyword Planner
Pas
seminggu yang lalu tanggal 1 November mas Chilman ngajakin ngumpul, ya
hayuklah. Kumpul doang kan? :P Saya iyain karena dia bilang kalau mau bahas
tentang cara nyari keyword di google keyword planner. Yang ngumpul cuma empat
orang karena yang lain sibuk. Ada yang ke Semarang, ada yang lagi di Jakarta,
ada yang lagi aqiqahan. :D
Kumpul
dari jam 10.30 kelar jam berapa coba? Jam 14.30. Hahahaha. Gile, empat jam bro!
Lama banget ngobrol ini itu. Ya, saya akui mas Chilman ini lumayan supel,
saking supelnya sampai inti bahasan itu baru dibahas di akhir pertemuan, sambil
ngomongnya cuma sama saya doang lagi. “Mbak Ila, nanti temen-temennya tinggal
diarahkan bikin web bersama biar kompak.” Trus saya gregetan, jiah, ini anak.
Kenapa baru bilang terakhiraaaan! xD
Saya
nanya ke Lana gimana baiknya, dan akhirnya kemarin tanggal 8 November kita ngumpul lagi. Tapi beda
formasi, soalnya ada yang lagi di luar kota yaitu mba Zachira Indah, jadi
berhalangan hadir. Tia, Ki Demang, mba Rora dan Mba Wulan nggak bisa hadir.
Yang dateng Lana, saya, mba Okta, Mas Puthut, dan mba Widhie. Ngumpulnya di
tempat mba Widhie sekalian nengok debay. Sebenarnya sih ini bahasan yang lebih
santai dibanding pas ngobrol sama mas Chilman. Karena pas sama mas Chilman
sekalian praktek nyari keyword di google keyword planner.
Rencana Klub Buku Menginduk pada KBI
Kalau
bahasan Mas Puthut malah dia pengin klub buku ini dikembangkan lagi dengan
nginduk ke Klub Buku Indonesia (KBI) yang ada di Jakarta. Jadi nama Milana yang
gabung di nama klub bukunya bakal dihilangkan. Yang kedua, rencana Ki Demang
tentang kerjasama dengan bakul/resto/tempat usaha untuk direview di blog. Jadi
rencananya mau dicari tempat makan yang bisa diajak kerjasama. Mungkin nggak
perlu bayar blogger ya. Cuma sekadar ngasih makan *eh, ntar direviewkan di
blog. Jadi ada timbal baliknya. Yang tempat makan itu dapat promo gratis, yang
blogger dapat tempat ngumpul yang pas buat kopdar. Ya, seperti itu sih.
Sebenernya gampang, cuma harus ada langkah pertama. Dan namanya langkah pertama
kadang jauh lebih sulit dibanding langkah selanjutnya, karena kita harus buka
jalan lebih dulu. *udah kayak mau lahiran aja :v *
Kalau
dari senangkepku sih, Puthut agak ketinggian menganggap kalau ngundang blogger
itu bayarannya gede. Hahaha. Iya, emang gede kok. Tapi lihat brandnya dulu.
Kalau brand toko online ya budgetnya gede. Kalau bakul cilik ya pasti nggak
segitu besarnya. Trus jadi takut buat ngundang blogger buat ngereview produk
karena dianggap belum ada korelasi kepentingan karena ngira, apa sih pentingnya
promosi lewat media blog. Toh skala mereka masih kecil masih satu gerobak, atau
outlet. Belum menggurita ke banyak outlet. Padahal justru di era digital
sekarang ini promosi ke luar itu tetap perlu, dan era digital orang jadi lebih
suka lihat gadget daripada nyari manual. Biasanya saya aja ke kota lain nyari
makan nanya dulu ke adek/temen. Trus paling mentok ya searching di google.
Pentingnya Promosi lewat Media Blogger dan
Social Media untuk Para Pengusaha
Karena Puthut nanya, jadi saya jelasin di sini aja biar lebih jelas. Sebagai
gambaran, sebenarnya seberapa perlunya blogger di mata para pengusaha itu.
- Sarana promosi yang murah
- Bisa promosi untuk mendatangkan pembeli dari luar kota
- Promosi word of mounth. Memperbanyak promosi lewat mulut ke mulut. Sekarang mulut bisa diganti dengan kicauan tweet maupun foto instagram. Jadi efeknya memang viral kalau mau direalisasikan.
- Branding produk dalam jangka panjang. Meningkatkan kepercayaan pembeli pada pemilik usaha dengan mempromosikan secara soft selling maupun hard selling.
Ya,
segitu yang bisa dijabarkan, seharusnya sih bisa langsung direalisasikan karena
SDM nya udah cocok ya. Tinggal praktiknya aja. :D Jadi siap nggak nih dengan transformasi klub buku milana yang akan direalisasikan? Kayaknya kita butuh orang bermental self driving, yang jelas bukan saya ya. :v *trus dijitak berjamaah, haha*
Tegal, 09 November 2015. 04:43
nb : kita lupa foto bareng. haha. duh, ingatkan saya kalo pas kumpul biar foto-fotoan yak :D
Kyknya seru klub buku milana tegal ini...Semoga terus maju dan besar ya, mba.
BalasHapusaha :D
BalasHapusaku yang belum nongol ya kak..
errrr semangat nih \^_^/
Go go ila...
BalasHapusWah asyik bener tuh ada klub buku milana... :D aku belum punya bukunya, tapi udah baca
BalasHapusberuntung foto endutku ga keluar hwakakak....
BalasHapusasiknya punya klub
BalasHapusPasti bisalah, Mbak. Ayooo...dimulaai Komunitas Bloggere. :D
BalasHapus