Pages

Senin, 08 Agustus 2016

Gempita Pemilihan Pilgub DKI 2017

Gempita Pemilihan Pilgub DKI 2017

Tahun 2016 masih beberapa bulan lagi berjalan, namun suasana hingar bingar bursa calon pemilihan Gubernur DKI sepertinya sudah dimulai. Awalnya saya nggak gitu ngeh tentang ini karena memang saya buta tentang politik. Apalagi ini wilayahnya di DKI Jakarta yang notabene saya bukan orang sana ya. Makanya waktu ada temen ngajakin bahas project yang ada hubungannya dengan Pemilihan Pilgub DKI 2017 dan katanya bakalan mengusung satu nama calon,  saya bilang nggak dulu deh, mba.

Saya pernah tahu riuhnya pemilihan seperti apa. Waktu kuliah saya pernah masuk di jajaran anak-anak BEM Fakultas. Di fakultas aja kalo lagi pemilihan segitu ramainya, apalagi pas universitas. Katanya dana yang digelontorkan untuk program-program kampus nggak sedikit. Makanya lebih baik yang maju jadi calon itu orang yang baik aja, biar uangnya amanah. Dipakai di jalur yang benar, bukan dipergunakan untuk kepentingan golongan. Saya setuju tentang itu. Tapi sungguh, waktu saya liat pemilihan di kampus itu rasanya kayak kepala mau pecah. Tiap kali denger atau liat keributan seputar pemilihan. Mulai dari serangan fajar sampai broadcast nggak jelas tentang isu si calon ini itu, black campaign pun masih ada bahkan ada yang sampai berkelahi. Fiuh. Makanya gimana kalo ini sekelas pemilihan pilgub? Pasti bakalan lebih rame dibanding pemilihan ketua BEM Fakultas atau Universitas.

Ada yang bilang bahwa politik itu kotor. Tidak mengenal siapa teman, siapa lawan. Bisa jadi kemarin teman, besoknya udah jadi musuh aja. Saya makin sadar bahwa politik memainkan peran besar bagi pertumbuhan ekonomi. Terutama di daerah-daerah. Siapa yang menjadi bakal calon itulah yang akan didukung oleh pengusaha yang uangnya bisa digelontorkan sedemikian banyaknya demi menyukseskan si calon. Politik itu saling memihak. Ada pihak yang dibela, ada yang dihujat. Dibalik semua itu setiap orang yang ada di sana punya kepentingannya masing-masing.

Soal pemilihan-pemilihan di pemerintahan seperti ini, saya jadi ingat dialog Rangga dan Cinta di Film AADC 2. Dialognya lucu, malu-malu gitu tapi agak nohok sih buat yang waktu pemilihan presiden lalu ikutan ramai soal Pemilu. Sampe berantem, trus block atau hide status temennya di fb. :P

Masih inget dialognya di film AADC 2? Ini saya tuliskan.
“Kamu kenapa nggak pernah balik ke Indonesia? Nggak homesick?”, tanya Cinta
“Hati saya selalu ada di sini kok.”, jawab Rangga tersipu-sipu sambil menatap si Cinta.
“Hm?”, Cinta keheranan dengan pernyataan ini.
“Saya selalu ikut Pemilu lho,”, Rangga melanjutkan lagi.
“Yang bener? Pilih siapa kamu kemarin?”, tanya Cinta sambil memutari batu-batu candi di Istana Ratu Boko.
Rangga berpikir lama. Tak kunjung menjawab. Cinta pun mengatakan sesuatu lagi.
“Kita kayaknya pilih orang yang sama ya?”
“Kayaknya gitu deh.” Rangga dan Cinta ketawa bersama
Rangga pun mengeluarkan pertanyaan retoris. “Kecewa nggak?”
Cinta senyum-senyum aja.

Buat saya dialog seperti ini mencerminkan gimana sih posisi pemilihan umum untuk memilih presiden, pemilihan untuk memilih gubernur,  atau semacamnya di kalangan masyarakat. Pasti ada yang dikecewakan, ada yang senang dengan hasilnya. Bagaimana pun itu, semua balik lagi ke tujuan orang-orang yang menjadi bakal calon pemimpin itu. Tujuan mendaftar jadi calon itu untuk apa? Apakah untuk memuaskan orang-orang tertentu yang telah mendukungnya? Atau untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik lewat jalur birokrasi? Yang pasti birokrasi itu rumit, belibet. Buat yang nggak pernah berurusan dengan hal semacam ini akan sulit sekali untuk menaklukkan tantangan meskipun ia berasal dari kalangan profesional. Mengingat bahwa ada banyak hal yang seharusnya diselesaikan dengan jalur diplomasi ala-ala birokrat.

Tampilan  laman Pemilihan Pilgub DKI 2017 Okezone tentang bursa calon Pilgub DKI
Ya, sekali lagi ini politik ya. Saya nggak mendukung siapa pun yang ada di Pemilihan Gubernur DKI tahun 2017 nanti. Yang saya lakukan hanya memantau dari jauh saja lewat laman berita Pemilihan Pilgub DKI 2017 Okezone. Melihat perkembangan lebih terkini dan memantau program apa saja yang akan diwujudkan. Siapa pun pemimpinnya nanti, semoga saja yang terbaik untuk Jakarta.

2 komentar:

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)