Gempita
Pemilihan Pilgub DKI 2017
Tahun
2016 masih beberapa bulan lagi berjalan, namun suasana hingar bingar bursa
calon pemilihan Gubernur DKI sepertinya sudah dimulai. Awalnya saya nggak gitu
ngeh tentang ini karena memang saya buta tentang politik. Apalagi ini
wilayahnya di DKI Jakarta yang notabene saya bukan orang sana ya. Makanya waktu
ada temen ngajakin bahas project yang ada hubungannya dengan Pemilihan Pilgub DKI
2017 dan katanya bakalan mengusung satu nama calon, saya bilang nggak dulu deh, mba.
Saya
pernah tahu riuhnya pemilihan seperti apa. Waktu kuliah saya pernah masuk di
jajaran anak-anak BEM Fakultas. Di fakultas aja kalo lagi pemilihan segitu
ramainya, apalagi pas universitas. Katanya dana yang digelontorkan untuk program-program
kampus nggak sedikit. Makanya lebih baik yang maju jadi calon itu orang yang
baik aja, biar uangnya amanah. Dipakai di jalur yang benar, bukan dipergunakan
untuk kepentingan golongan. Saya setuju tentang itu. Tapi sungguh, waktu saya liat
pemilihan di kampus itu rasanya kayak kepala mau pecah. Tiap kali denger atau
liat keributan seputar pemilihan. Mulai dari serangan fajar sampai broadcast
nggak jelas tentang isu si calon ini itu, black campaign pun masih ada bahkan ada
yang sampai berkelahi. Fiuh. Makanya gimana kalo ini sekelas pemilihan pilgub?
Pasti bakalan lebih rame dibanding pemilihan ketua BEM Fakultas atau
Universitas.
Ada
yang bilang bahwa politik itu kotor. Tidak mengenal siapa teman, siapa lawan.
Bisa jadi kemarin teman, besoknya udah jadi musuh aja. Saya makin sadar bahwa
politik memainkan peran besar bagi pertumbuhan ekonomi. Terutama di
daerah-daerah. Siapa yang menjadi bakal calon itulah yang akan didukung oleh
pengusaha yang uangnya bisa digelontorkan sedemikian banyaknya demi
menyukseskan si calon. Politik itu saling memihak. Ada pihak yang dibela, ada
yang dihujat. Dibalik semua itu setiap orang yang ada di sana punya
kepentingannya masing-masing.
Soal
pemilihan-pemilihan di pemerintahan seperti ini, saya jadi ingat dialog Rangga dan
Cinta di Film AADC 2. Dialognya lucu, malu-malu gitu tapi agak nohok sih buat
yang waktu pemilihan presiden lalu ikutan ramai soal Pemilu. Sampe berantem,
trus block atau hide status temennya di fb. :P
Masih
inget dialognya di film AADC 2? Ini saya tuliskan.
“Kamu kenapa nggak pernah balik ke Indonesia? Nggak homesick?”, tanya Cinta
“Hati saya selalu ada di sini kok.”, jawab Rangga tersipu-sipu sambil menatap si Cinta.
“Hm?”, Cinta keheranan dengan pernyataan ini.
“Saya selalu ikut Pemilu lho,”, Rangga melanjutkan lagi.
“Yang bener? Pilih siapa kamu kemarin?”, tanya Cinta sambil memutari batu-batu candi di Istana Ratu Boko.
Rangga berpikir lama. Tak kunjung menjawab. Cinta pun mengatakan sesuatu lagi.
“Kita kayaknya pilih orang yang sama ya?”
“Kayaknya gitu deh.” Rangga dan Cinta ketawa bersama
Rangga pun mengeluarkan pertanyaan retoris. “Kecewa nggak?”
Cinta senyum-senyum aja.
Buat
saya dialog seperti ini mencerminkan gimana sih posisi pemilihan umum untuk
memilih presiden, pemilihan untuk memilih gubernur, atau semacamnya di kalangan masyarakat. Pasti
ada yang dikecewakan, ada yang senang dengan hasilnya. Bagaimana pun itu, semua
balik lagi ke tujuan orang-orang yang menjadi bakal calon pemimpin itu. Tujuan
mendaftar jadi calon itu untuk apa? Apakah untuk memuaskan orang-orang tertentu
yang telah mendukungnya? Atau untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik lewat
jalur birokrasi? Yang pasti birokrasi itu rumit, belibet. Buat yang nggak
pernah berurusan dengan hal semacam ini akan sulit sekali untuk menaklukkan
tantangan meskipun ia berasal dari kalangan profesional. Mengingat bahwa ada
banyak hal yang seharusnya diselesaikan dengan jalur diplomasi ala-ala birokrat.
Tampilan laman Pemilihan Pilgub DKI 2017 Okezone tentang bursa calon Pilgub DKI |
Ya,
sekali lagi ini politik ya. Saya nggak mendukung siapa pun yang ada di
Pemilihan Gubernur DKI tahun 2017 nanti. Yang saya lakukan hanya memantau dari
jauh saja lewat laman berita Pemilihan Pilgub DKI 2017 Okezone. Melihat perkembangan
lebih terkini dan memantau program apa saja yang akan diwujudkan. Siapa pun
pemimpinnya nanti, semoga saja yang terbaik untuk Jakarta.
Moga Jakarta dipimpin oleh orang yang tepat, aamiin.
BalasHapussemoga jakarta dipimpin sm orang yang tepat untuk jakarta
BalasHapus