Small Talk

Dua hari lalu saya bertemu tanpa sengaja dengan seorang teman SMA. Ketemunya di bioskop pas nunggu pintu cinema 4 dibuka, saya nyari kursi kosong buat saya sama adek di kursi panjang dekat yang jualan makanan. Saya lihat ada yang kosong dan nanya, boleh duduk di situ ga? Trus dia bilang, “Ini Ila ya? Masih inget aku nggak?” Sambil kibas-kibasin tangannya ke wajah saya. Ingatan saya lumayan lama loadingnya. Mengingat-ingat wajah, mencocokkan dengan ingatan masa lalu. Masa SMA itu udah lama ya, jadi long term memori saya emang lumayan parah. *sigh* Saya kaget ketemu orang yang pernah saya kenal ada di tempat yang sama. Surprise? Iya, tapi bingung juga mau bahas apaaan, atau basa-basi seperti apa. Selain nanya kabar, dan nanya mau nonton apa. Wekeke.

Beneran rasanya kayak orang asing lagi. Padahal dulu kami lumayan dekat karena hobi yang sama, nonton film dan baca Harry Potter dan Conan. Selain itu rasanya kayaknya saya nggak tahu banyak tentang hidupnya, bagaimana kesehariannya, dll. Seperti teman satu komunitas aja yang mungkin hanya tahu hobi kita sama, udah itu aja. Jangan-jangan saya emang terlalu bahagia hidup di dunia saya sendiri saat itu. Wkwk. Rasanya saya nggak terlalu banyak tahu kehidupan teman-teman SMA. Di pikiran saya waktu SMA adalah belajar yang rajin, banyak baca buku, dan go home. Sesimple itu. Jatuh cinta bahkan nggak ada dalam kamus SMA saya. Saking garingnnya masa itu. Yang paling hanya diwarnai dengan baca-baca dan ngerumpi soal film dan bacaan. :p

friends (doc : http://www.storenvy.com/products/4285865-emoticon-emoji-mug)

Jadi ketika pertanyaan apa kabar merembet ke tebak-tebakan semacam “Ini adeknya ya?” Ya, saya jawab iya. Lalu saya nanya, “Ini sama siapa?” Karena mereka lumayan sepantaran, jadi kayaknya nggak mungkin kalau itu saudaranya. Dan beneran itu temennya. Pertanyaan berikutnya justru bikin saya kaget, karena dia tahu saya ngeblog. Eh, pernah sih dia komentar soal foto dan postingan blog yang bahas tentang Conan, tapi habis itu saya nggak ada bahan obrolan apa-apa lagi. Speechless dan bingung mau ngobrol apa. :)) Yang saya tebak dia nggak sama pasangan berarti belum nikah. Eh, kita samaan dong.  Jadi saya menghindari obrolan basa-basi seputar mencari pasangan. :D

Dan saya menatap tiket lagi, mendadak perasaan saya masih tetap seasing pertama kali ketemu. Betapa banyak yang berubah dari hidup, dan kita nggak pernah tahu akan ketemu siapa di mana, dan dengan basa-basi seperti apa yang perlu untuk ditunjukan. Mungkin karena di usia kami yang sekarang, perempuan lebih banyak menyimpan apa yang ia rasakan sendirian.Ya, seperti itu. Nggak kayak zaman SMA yang dulu bisa ngobrolin apa aja bahkan ngegosipin guru yang nggak kita sukai. Haha. Ya, dunia berubah, dan kita pun juga. Jadi percayalah ketika saya disapa nggak tahu mau ngobrol apa, itu karena saya memang nggak tahu terlalu banyak hidup orang tersebut sekarang, jadi mau nebak-nebak takut gimana gitu ya. :p Bukan karena sombong atau apa ya. Heuheu

*catatan akhir tahun yang aneh*