Life Lesson
Jakarta itu bukan tempat yang nyaman untuk tinggal. Adekku bilang begitu karena ia pernah merasakan kerasnya Jakarta pinggiran. Bosnya yang galak, kerjaan yang beruntun, hingga masalah culture shock.
Sebelum dia mengatakan itu, aku pernah merasakannya sendiri kerasnya kehidupan kota besar. Bukan di Jakarta yang notabene sebuah ibukota, yang semua orang berlomba untuk mencari rezeki di sana. Tapi saat tinggal di Semarang ada banyak cerita serupa yang hadir di jalanan.
Semarang bukan sekadar kota tempatku mencari ilmu, tapi kota paling mengesankan. Banyak cerita aneh di kota ini, termasuk cerita yang kulihat sendiri. .
Seorang perempuan paruh baya berpakaian gembel mengobrol dengan orang di sampingnya di dalam angkot yang aku tumpangi. Ia mengatakan sesuatu yang membuatku terhenyak. .
"Aku arep adus ning kono, tapi regone larang. Dadi yoo rak sido, trus akhire tak golek tempat liyo meneh." (Terjemahan bebas : aku mau mandi di sana. Tapi harganya mahal. Jadi aku ga jadi, trus akhirnya aku cari tempat lain.)
Aku terkaget karena kupikir gelandangan atau pengemis tak pernah memikirkan akan mandi atau tidak. Tapi ternyata mereka masih mau mengurus dirinya sendiri. Hanya saja, tuna wisma tak memiliki kesempatan untuk hidup layak karena uang tak cukup didapat hari itu. Aku memandangi wajah itu, sedih. Tapi lebih sedih lagi mendengar ucapannya.
"Aku mandi di sana bayar sekian. Aku tukar plastik bekas sekarung ini sekian rupiah."
Glek. Pemandangan yg kalau dilihat sendiri bikin mrembes mili.
Lain waktu, aku pernah mendapati dua orang tuna wisma berteduh di dalam atm. Usai mereka pergi aroma pekatnya tetap menguar. Membuat aku berpikir, apa yang ada di benak pemerintah kota jika menemukan hal2 seperti ini? Dan bagaimana mereka mengatasinya? Sebuah PR besar yang harus ditunaikan. .
Dunia memang tak selalu sempurna, tapi melihat ketidaksempurnaan itu membuatku berkaca, masih ada hidup yang layak disyukuri, bagaimana pun keadaanmu kini.
@30haribercerita #30haribercerita #30hbc1910 #30hbc19
Nice article. Hay, I'am at @eksordium. Let's keep writing without ads interruption like on other social media.
BalasHapus