Seorang
teman luar jawa bilang bahwa hidup di Jawa yang ia takutkan adalah masalah
kleniknya yang teramat kuat hingga ke akar masyarakat. Bisa dibilang ucapan dia
ada benarnya. Di sini, apa-apa selalu dikaitkan dengan sesaji atau semacamnya.
Kadang orang mau nikah aja masih ditanya weton apa, hari lahirnya apa, dsb.
Trus dicocok-cocokin. Kalo nggak cocok jadi batal nikah. Atau masih ada mitos
soal orang jawa kalo nikah sama sunda bakalan cekcok, ya semacam itu. Mau bikin
rumah aja di atas atap harus disediakan sesajen. Hiyy. Masih ada lagi yang
lain. Banyak banget.
Kadang
saya heran kok bisa ya ada hal semacam itu di dunia semodern seperti sekarang.
Di era generasi yang serba bergegas dan dilingkupi teknologi. Tapi pertanyaan
saya itu kembali menyeruak ketika ibu cerita soal dulu pernah ada orang yang jahat
juga sama keluarga dekat. Yang saya ceritakan di postingan kemarin soal anak
mas sepupu yang udah nggak bisa jalan selama 1 tahun itu, ternyata nggak hanya
karena sakit, tapi sakitnya dibikin sama orang. You know what i mean.
Saya
tanya, kenapa kok bisa tahu? Katanya ada yang bilangin soal ini, trus si adek diruqyah
sampai tengah malam. Berhenti karena si anak sudah lemas banget sampai hampir
pingsan. Dan keesokan harinya ditemukan ular mati terpotong jadi tiga di
rumahnya. Saya yang dengerin jadi ngeri tapi kok kayak ga percaya. Emang masih
ada di era sekarang?
Trus
diceritain lagi bahwa bisa jadi ada orang yang iri sama pencapaian si mas
sepupu ini. Tapi malah ngenanya ke anaknya. Dengkinya mengarah ke si bapak,
yang kena tulah anaknya. Ya, salah satu bukti betapa seramnya efek dari dengki
itu. Di Al Qur’an juga sudah dijelaskan di salah satu surat soal si pendengki.
Dan pendengki ini bisa jadi orang yang dekat dengan kita atau bahkan yang nggak
kenal sekalipun. Cuma tahu tapi nggak dekat. Makanya sejak dengar berita itu saya
dikasih saran sama bapak. Jangan terlalu mencolok jadi orang, biasa-biasa aja.
Ntar ada orang yang nggak suka dan bikin ulah bisa gawat.
Saya
kok ngerasa aneh dengan orang yang dengki. Orang kalo udah dengki mah serem,
nggak pandang bulu apakah orang itu dekat atau tidak. Wong yang didengkiin itu
bisa jadi malah standar hidupnya di bawah dia, tapi karena rasa bencinya itu
bikin dia pengin menghilangkan nyawa orang itu. Kalo bisa si orang ini nggak
ada di dunia lagi atau bahkan nggak bahagia seumur hidupnya. Hiyy. Jauh lebih
ngeri dari fitnah menurutku. Trus gimana bisa hidup dengan dibayang-bayangi
orang yang dengki? Gimana bisa ada orang yang seekstrim itu bikin hidup orang
jadi nggak tenang. Fiuh. -_- Hidup bukannya harusnya saling ngerti satu sama
lain ya? Masing-masing orang membawa rezekinya sendiri, sejak sudah ditetapkan
di lauhul mahfuz. Jadi kenapa harus ada dengki di antara manusia bahkan sejak
zaman Qabil dan Habil dulu? :(
Jadi, sekarang kalau ada orang yang mendapatkan kebahagiaan, ucapkanlah barakallah, semoga keberkahan untukmu. Bukan ucapan selamat seperti biasanya. Karena ketika mengucapkan barakallah, otomatis kita juga belajar ikhlas untuk memberikan doa keberkahan bagi si orang yang sedang bahagia itu. Jadi dengki bisa diminimalisir. Dan kalo bisa tiap hari baca Al Falaq, An Naas, Al Ikhlas dan ayat kursi sebelum tidur. Biar dijaga Allah dari gangguan orang-orang yang dengki apabila ia dengki.
Jadi, sekarang kalau ada orang yang mendapatkan kebahagiaan, ucapkanlah barakallah, semoga keberkahan untukmu. Bukan ucapan selamat seperti biasanya. Karena ketika mengucapkan barakallah, otomatis kita juga belajar ikhlas untuk memberikan doa keberkahan bagi si orang yang sedang bahagia itu. Jadi dengki bisa diminimalisir. Dan kalo bisa tiap hari baca Al Falaq, An Naas, Al Ikhlas dan ayat kursi sebelum tidur. Biar dijaga Allah dari gangguan orang-orang yang dengki apabila ia dengki.
Orangnya kok tega amat yah kayak dia.
BalasHapusSemoga kita dijauhkan dari golongan orang yang dengki ya mba :)
BalasHapusSama kita Ki, aq juga gak habis pikir sama si pendengki, apalagi yang sampai menggunakan sihir segala dan kadang sampai menghabisi orang yg di dengki. Ngeri, Naudzubillah.
BalasHapusSemoga Allah sadarkan para pendengki, dan Allah sabarkan yg di dengki.
Barakallah ya, Mbak, bisa menuliskan ini. Menjadi pengingat bagi diri saya juga. So makasih sharingnya :)
BalasHapusmakasih gan infonya dan salam sukses
BalasHapus