Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Selasa, 17 Oktober 2017

Selaksa Cinta yang Melangit

Selaksa Cinta yang Melangit

Kapan hari, pernikahan yang digelar oleh seorang penyanyi terkenal bikin banyak orang baper berjamaah, hingga hastag #HariPatahHatiNasional pun muncul di timeline saya. Sejujurnya saya nggak terlalu ngefans dengan sesembak yang ini. You know lah siapa yang saya maksud ya. Siapa lagi kalau bukan Raisa. :D Tapi berbekal rasa penasaran, saya pun scrolling foto pernikahan di ignya dan menemukan caption foto siraman Raisa yang bikin baper.

"Butuh beberapa hari untuk mencerna segala perasaan campur aduk setelah menjalani beberapa prosesi adat bersama keluarga terdekat. Rasanya luar biasa sekali. Yang sudah pernah, pasti tahu apa yg saya maksud. Yang belum pernah, tidak akan cukup ruang caption ini untuk menggambarkannya."

Bukan caption itu yang membuat mata saya terpaku di ignya, melainkan komentar dari Dee Lestari yang menuliskan kalimat sederhana ini di kolom komentar, “Your parents are so adorable.”


Hyaaa, mbak Dee sukses bikin saya mewek. Cara ortunya menjaga Raisa untuk tetap on the right track dibalik kesibukannya bermusik ini yang hmm... bikin saya mikir seberapa besar cinta ortunya untuk tetap mau saling mencintai sampai anaknya bisa tetap merasakan cinta sejati itu ada hingga ia dewasa.

Orang tuanya yang jadi role model bahwa cinta sejati itu beneran ada, bahwa cinta tanpa selingkuh itu beneran nyata, bahwa ada lelaki yang benar-benar sebaik itu menjaga keluarganya dari hal-hal di luar jangkauan mereka. Bahwa benar cinta yang utuh itu ada di dunia ini, bukan hanya kisah dongeng saja. Bahwa ada selaksa cinta yang melangit yang dikisahkan oleh orang tuanya sendiri. Meski pernah juga Raisa jatuh cinta dengan orang lain sebelum ketemu suaminya, tapi dia bisa cepat move on dan ambil keputusan untuk menikah.

Baca juga : Let's Move On and Be Awesome Instead 


Menurut saya, orang tua Raisa ini so lovable. Bagaimana seorang anak bisa merasa dicintai ya karena orang tuanya juga mau turut andil untuk segenap jiwa raga, mencurahkan kebahagiaan sebanyak-banyaknya pada anaknya.

Kebahagiaan lewat merawat kenangan dengan hal-hal indah, memberi pemahaman baik tanpa melukai harga diri, memberikan solusi dengan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh anak. Bukan tipikal orang tua yang mendikte harus ini dan itu, tapi yang membebaskan apapun pilihan anaknya. Bahwa kebahagiaan anak adalah haknya dalam hidup, dan itu wajib diberikan oleh kedua orang tuanya, bukan hanya dari salah satu saja.

cinta adalah penerimaan yang tulus, untuk siapapun yang ada di sekitar kita

Saya pernah ingat pertanyaan seorang teman yang bilang begini,

“Kamu tahu kenapa seseorang sulit memaafkan orang lain, meskipun orang itu sangat dicintainya?” 
“Kenapa?” 
“Karena saat harga dirinya terlanjur terluka, seseorang akan lupa dengan kebaikan orang tersebut.”

Well ya, itu bener banget. Baru saya sadar setelah merenung panjang karena saat saya mendapat pencerahan dari percakapan itu, saat itu mendapat nasihat berat bukanlah waktu yang tepat buat saya. Kalau diingat-ingat sekarang, nasihat itu tepat sasaran bahkan tanpa maksud memojokkan salah satu pihak.

Saya jadi ingat dua orang teman yang sama-sama punya keluarga yang lovable. Yang kalau ngeliat hal di sekeliling mereka, rasanya cinta mengalir dari mana saja, dari keluarga, teman, tetangga, relasi, dll. Ada beberapa kebiasaan yang saya amati dari mereka berdua saat menjalin relasi dengan orang lain.


1.       Memuji sampai bikin hati meleleh

Sungguh, saya bukan orang yang suka banget ngasih pujian. Sangat pelit ngasih kata-kata yang bikin orang bahagia. Wahaha. Makanya pas ngeliat teman saya suka banget muji itu, saya bergelitik untuk berpikir, kenapa ya orang ini seneng banget muji? Praktis, sejak saya sering berinteraksi dengannya, kalimat saya pun agak berubah. Ikutan muji-muji walau saya sendiri nggak tahu kenapa bisa gini. Emejing deh. Kebiasan kayak gini ternyata bisa nular juga ya. :p

2.       Ngasih hadiah tanpa rencana

Kalau kata nabi Muhammad Saw, saling memberi hadiah adalah cara untuk menumbuhkan cinta. Dan ya, itu bener banget. Dari dua orang teman ini, mereka hobi banget ngasih-ngasih sesuatu, bahkan yang saya rasa sebenernya nggak perlu dilakukan. Misal, seperti saya pernah dikasih hadiah template blog yang notabene saya sebenernya butuh tapi kalau beli sendiri juga nggak akan sanggup. Harganya 2 juta, kakak. Mahal banget kan. Huwaaa~

Orang seperti ini yang suka ngasih-ngasih hadiah, kadang bikin saya bingung mau gimana ngebales kebaikannya. Dengan kalimat terima kasih aja nggak cukup kan ya. Kadang saya pengin ngasih sesuatu tapi kok ya mereka udah punya segalanya. Wahaha. Bingung kan? Sama, saya juga. :p Kadang saya kepikiran buat ngasih bumbu dapur atau makanan kering yang kira-kira disukai, tapi rasanya saya nggak banyak tahu apa favorit mereka. :’)

3.       Hobi menjalin relasi secara personal

Sesungguhnya inilah yang paling penting dalam sebuah hubungan. Seseorang akan merasa diistimewakan saat ia berkomunikasi secara personal, bukan dalam ruang lingkup umum. Jadi, dia tahu bahwa dirinya terkoneksi dengan orang lain dengan kisah yang tak sama dengan kisah yang dibagikannya pada teman lainnya. Intinya, hidupnya serasa jadi lebih spesial saat membagikan moment tersebut pada seseorang yang ia bisa percayai. Misal kayak saya kadang cerita kisah cinta sama si A, kalau soal kerjaan ceritanya sama si B, tapi sama-sama cerita yang personal. 

4.       Memberi nama panggilan yang disukai

Saya tahu ini akan terasa lebih personal bagi sebagian besar orang. Terutama jika kita sudah lama berkenalan dengan orang tersebut, pasti ada nama panggilan yang istimewa, misalnya saya ingat ada teman saya yang memanggil saya jeng, dan memang hanya orang tertentu saja yang begitu. Atau seseorang memanggil nama saya Kiky karena orang tersebut tahu nama kecil saya. Atau bahkan saat menulis pesan di kotak pesan, ada seorang teman yang menulis nama saya bukan dengan huruf normal layaknya EYD, tapi dengan tulisan “iLa”. Seriously, saya hanya punya 1 teman yang seperti ini, dan saya masih ingat siapa dia. Segitu detailnya ingatan saya ya. Wkwk. :p

5.       Mengumpulkan tawa dan bahagia bersama

Bisa dibilang ketawa bersama-sama untuk hal-hal konyol hanya bisa dilakukan di hadapan orang yang bikin kita nyaman. Bener kan, ya? :D Saya bisa ngobrol banyak sampai berjam-jam hanya karena merasa nyaman dan bahagia dengan orang itu. Saya bisa ketawa tanpa merasa khawatir kalau guyonan saya jayus atau garing. Menertawai hal-hal konyol tanpa takut dibilang aneh, karena menertawai kekonyolan diri sendiri pun bisa bikin saya happy. Ya, sesederhana itu. :D

Yang bikin saya suka, selain 5 hal itu, adalah karena penerimaan orang tersebut terhadap saya tanpa melihat siapa yang sedang ada di hadapannya. Tanpa berpikir bahwa seseorang perlu dikotak-kotakkan karena alasan status sosial, kecantikan, karier, kecerdasan atau apapun. Tapi karena murni pertemanan yang tulus dan bikin saya ngerasa menemukan orang yang bisa saya percaya buat cerita banyak hal yang lebih privasi. Anyway, kalau kamu, apa pernah ketemu dengan orang yang bikin nyaman? Gimana kesannya? Share dong di komentar. ;)







20 komentar:

  1. siap dipraktekkan deh, biar so sweet ...

    BalasHapus
  2. Andai semua seperi itu, pasti akan lebih menyenangkan. Untuk apa mengkotak-kotak? Toh, kita sama-sama cintaan Tuhan. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya,mba Nisa. Ya, berharap orang lain seperti itu rasanya prosentasi berhasilnya fifty fifty, jadi baiknya dimulai dari diri kita dulu buat melihat orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan juga. aku juga masih belajar buat hal itu, mba. :)

      Hapus
  3. Berbagi kebahagiaan memang moment yang sangat menyenangkan. Melihat tawa mereka, hati jadi makin bahagia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener, mba Es. happiness only when share. bikin seneng orang dengan senyuman dan ketawa ternyata bikin hati jadi lebih lega.

      Hapus
  4. Kebiasaan-kebiasaannya so sweet banget nih mbak... ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, mba. kebiasan2 yang mencipta keakraban. :D

      Hapus
  5. jd penasaran caption fotonya raisa yang dimaksud mbak ila.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. tuh udah aku kasih captionnya di postingan, cha. walo ga bisa share embed foto ig nya. jangan baper loh. haha xD

      "Butuh beberapa hari untuk mencerna segala perasaan campur aduk setelah menjalani beberapa prosesi adat bersama keluarga terdekat. Rasanya luar biasa sekali. Yang sudah pernah, pasti tahu apa yg saya maksud. Yang belum pernah, tidak akan cukup ruang caption ini untuk menggambarkannya."

      Hapus
  6. Iyap Kak. Ada peran ortu yang sangat besar untuk ngejaga anak seperti Raisa. Tetap lurus sampai akhir. Salut. :)

    BalasHapus
  7. Iya aku pun pernah merasakan dan bertemu orang yang nyaman banget di hati, selalu bikin tertawa dan tenang di hati.Otomatis menularkan kebahagiaan Ilaaa..

    BalasHapus
  8. Saya punya nih 1-2 teman yang gini banget. Bahagiakkkk banget rasanya :)

    BalasHapus
  9. Hari Patah Hati Nasional yg itu sama sekali ngga bikin saya patah hati lho. Yang ada malah kzl sendiri gara2 overexposed -___-

    BalasHapus
  10. Saling memberi hadiah dengan tulus juga salah satu bentuk silaturahmi.

    BalasHapus
  11. Tulisan ini saya suka mbak, membuat saya ingat masa lalu dan jadi pengingat untuk beberapa hal yang saya tinggalkan.

    BalasHapus
  12. Ya, sepertinya hanya org yg cukup dicintai yg bisa banyak mencintai ya

    BalasHapus
  13. Orang yang paling bisa membuat saya nyaman adalah suami saya, karena senyumnya selalu bisa meluluhkan hati saya yang sedang marah. Sampai sekarangpun dia belum pernah marah kepada istri dan anaknya,huuh...lovable banget dia

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)