Pages

Kamis, 17 November 2016

Coffee Morning with Teh Kiki Barkiah : Mengoptimalkan Peran Keluarga dalam Pola Pendidikan Anak

Saat saya membaca sebuah web bernama parenting club wyeth, saya terkesiap karena serasa diingatkan lagi tentang sesuatu. Dalam web tersebut disebutkan bahwa menjadi orang tua adalah sebuah amanah yang berat. Itu sebabnya di sana dibahas bagaimana mengenali kepintaran anak melalui Smart Strength Finder Tool dan memberikan informasi penting yang disesuaikan dengan kepintaran tersebut.

Masalah orang tua ada banyak selain mengenali jenis kecerdasan anak agar bisa diarahkan, ada juga yang kesulitan menemukan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan anak. Materi dalam web tersebut mengingatkan saya pada materi parenting yang diberikan Teh Kiki Barkah dalam Coffee Morning beberapa bulan lalu. Teh Kiki Barkiah bahkan sampai membuat home schooling karena belum menemukan sekolah yang tepat untuk anaknya. Akhirnya Teh Kiki Barkiah pun menjatuhkan pilihan pada home schooling dengan pendekatan yang islami. Sehingga anak bisa mengenal islam dan sains dengan seimbang.

Baca juga : Pentingnya Mengajarkan Self Defense pada Anak-anak

Seperti yang selama ini dialami oleh banyak orang tua, ada yang kesulitan mengendalikan anaknya karena nakal, ada juga anak yang menjadi terlibat pergaulan yang rusak di lingkungannya. Siapa yang akan disalahkan saat hal ini terjadi? Orang tua. Karena sebenarnya peran mereka sangat besar dalam memberikan pengaruh bagi anak-anaknya. Hal inilah yang melatarbelakangi dibuatnya Coffee Morning bersama Teh Kiki Barkiah. Saya sudah lama ingin sharing tentang tema parenting ini  tapi belum ketemu waktu yang tepat. Sekarang saatnya saya cerita inti dari materi yang diberikan Teh Kiki ya. :)


Cara Mengatasi Beda Pola Pengasuhan Anak antara Orang Tua dan Nenek 


Pola pengasuhan yang dibuat oleh ibu dan orang tua(nenek dan kakek) seringkali berbeda, terutama jika terjadi di kampung. Misalnya saat akan mengajarkan anak-anak untuk makan sambil duduk, tapi yang terjadi adalah tidak seideal yang dibayangkan. Ada bentrok dengan orang tua ataupun mertua sehingga terjadi konflik yang tidak semestinya terjadi. Hal ini yang menjadi pemicu runcingnya hubungan antara orang tua dengan sang ibu dari anak tersebut. 

Menurut Teh Kiki, demi kebaikan sang cucu, nenek kakek dan ibu bapak (ortu) dari anak harus membangun komunikasi yang baik tentang banyak hal yang berhubungan dengan pola pengasuhan anak. Hal ini karena orang tua dan nenek kakek adalah orang yang sama-sama menginginkan perbaikan generasi. Sama-sama manusia dewasa jadi mudah-mudahan bisa mengembangkan komunikasi demi kebaikan bersama. Harus bilang apa yang mengganjal dalam pola pengasuhan sehingga tidak terjadi pemicu marah antara keduanya. 

Misal saat anak merengek minta permen, di rumah nenek bisa saja sang nenek memberikan permen tersebut. lalu kita marah karena nenek membiarkan sang anak memakan permen. Supaya kitanya tidak jadi soal perkara permen tadi, kemudian mengabaikan sesuatu yang lebih besar misalnya berbakti kepada orang tua. Jadi harus diperbincangkan dengan baik. Kapan boleh dan tidak boleh makan permen.

Baca juga : 7 Cara Asyik Mengajar Anak Cowok

Sesungguhnya, cinta ibu dan cinta nenek memang berbeda. Nenek lebih sering tidak bisa melarang sesuatu yang dilakukan oleh sang anak karena zaman kehidupan sudah berbeda. Zaman dulu sang nenek bebannya berat ketika mengasuh anak pertama, harus memikirkan biaya hidup, dapur harus ngepul, inilah yang membuat nenek dulu bersikap lebih keras pada anak saat punya anak sendiri. Tapi ketika menjadi nenek, ia tidak bisa keras karena merasa bukan miliknya. 

Kenapa nenek lebih sabar dari ibu? Karena merasa anak tersebut bukan miliknya. Jadi solusinya adalah ajarilah anak, permudahlah dengan kemudahan, janganlah dipersulit jika harus melakukan suatu kebaikan. Jadi dipermudah saja ya. Misalnya tidak boleh menonton di rumah, jadi saat di rumah nenek boleh menonton tapi tidak terlalu lama. Atau misalnya saat liburan anak-anak ingin makan chiki di rumah nenek, tak apa sesekali saja.

Baca juga : Perlukah Mengenalkan Anak Remaja Pada Dunia Orang Dewasa?

Persiapkan Anak Menghadapi Lingkungan yang Heterogen


Saat anak sudah besar, orang tua tidak bisa mengawasi anak sepenuhnya karena di luar batas kekuasannya. Misalnya di sekolah atau di tempat bermain. Tapi orang tua bisa membekali ilmu saat mereka di rumah. Apa saja yang boleh dan tidak boleh dikerjakan sehingga saat anak ada di luar lingkungan yang heterogen dengan berbagai hal yang kadang tidak sejalan dengan nilai-nilai keluarga, anak akan tetap mengingat hal tersebut sebagai pedoman. Jadi intinya bekali anak terlebih dahulu sebelum ia tahu dari lingkungan heterogennya dan tercemar dengan pemikiran yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan orang tua.  

Sel  otak anak yang bersinambungan selama tiga tahun pertama. Maka sebaiknya di masa itulah dibangun sebuah fondasi yang baik bagi perkembangan anak, baik sensorik, motorik maupun lainnya. 

Inilah 8 Jenis Pendidikan yang Ditanamkan Teh Kiki Barkiah : 

1. Pendidikan lewat kurikulum sistematis di sekolah. Pendidikan jenis ini ada teorinya, dan bisa dievaluasi hasilnya dengan memberikan ujian. Tapi kelemahan pendidikan ini adalah butuh tidak butuh, anak akan diberikan ilmunya sehingga anak merasa otaknya penuh dengan materi sekolah.

2. Pendidikan lewat nasihat. Pendidikan lewat nasihat lebih mudah diterima, misalnya saat ada masalah lalu mendapatkan nasihat. Hal ini akan mudah diingat dibandingkan dengan saat tidak mengalami. Sebuah nasihat bisa jadi diterima jika cara menyampaikannya lebih mudah dipahami oleh anak-anak. Ada anak yang pada dasarnya pintar juga tapi tidak menjadi anak yang baik. Hal ini karena anak mengalami banyak hal di rumahnya. Masalahnya di sekolah banyak. Ternyata setelah ditelusuri ada hal yang penting yaitu ada hubungannya antara peran orang tua terhadap pendidikan anak. Nasihat orang tua sangat berpengaruh terhadap anak-anak. 

3. Pendidikan lewat kisah teladan. Misalnya dengan mengajarkan anak-anak tentang perilaku yang sesuai dengan karakter islami. Anak harus memiliki role model atau contoh teladan lewat orang tuanya langsung sehingga ia mempunyai 

4. Pendidikan lewat hukuman. Dulu Rasulullah pun pernah memberikan hukuman pada sahabat yang melakukan kesalahan. Hal ini didasarkan pada Al Quran. 

5. Pendidikan lewat agama. Caranya dengan mendoakan anak agar selalu berada di jalanNya. Ada orang yang tidak pernah sholat tapi setelah melalui hal yang tidak menyenangkan dalam hidupnya akhirnya ia mau sholat. Bisa jadi hal itu terjadi karena doa orang tuanya. Karena anak-anak tidak bisa langsung menerima nasihat dalam sekali ucapan, maka tetaplah mendoakan kebaikan sang anak di masa depan. 

6. Pendidikan dengan memberi tanggungjawab. Anak-anak bisa juga diberikan tanggung jawab untuk mendidik mereka menjadi lebih tahan uji di kehidupan. Tujuannya agar anak memiliki daya tahan terhadap tantangan zaman. Misalnya anak disuruh untuk membersihkan rumah, beternak hewan, berjualan kecil-kecilan, dll yang bisa meningkatkan cara berpikir mereka agar lebih bertanggungawab terhadap amanah yang diberikan. 

7. Pendidikan dengan simulasi. Kita perlu membuat simulasi dari ide yang ada dengan lebih kreatif. Misalnya mengajarkan anak bagaimana menyelesaikan masalah dengan berbagai macam pendekatan yang lebih mudah dipahami. 

8. Pendidikan dengan aturan yang tegas. Tentang aturan dan sebagai macamnya setiap anak-anak berbeda. Jadi ada anak yang analitis dan ingin mendapatkan penjelasan detail hingga ia bisa memahami bahwa aturan itu baik untuk diterapkan.  Misalnya ada tiga hal yang teh Kiki Barkiah terapkan yaitu Melatih kedisiplinan, Melatih kemandirian, dan Menyatakan larangan. Anak akan berlomba menyelesaikan masalahnya dengan berpatokan kepada tiga hal tersebut. Misalnya saat anak berbuat salah. Silahkan kamu berbuat kebaikan untuk menurunkan keburukan tadi. Intinya konsen pada 3 kebiasaan tersebut. Jarang sekali ada keluarga yang membuat family time dan rapat untuk membicarakan banyak hal yang bisa dibahas untuk kebaikan bersama dalam keluarga. Merumuskan visi misi keluarga, mau dibawa kemana sih keluarga kita ini? 

Menurut Teh Kiki Barkiah, saat anaknya melakukan kesalahan, ia terbiasa membahasnya bersama dalam rapat keluarga baik dengan sang anak yang bermasalah atau dengan bersama seluruh anggota keluarga. Hal ini bertujuan agar ada solusi yang dihasilkan. Seringkali anak-anak yang tidak mengerti apa yang sebenarnya diinginkan orang tua. Karena orang tua tidak pernah membicarakannya dengan jelas sehingga anak-anak tidak tahu apa yang diinginkan orang tua baik dalam pendidikan, karakter, maupun soal agama. Seharusnya family time diupayakan agar terjalin komunikasi yang intens dan keluarga menjadi akar yang utama dari segala hal yang terjadi dalam kehidupan anak-anak. 

Nah, semoga materi tersebut bermanfaat ya, temans. Kalau kamu, apa pendapatmu tentang peran orang tua dalam pengasuhan anak? Share dong di kolom komentar. :)

8 komentar:

  1. terimakasih sharingnya mbak.. mendidik anak mmg banyak seni dan lika likunya, namun memang betul pendekatan secara personal (nasihat dan hukuman yg tepat) yg mbuat anak lbh bisa disiplin dan bisa menempatkan diri

    BalasHapus
  2. wah reminder belum posting tentang ini...mengasuh anak dulu mah udah di rancang mau begini begono pas lahir kadang harus berdamai dengan situasi..

    BalasHapus
  3. Teh Kiki Barkiaah...
    Kangen sama seminarnya.

    Iya, mba.
    Kita kerap bingung dalam pengasuhan.
    Kalau di YKBH ada namanya "Who is The Boss".

    Jadi anak diajarkan utk tahu dan patuh pada yg mana...?
    Aturan orang tua tentunya.

    BalasHapus
  4. Menanganani anak memang butuh seni tersendiri ya mba. Kalau aku, orangtua harus tahu kapan agak dikit keras (tanpa membentak atau kekerasan fisik). tapi harus sering memeluk dan ucapkan cinta kepada anak :)

    BalasHapus
  5. pendidikan lewat hukuman.. itu ada contohnya ngga Mba? karena ada juga yang menganut, "no reward no punishment".

    BalasHapus
  6. kbh mengarah ke karakter si kecil nih ya mbk, tsakep, bs aku praktekin nih, tengkiu bgd loh sharenya

    BalasHapus
  7. sukaaa banget sama gaya parentingnya teh kiki

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)