Pages

Minggu, 29 April 2018

Tentang Seseorang

Terjaga dini hari dan aku ga tahu musti ngobrol sama siapa. Jadi aku cerita di sini aja. :)

Kadang rasa nyaman itu membunuh. Kamu nggak tahu apa yang sedang terjadi, tapi pelan-pelan ada yang berbeda. Aku pikir ketika kita belajar untuk melepas seseorang, itu berarti melepas sepenuhnya. Lalu mulai belajar jatuh cinta lagi. Meski aku juga nggak tahu rasa apa itu. Nyaman berbincang, berbagi rahasia dan mimpi pada seseorang. Kemudian pelan-pelan baru sadar ada yang akhirnya menjaga jarak agar tidak jatuh cinta lagi. Atau lebih tepatnya khawatir kalau perasaan itu hanya sepihak. 

It's hurt? I don't know. Belum sampai tahap ngerasa khawatir kehilangan. Mungkin juga karena perasaan itu tanpa nama. Bahkan jauh sebelum berkembang, rasa nyaman itu sudah dihapus perlahan. 

Kadang kukira perasaan itu datang hanya karena ksepian, atau karena butuh teman ngobrol. Atau karena sama-sama tidak tahu bagaimana harus berbagi kisah dengan yang lain.


Tapi rasa nyaman tetap rasa nyaman, kan? Menggantinya dengan orang lain pun tak akan sama. Dan suatu hari pernah tiba-tiba aku nangis karena berpikir, "Oh, begini ya rasanya. Kalau bukan jodoh jauhkan kami dong, Tuhan. Biar aku nggak ngerasa berat melepas sebelum aku terlanjur sayang."

Aku bahkan nggak tahu gimana dia. Mungkin dipikirnya perasaan bisa jatuh pada siapa saja. Random, acak, abstrak. Dengan begitu dia bebas memberikannya pada orang lain. Dan pas ingat itu aku mulai berpikir, akan jauh lebih baik jika masing-masing bersikap biasa saja. Karena toh tidak ada yang berniat untuk memulai serius memaknai perasaan itu lebih jauh lagi. Jadi sebenarnya rasa nyaman itu untuk apa? Untuk siapa?

Nb : tentang seseorang yang sudah 8 kali masuk dalam mimpi, oh, mungkin dia hanya orang asing saja. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)