Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Rabu, 22 Juni 2016

Rahasia Diet Wanita Jepang

Ngobrol bareng ibu biasanya saya lakukan ketika selesai makan saat buka puasa. Selepas shalat magrib kami berkumpul di depan televisi sembari mengobrol tentang banyak hal saat iklan tayangan berlangsung. Waktu saya tanya iseng tentang suatu tema “Makanan rendah kalori”, ibu saya jawab, "Kamu kan sudah punya bukunya. Buku yang tentang kesehatan itu loh. Yang kamu buang kemarin." Hiyaaa, dibuaang. Krik-krik-krik.


Saya bukannya ngebuang sih, itu buku rencana mau diloakin eh ternyata pengumpul barang bekasnya nggak lewat lagi ke depan rumah. Ditungguin berhari-hari sampe bukunya ngendon di teras. Padahal sebelum saya ngeluarin buku itu, saya udah bilang kalo bakalan ambil beberapa barang bekas. Termasuk buku-buku yang udah menguning di tepiannya itu. Mau dikasih ke perpus kok udah nggak layak baca. Ada sih yang masih bersih, tapi rak lemari saya udah penuh jadi nggak bisa nerima buku-buku lagi. Harus ada yang dikeluarin, termasuk buku tentang kesehatan itu.

Sebenernya bahasan bukunya tentang Woman Japanese yang suka diet. Di sana ada bahasan kenapa wanita jepang lebih mudah mendapatkan tubuh ramping. Katanya karena kebiasaan mereka memakan makanan dalam ukuran kecil dengan terlebih dahulu dibuat hiasan dalam penyajiannya. Jadi mereka tidak hanya makan makanan rendah kalori atau makanan yang mengandung ikan, tapi juga membuat acara makan keluarga sebagai sebuah ritual yang menyenangkan. Sakral. Jadi tidak bisa makanan hanya disajikan sederhana. Makanannya pasti dibuat unik-unik. Demi memanjakan mata mereka. Begitu mata dimanjakan, giliran lidah juga yang akan merasakan nikmatnya makanan. Makan pun dimulai dengan kesadaran penuh bahwa kita akan makan makanan tersebut, dengan terlebih dahulu memulainya dari bersyukur atas nikmat bisa makan hari itu.

Ukuran makanan yang dibuat wanita jepang biasanya bulat-bulat kecil tujuannya untuk membuat makanan itu bisa disantap dalam sekali hap. Ya, harus telaten untuk membuat makanan seperti yang biasa orang jepang buat ya. Kecil, mungil, tapi artistik. Memanjakan banget deh kalo ngeliat bento atau sushi yang dibikin sesuai porsi yang makan. Kecil tapi penuh nilai gizinya.

bento lucu (doc : https://id.pinterest.com/pin/479914904022932411/)

Berbeda dengan kebiasaan orang Barat yang lebih suka makan fastfood. Jadi makanannya penuh dengan lemak jenuh. Ya, ternyata Jepang pun merasakan bahwa obesitas itu harus dilawan, itu sebabnya bagi keturunan Jepang yang tinggal di Amerika diharapkan membuat menu seperti leluhurnya membuat makanan selama di Jepang. Jangan sampai ikut-ikutan selera makan junkfood karena akan berpengaruh pada kesehatan. Semakin banyak makanan dari gerai fastfood yang dimakan, maka tubuh akan menimbun banyak lemak. Solusinya ya balik lagi ke kearifan lokal yang telah diwariskan nenek moyang warga Jepang yaitu membuat sajian kuliner dengan nilai artistik dan sesuai dengan kebutuhan gizi. See, apa kamu juga suka masakan jepang? Share dong di komentar. ;)

3 komentar:

  1. daku suka sushi mbak ila :D apalagi banyak kejunyaa hehe tapi jarang sushi bersertifikat halal atau yang homemade halal gitu

    BalasHapus
  2. apalagi Indonesia ya hobi bgt makan gorengan, sm yg lemak2, apa gk gemuk waakaka

    BalasHapus
  3. Buat makanan ala ala jepang itu emang butuh kesabaran tingkat tinggi yak...

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)