Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Rabu, 10 Januari 2018

[Review Film] Along With The Gods : The Two Worlds

[Review Film] Along With The Gods : The Two Worlds

Minggu lalu, Nindri, temen SMA saya ngajakin buat nonton film Korea Along With The Gods : The Two Worlds yang tanggal 4 Januari 2018 baru tayang di Cinemaxx Tegal. Awalnya mau nunggu jadwal tayang di CGV Tegal yang harga tiketnya lebih murah ya, tapi kok ditunggu  update jadwalnya nggak muncul juga. Wkwk. Jadilah kami berdua akhirnya memutuskan nonton film di Cinemaxx Tegal aja. Harga tiket untuk film Along With The Gods ini sebesar 40 rb. Mayan sih, worth it lah dengan kualitas filmnya yang katanya udah masuk jajaran box office Korea dengan jumlah penonton tembus 10 jt.


Anyway, salah satu resolusi saya tahun 2018 adalah saya mau lebih banyak nonton film. Ada 30 film bagus yang pengin saya tonton, karena saya ngerasa belajar kehidupan dari karakter di film itu jauh lebih realistis dibanding kalau baca buku. Baca buku feelnya beda ya. Kalau nonton drama durasinya kepanjangan dan bikin saya kudu begadang, huhu. Saya nggak punya banyak waktu selo buat kelarin marathon drama, makanya paling nanti milih drama mana yang bakal diikuti.

Film Along With The Gods : The Two Worlds ini merupakan film bertema fantasi, yang mengisahkan tentang pengalaman di alam baka berdasarkan agama Budha. Alkisah, Kim Ja Hong seorang pria biasa, baru saja meninggal. Ia diantar menuju akhirat oleh Kang Rim, kepala malaikat pencabut nyawa. Kang Rim akan menunjuk seorang pembela yang akan mewakili Ja Hong dalam 7 sidang pengadilan sepanjang 49 hari untuk menyelidiki bagaimana ia menjalani hidupnya, dan di mana ia harus menghabiskan keabadian.

Kim Ja Hong meninggal karena jatuh saat menyelamatkan nyawa seorang korban kebakaran. Dia mati tapi nggak nyadar kalo udah mati. Jadi dia kayak shock gitu kok nggak ada yang liat dia dan nanggepi ucapannya. Akhirnya dia tahu kalau dia udah mati dan hanya tinggal nama aja pas temennya nangisin dirinya.

Saat itu Kim Ja Hong kaget ada orang yang manggil namanya berkali-kali. Pas nengok lha kok dia dipanggil sama malaikat maut. *horor hahaha* Ada 2 malaikat yang membawa jiwanya ke alam baka, dan satu penjaga senior yang disebut kapten. Tugas ketiga penjaga itu adalah menemani dan menjadi pembela saat ia harus menjawab pertanyaan di 7 tingkatan neraka.

Di alam baka, Kim harus menjalani pengadilan kehidupan yaitu dia harus melewati 7 pengadilan untuk mempertanggungjawabkan kehidupannya di dunia. Kim Ja Hong disebut-sebut sebagai jiwa yang berbudi pekerti yang ke 48. Jika sudah 49, maka para penjaganya akan mendapatkan hak istimewa yaitu menjalani reinkarnasi. Makanya penjaganya nih seneng banget disuruh bantuin Kim Ja Hong untuk menjalani persidangan karena mereka ngira kalau Kim Ja Hong adalah jiwa yang benar-benar baik. Nggak mungkin sidangnya bakal dibikin ribet.

Tak disangka, ada kejadian yang bikin akhirat gonjang-ganjing. Apa itu? Ternyata sesosok arwah penasaran dari keluarga Kim Ja Hong yang dendam membuat akhirat menjadi bergetar. Setan-setan pada bermunculan mengejar Kim dan 3 penjaganya. Duh, ini yang bikin Kim hampir aja kehilangan kesempatan untuk ikut pengadilan. Karena itu, kapten pun memutuskan untuk turun ke dunia manusia, menyelidiki kenapa sih kok si Kim ini bermasalah. Trus siapa arwah penasaran itu?

Saat tiba di rumah dukanya, jenazah sudah dikremasi. Si kapten ketemu dengan ibunya dan bilang kalau dia dulu pernah ditolong sama si Kim Ja Hong. Jadi dia mau melakukan sembahyang dulu untuk menghormati almarhum. Saat itu almarhum meninggalkan dua anggota keluarga yaitu adik laki-lakinya Kim Su Hong yang bekerja di pangkalan militer, dan seorang ibu yang bisu.

Adiknya bilang mau keluar dari militer untuk menjaga ibunya yang bisu dan sakit-sakitan.Tapi setelah itu nggak ada kabar apa-apa. Karena itu, kapten terus mencari di mana-mana, termasuk di pangkalan militer tempat adek Kim ditugaskan. Saat dicek di kantornya, adik laki-laki Kim menghilang tanpa jejak. Dianggap meninggalkan pos jaga tanpa ijin ke atasan. Padahal ada kejadian yang bikin runyam yaitu terbunuhnya adek Kim ini karena kesalahan juniornya.

Nggak hanya itu, masalah pun bergulir hingga semua kejadian saling terjalin satu sama lain. Semua yang jadi pertanyaan tentang kenapa kok hidup Kim bikin riweuh dunia manusia, ya itu karena ada hal-hal yang belum tuntas. Dan yang belum tuntas itu ternyata bikin rumit karena dari pihak keluarga ada yang belum ikhlas, yaitu si almarhum adek Kim yang sekarang jadi arwah gentayangan. Dia bikin kekacauan di dunia manusia dan menolak untuk diajak pergi ke akhirat. Ya, mau gimana dong. Namanya juga udah jadi setan ya. Berantemlah si kapten sama arwah adek Kim ini saling serang dengan pedang, hingga semuanya pun akhirnya menemukan jawaban dari segala permasalahan yang ada.

Trus, gimana keadaan keluarga mereka paska ibu kim kehilangan kedua anaknya? Tonton aja film ini ya. ;)

***

Saya suka banget pesan moral di film Along With The Gods : The Two Worlds ini. Ada banyak banget pencerahan yang bisa saya dapatkan saat menontonnya. Karena meski ini ceritanya basicly dari ajaran agama Budha, tapi menurut saya konsep nerakanya itu bikin saya jadi mikir, oh gini ya neraka itu. Pasti di akhirat yang sesungguhnya bakal lebih mengerikan dari ini.

Di agama saya, Islam ada gamabran surga dan neraka yang dikisahkan di Al Quran, namun karena keterbatasan imajinasi, sungguh saya agak susah membayangkan gimana gimananya nanti di sana. Iya sih misal kayak dipotong lidahnya. Emang sengeri apa dipotong lidahnya kalau dusta, khianat, dan suka bohong? Di film ini keliatan visualisasinya. Pakai bara api dan gunting yang membara. Bikin merinding deh. Huhu

Ditambah lagi neraka 7 lapis itu serasa bikin perjalanan di akhirat lama banget. Kebayang nggak kalau di dunia kita hidup sampai 63 tahun. Keliatannya singkat ya, tapi pas di akhirat semua detail kejadiannya bakal dipertontonkan, detaiiilll banget. Nggak ada satu pun yang luput dari penilaian di sidang neraka.

Trus, pas bagian naik kereta gantung trus mereka pada jatuh itu bikin saya merinding. Bayangin ajalah gimana kalau itu terjadi di neraka. Di bawahnya kawah, panas membara, banyak apinya yang meletup-letup siap menjilat-jilat tubuh orang yang dilemparkan ke neraka. Kalau orang itu nggak bisa melewati nerakanya, gimana bisa selamat coba ya?

Banyak dialog di sidang neraka yang bikin saya mikir. Duh, di dunia saya ngapain aja ya selama ini? Kok kayaknya saya masih belum punya bekal yang cukup kalau sewaktu-waktu dipanggil.

Misal kayak pas ada sidang dengan dewi kemalasan apa ya saya lupa. Yang dewinya ini di sungai. Trus si Kim bilang kalau dia selama ini bekerja terus menerus demi menghidupi keluarganya. Semua itu bukan karena dia rajin atau dia baik hati, atau dia nggak malas. Semata-mata karena dia suka uang. Ia butuh uang. Itu sebabnya ia mendewakan uang. Di bagian ini saya jadi inget hadist tentang bahwa kita manusia akan ditanya perihal waktu yang kita miliki di dunia buat apa aja. Ya, kalau malas siap-siap aja ada hisabnya *ngomong ama kaca woyy*

Dia ngaku sendiri kalau selama ini dia selalu menggantungkan hidupnya pada uang. Pokoknya apa-apa yang bisa menghasilkan uang bakalan dia jabanin deh. Walau harus begadang, nggak istirahat pas weekend, atau selalu sibuk cari kerjaan sampingan demi bisa menghidupi keluarganya.

Si dewi marah besar trus bilang, udahlah si Kim dibuang aja ke neraka. Nggak guna ada jiwa yang kayak gini, kok memujanya uang. Emang Tuhanmu itu uang to?. Lha si penjaga Kim membelanya, dia bilang itu semata-mata demi ibu dan adiknya, makanya dia mendewakan uang.

Bukan salah dia kalau kemiskinan merenggut kebahagiaannya yang akhirnya bikin dia harus banting tulang, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Semuanya karena dia nggak mau keluarganya sengsara dan nggak bisa makan dengan layak. Makanya dia rela aja harus ngerjain pekerjaan apapun asalkan ada uangnya.

Ada juga satu  kejadian yang bikin saya mikir keras. Duh, apa yang kita lakukan di dunia itus emua ada pertanggungjawabannya. Termasuk setiap kejadian akan saling mempengaruhi kehidupan orang lain. Kayak Kim yang tiba-tiba aja meninggal. Dia itu kok bisa-bisanya udah meninggal tapi mempengaruhi kehidupan orang lain di dunia manusia? Kenapa kok bisa ada arwah penasaran, kenapa kok orang harus ikhlas kalau keluarganya meninggal, meskipun itu bakalan susah banget ya. Butuh waktu pasti.

Beragam pertanyaan muncul di kepala saya waktu nonton film Along With The Gods ini. Ibaratnya nih ya, kita disuruh mikir kalau di dunia ini cuma sementara, nanti kehidupan di dunia yang lebih abadi apa aja yang bakal kamu temui? Itu yang harus kamu pikirkan saat ini. Udah punya bekalnya belum? Gimana pertanggungjawaban hal-hal yang dilakukan di dunia. Gimana gambaran neraka yang nauzubillah min dzalik deh pasti lebih serem dari yang di film. Ditanya waktu di dunia buat apa aja. Malesnya seberapa males. Kebohongan apa aja yang dilakukan bakal ditanyain, dll. Banyaklah pokoknya.

Twistnya ngena banget sih. Klo menurut saya kekuatan film ini di efeknya. Sama jalan ceritanya jg. Trus yang paling nohok itu as bagian si dewa bilang, "kamu udah dkasih waktu 15 tahun buat tobat, buat minta maaf, kenapa nggak dilakukan juga. Sekarang kamu baru minta maaf. Udah nggak guna lagi." Glek. Tetiba inget gimana kalo dihisab. Hwaa. >.<

Moral of the story Film Along With The Gods : The Two Worlds ini bikin saya jadi pengin minta maaf sama orang-orang yang pernah saya kenal. Maaf ya kalo selama interaksi ada yang nggak mengenakkan. Mohon dimaafkan dan diikhlaskan kesalahan saya. Jangan sampe deh saya ditagih maafnya di akhirat. Huhu. :’)


Cast Actress Film Along With The Gods : The Two Worlds 

1. Cha Tae-Hyun sebagai Ja-Hong (first paragon in 19 years)
2. Ha Jung-Woo sebagai Kang-Lim (leader of the guardians)
3. Kim Hyang-Gi sebagai Deok-Choon (assistant guardian)
4. Lee Jung-Jae sebagai King Yeomra (judge of filial impiety hell)
5. Ju Ji-Hoon sebagai Hewonmak (security specialist)

6. Do Kyung-soo

Sutradara: Kim Yong-hwa




6 komentar:

  1. Penasaran banget sama film ini, wajib ditonton niih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuk nonton sebelum turun layar, mba Tian.
      Bagus banget pesan di filmnya. :D

      Hapus
  2. Ngga sabar nonton sekuelnya & versi dramanya 😍😍
    Semoga webtoonnya juga ada versi bahasa Indonesianya jadi bisa ikutan baca 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku nungguin juga sekuelnya. moga sama bagusnya. :D

      Hapus
  3. Waduh, filmnya menohok juga ya. Sepertinya worth to watched nih mbak. Bagus banget buat dijadiin bahan renungan :')

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)