Cara
Menangkal Hoax dengan Cerdas
A hoax is a deliberately fabricated falsehood made to masquerade as the truth.[1] It is distinguishable from errors in observation or judgment,[1] rumors, urban legends, pseudosciences, and April Fools' Day events that are passed along in good faith by believers or as jokes. [2] (sumber : Wikipedia)
Hoax? Apakah hoax itu? Menurut saya, hoax adalah berita yang nggak benar, menyebarkan fitnah
dan kebohongan. Biasanya dilakukan oleh oknum, baik orang iseng ataupun terencana.
Well ya, intinya sih, berita hoax ini berita yang kamu pertanyakan
kebenarannya.
Masalahnya,
kini orang mudah percaya begitu saja dengan berita yang beredar bahkan tanpa
perlu crosscheck kebenaran tersebut. Asal ia merasa sesuai dengan nilai yang
dipahami dirinya, ya, ia bakalan ngeshare berita hoax itu. Ngesharenya di mana? Di
social media, baik fb, ig, youtube, web, bahkan sekarang ada juga yang dishare di
grup-grup whatsapp berisi broadcast nggak jelas.
Awalnya
saya sama sekali nggak mikirin soal berita hoax ini. Saya mikirnya toh orang udah
cukup pintar untuk memercayai mana berita palsu dan mana berita yang benar.
Masalahnya, hoax akan lebih mudah menyebar jika diberi peringatan semacam. “Like,
share dan komen berita ini! Jangan berhenti di kamu biar semua orang tahu.”
Yaelah. Wkwk. Kezel saya kalau dapat broadcast geje begitu di chat whatsapp.
Ndilalahnya
kok ya, ibu saya baca chat di whatsapp semacam itu. Bacanya dari broadcast grup guru
pula. ZzZzt. Fiuh, gimana ga kesel ya, kalo setiap hari ibu saya baca
chat di grup itu karena nganggep bakalan ada info penting seputar dana BOS,
laporan guru, akreditasi, persiapan ujian SD, dl. Eh tapi kok malah dapet
beritanya yang nggak jelas gitu. Dan anehnya, ibu saya percaya aja gitu saja
berita semacam itu. Udah kemakan hoax dong? Iyes. :( Jadi karena kesel itulah
saya nulis artikel ini. Anggap aja curhatan random. Lol. :p
4 Cara Menangkal Hoax dengan Cerdas :
1. Baca berita perlahan
Di era digital yang serba cepat ini berita hoax mudah menyebar dan
menimbulkan keresahan. Baca berita yang dishare di social media itu pelan-pelan aja ya. Jangan buru-buru
apalagi sambil makan mendoan. Ntar keselek *lho :p Ya, baca pelan-pelan,
dicerna dulu, baru deh ditanggapi dengan kepala dingin. :)
2. Milikilah Filter Diri dan Pilih-pilih Bacaan yang Cerdas
Saya rasa hoax berkembang pesat karena adanya social media.
Orang butuh bacaan bagus tapi males beli buku. Akhirnya mereka hanya
mengandalkan informasi yang gratis dari web dan social media untuk memenuhi
kebutuhan mereka akan bacaan bermutu. Maraknya penulis di dinding facebook dan
fanpage yang share info-info juga berdampak pada hal ini. Karena mudahnya salin
tempel (copy paste) berita dari fb ke media lain seperti chat dan web,
ini berdampak besar menyebarnya berita dengan impulsif dan tak terkontrol lagi. Hindari deh berita yang sepotong-sepotong dan bias. :)
Tahu kan sikap impulsif? Asal kamu merasa bahwa hal itu benar,
kamu akan segera mengirimkan berita tersebut ke teman kamu, lalu teman kamu pun
melakukan hal yang sama, dst dst... Ya, bola salju pun menggelinding dan
tinggal menunggu waktu sampai lebaran kuda deh biar beritanya nggak bergulir
lagi dan lagi. :p
Jadi saran saya sih, baca buku aja, temans. Buku membuat kamu punya
kebiasaan bagus yaitu membaca dengan lebih mendetail dan analisa yang mendalam.
Kamu bisa memahami permasalahan awal hingga akhir. Jadi pemahamanmu terhadap
suatu masalah pun jelas dan rinci.
3.
Ojo gumunan, ojo
kagetan
Ojo gumunan, ojo kagetan artinya jangan mudah terkagum
pada sesuatu dan jangan mudah kaget juga. Kedua hal ini dapat menimbulkan
reaksi spontan yang kerap impulsif. Kalau lihat sesuatu yang wah, amazing, dan
heboh ya dengan judul yang bombastis kamu harus bersikap biasa aja dulu. Karena
bisa jadi berita yang dishare itu sebenarnya berita biasa tapi dibumbui dengan “klik
bait” hingga bisa menjadi viral dengan cepat.
Jangan mudah kagetan juga, jangan panikan. Kalau kamu panik
trus gimana dong? Ya, diemin aja dulu waktu baca berita. Cerna dulu deh, trus
tanyakan ke dirimu sendiri. Apakah berita ini benar? Apakah sumbernya memang
kredibel? Apakah berita ini mengandung unsur provokasi maupun hal-hal negatif
yang lain? Apakah berita tersebut layak dimasukkan ke dalam berita tidak
penting? Kalau iya, tinggal buang informasi tersebut. Apalagi jika ada tulisan “Share
ke orang lain, agar berita ini tidak hanya berhenti di kamu.” Duh ya, itu
deh ciri-ciri hoax. Jangan kemakan hoax ya. :(
4. Sehat bersocial media
Sehat bersocial media artinya apa? Ya artinya kamu menggunakan
social media dengan pikiran yang sadar dan waras. Jadi nggak mudah melakukan
hal-hal semacam menyebar berita hoax tersebut. Pikirkan apa yang akan orang
lain lakukan jika membaca pesan yang kamu kirimkan tersebut? Apa dampaknya jika
berita hoax tersebut tersebar? Ini yang harus diwaspadai.
Social
media yang seharusnya digunakan untuk bersilaturahmi jangan dikacaukan dengan
menyebarkan berita yang tidak semestinya, meskipun itu cuma buat lucu-lucuan
aja atau pemecah kebosanan (ice breaking). Kebayang dong, kalo berita
hoax itu nyebar dari postingan yang kamu
share tersebut. Intinya sih ya, pilih berita dengan tepat dan sehat bersocial
media ya, temans. Nggak semua berita yang kamu serap harus ditanggapi kok. :)
Yaudah
sih, itu aja uneg-unegnya dari saya. Semoga cara menangkal berita hoax dengan
cerdas ini bisa bermanfaat buatmu ya. Sekian dan terima takjil. :p
Ps :
Iyaa, judulnya sok iye banget emang. ;)) Abis bingung mau ngasih judul apaan.
:p
Wah di timelenku banyak ni yang gumunan, anehnya justru kakak kakak kelas di sma. Bukannyabterlihat keren, tapi klo asal ngeshare gitu jatohnya malah norak ya hiks
BalasHapusBuener mbak. Berita hoax tuh nyebelin banget. Apalagi klo baca sekilas lalu dishare. Hadeeh... Mau ngingetin ntar dikira syirik. Huft
BalasHapusyang pertama saya lakukan biasanya tidak bersocial media ketika mood lagi jelek. Karena efeknya bisa jadi cepet emosian dan beresiko mudah percaya dengan hoax
BalasHapusDan satu lagi, jangan mudah ikutan ngeshare berita kalau belum tau sendiri kebenarannya hehe TFS
BalasHapusBener banget, kalau enggak ada filter dari diri sendiri itu bahaya ya, mba. Apalagi sekarang ini berita hoax tuh struktur penulisannya macem softselling. Suka bikin ga sadar tau2 percaya.
BalasHapusgemesss deh lihat hoax bertebaran di medsos. Saking gampangnya orang nyebar berita karena kuota makin murah jadi kurang pertimbangan benar apa gaknya. Mending cek ke pengirim berita sebelum meneruskan ke orang lain. Jangan cuma "copas dari grup sebelah"
BalasHapusYang penting ketika baca berita harus jelas peruntukannya, jangan asal share karena nanti kita kena juga kalau bohong ya
BalasHapusMantap :D
HapusIbarat pisau ya... Kalau dipakai baik sama user ya berguna banget buat ngiris bawang. Tapi kalau dipakai ga benar bisa fatal melukai siapa saja.
BalasHapusBijaklah dengan internet :)
Mantep, Mbak. Biar nggak latah nyebarin berita ^^
BalasHapusKalau saya sih, baca dulu berita yang diterima. Lalu dilogika, ini kira-kira bener ga sih, sumbernya jelas ga ya. Paling bener sih memang "ojo kagetan ojo gumunan" itu deh, harus lebih tenang menyikapi berita dan pesan berantai karena banyak banget orang-orang yang "yowes pokok forward" :)
BalasHapus
BalasHapusaku sekarang mash jarang banget share berita - berita karena takut kalau salah dan hoax. Apalagi kadang udah beritanya salah yang share ngotot aja hehehe
Bener mbak kita harus pintar-pintar menyaring berita, jangan asal serap semua berita yang di share ke kita karena belum tentu berita itu benar.
BalasHapusHihihi ibuk saya juga guru dan ayah saya pun pensiunan.
BalasHapusJadi kalau ada message message semacam “Like, share dan komen berita ini! Jangan berhenti di kamu biar semua orang tahu.” itu kadang juga di sebarin ke grup keluarga
Ih saya juga gemez wkwkwk
setuju mbaaak
BalasHapuscara lainnya adalah membaca berita yang sama di sumber yang berbeda :)
BalasHapusTips yang berguna sekali min. terima kasih, hehehe....
BalasHapusmemang banyaknya berita hoax yang beredar membuat kita harus bisa bersikap bijak.