Pages

Minggu, 26 November 2017

Perjalanan Menyembuhkan Hati

Perjalanan Menyembuhkan Hati

Ada saatnya saya ingin liburan tanpa keluarga semacam ingin menyelesaikan apa yang seharusnya diselesaikan. Dulu saya pernah tinggal lama di Semarang, hampir 7 tahun saat kuliah maupun kerja. Ada banyak canda, tawa, luka, sedih, amarah yang entahlah berapa banyak yang sudah menumpuk di ingatan dan hati saya perihal persahabatan dan relationship yang pernah saya bangun. Sampai beberapa kali saya masih sering mimpi nggak enak perihal masa lalu.

Hanya orang tertentu yang tahu apa yang terjadi, rasa sakit hati yang saya alami dan bikin saya ngerasa nggak pengin lagi balik ke Semarang, kecuali terpaksa, itu pun setahun hanya 1-2 kali. Kembali ke kota itu seperti memutar kenangan di kepala dengan cepat. Tanpa sanggup saya pikir bagaimana saya bisa mengontrolnya.

Saya pernah dapet wejangan dari teman, sesama anak kantor lama yang bilang, “Hanya orang yang membuat kamu luka yang bisa menyembuhkan kamu.” Dan saya rasa pendapatnya benar, karena secara teknis dia anak psikologi, pasti lebih tahu gimana cara nyembuhinnya.

Dulu wejangan itu hanya sambil lalu tanpa saya pikirin dan lakukan. Saya hanya merasa sekarang waktunya untuk menyelesaikan apa yang mengganjal di dalam hati. Saya jelas nggak mungkin ngobrol sama orang itu. Karena dia sudah menikah. Tapi saya bisa menyusuri kota Semarang, mencipta kenangan baru tentang kota yang pernah saya tinggali. Membuat kenangan baru, melupakan yang lama dan mengurangi rasa sakit hati saya selama ini. Berusaha ikhlas bahwa Allah ngasih jalan yang aneh itu emang yang terbaik, bukan tanpa sebab. Jadi saya harus belajar legawa. :)

Jadi waktu Isha bilang mau ke Semarang, saya bilang iya mau buat nemenin dia jalan-jalan. Pagi sampai sore saya jalan-jalan sama Ajeng, temennya adek muterin MAJT dan Cimory, Ungaran. Habis itu ke Airy Rooms Gajahmada, dan ketemu Isha jam 4 sore. Setelah itu baru besoknya kami lanjutin jalan-jalannya lagi. Nggak nyangka juga bisa muterin 7 tempat sekaligus, meski ada insiden yang nggak ngenakin juga. But it’s oke.

Sejujurnya saya sendiri nggak tahu kenapa hati saya bilang, “Iya, saya mau ke Semarang. Sekarang waktunya buat bikin hati saya bahagia.” Seharusnya perjalanan ini dilakukan bertahun-tahun yang lalu. Saya yang suka menyimpan kenangan buruk dan menganggap bahwa dunia nggak adil. Padahal seharusnya saya menghadapinya, meski itu sulit dan bikin sakit hati. Tapi seenggaknya nggak ada penyesalan karena sudah berusaha jujur sama diri sendiri. Sakit hati ya bilang sakit aja, jangan sok-sokan tegar tapi ternyata belum sembuh benar.

Waktu melewati jalan-jalan yang pernah saya kenal, saya merasa sesuatu yang berbeda. Ternyata, rasa sakit itu memang hanya ada di hati saya. Ketika sampai di tempat yang sudah pernah saya kunjungi, saya merasakan moment yang berbeda. Bukan yang dulu saya pernah alami, dan ingatan buruk itu menghilang gitu aja tanpa bekas. Ternyata yang saya perlukan hanyalah menerima. Menerima hal yang pernah berlalu, dan membuat kenangan yang lebih baik lagi.

Thanks to Ajeng dan Isha buat jalan-jalan dan obrolannya yang menghangatkan hati. Percaya bahwa pertemuan kita bukan tanpa sebab, tapi Allah ngasih kebaikan di dalamnya untuk jalan hidup kita berikutnya. :)


2 komentar:

  1. ooo ini postingan tentang mantan toh :p

    BalasHapus
  2. Eeh, saya jg sempat 6 tahun menetap di Semarang dan setelahnya belum kesampean balik lagi selama 5 tahun ini. Melihat dari postingan teman2, Semarang sekarang tambah maju dan modern. Turut senang dan bangga.

    Semoga Kiky bisa membuat sebanyak mungkin kenangan indah di Semarang ya.. Sekalian titip rindu utknya. Ihiy.

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)