Quote of The Day
Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.
Selasa, 08 Januari 2019
Literasi Muslim : Review Buku Habits by Felix Y. Siauw
• Mungkin di antara sahabat literasi muslim pernah mengenal; teman, shabat, kakak kelas atau kakak tingkat yang kecanduan membacanya sama halnya seorang potter mania di depan buku Harry Potter.
Tidak hanya itu, bahkan dia dapat menceritakan isinya sama lengkapnya cerita anak berusia 5 tahun yang menceritakan film kartun.
• Atau mungkin kakak kelas, kakak tingkat, teman atau sahabat kita yang bukan wartawan. Namun, mampu menghasilkan tulisan sama cepatnya seperti seorang dokter menuliskan resep untuk pasiennya.
Bahkan dia bisa menjelaskan tulisnya lengkap dan detail dengan bahasa yang tertata.
• Atau mungkin kita pernah mengenal seseorang yang bukan arabian. Namun dapat membaca literatur bahasa arab gundul sama cepatnya seperti anak SMA membaca komik naruto.
Bahkan dia mampu mengajarkan percakapan bahasa arab sama ahlinya seperti guru TK mengajarkan pelajaran menyanyi.
• Mengamati mereka adalah inspirasi lahirnya buku HABITS .
• semua yang dibahas salam buku Habits intinya adalah inspirasi yang bisa kita gunakan untuk pengembangan diri, untuk *meningkat keahlian* yang dibutuhkan dalam kehidupan.
• Bukan hanya inspirasi, tapi buku Habits juga berusaha mengondisikan agar setiap orang bisa menguasai keahlian yang dimaksud.
• Perlu diketahui bahwa inspirasi/motivasi saja tidak cukup untuk membuat seseorang memiliki keahlian-keahlian yang diperlukan.
• Motivasi memang luar biasa. Dalam sekejap seseorang yang psimis bisa jadi optimis. Seseorang yang pemurung bisa jadi orang yang riang. Namun emosi saja tidak cukup untuk membeli keahlian diperlukan.
• Suatu data mengatakan bahwa motivasi hanya berpengaruh 11 - 35 % dalam keahlian. Lalu sisanya apa? Insyaa Allah sisanya ada pada pembiasaan. Ada Pada *HABITS.* Yang insya Allah, bukunya akan kita bahas bersama.
#habits
*Kisah Ust. Felix Y Siauw*
• Ust. Felix memulai perjuangan di dalam islam dengan penuh kekurangan.
• Berbeda dengan kita, beliau memulainya benar-benar dari Nol ketika umur 18 tahun dan memilih menjadi mualaf.
• Sejak kecil beliau tidak pernah belajar agama islam. Sampai akhirnya beliau menjadi muallaf.
• Tidak hanya memutuskan menjadi seorang muslim beliau juga aktif menjadi pengemban dakwah.
• saat itu beliau menelaah, *' mengapa hanya sebagian kecil muslim yang terdorong untuk menjadi pengemban dakwah? Dan diantara yang sedikit itu lebih sedikit lagi yang serius menyampaikan islam?"*
• *"apa yang membedakan antara pengemban dakwah yang cerdas dalam penyampaiannya, bagus dalam retorikanya dengan pengemban dakwah yang biasa biasa saja?"*
• Tidak hanya menjadi pertanyaan yang simpan sendiri. Beliau langsung menyakan hal tersebut pada orang-orang yang sukses dalam dunia dakwah. Dengan senang hati mereka memberitahukannya.
• *Buku-buku apa saja yang mereka baca, berapa kali seminggu mereka mengisi kajian, sikap mental apa yang mereka punya, berapa lama mereka mengkaji islam.*
• Hasilnya beberapa saat kemudian, Ust. Felix sudah duduk di kursi pembicara persis seperti mereka-mereka dahulu. Mengisi kajian, bertanggung jawab atas kelompok pengajian, menulis buku, menginspirasi umat dan lain lain.
• *Poinnya adalah* beliau telah membentuk *habits baru* sebagai pengemban dakwah.
• Mendatangi kajian rutin 2 jam dalam seminggu. Menyambangi acara kajian di kota kota bogor yang menghadir pembicara favorit beliau. Membaca buku. Membuat tulisan dan melakukan dialog internal untuk memperkuat retorika. Sehingga beliau bisa menjadi pengemban dakwah yang sukses.
#habits
• Saya coba berikan satu Ilustrasi..
• Apakah diantara teman-teman Literasi Muslim ada yang pernah menonton *atraksi sulap?*
• Respon apa yang muncul ketika atraksi sulap klimaks dan sukses?
• Ya, kita pasti akan tercengang dan takjub.
• Misal, ketika atraksi sulap 'mengambil kelinci di dalam topi'.
• Kita pasti akan tercengang dan takjub ketika sang pesulap bisa mengambil kelinci dari topi yang tadinya kosong.
• Kita mungkin akan bertanya-tanya "bagaimana bisa mengambil seekor kelinci dari topi yang kosong?"
• Sederhananya, pesulap membuat kita tercengang, karena kita *Tidak Tahu.*
• Kita tidak tahu apa yang terjadi.
• Kita tidak tahu bagaimana prosesnya.
• Pesulap memang melatih dirinya untuk hanya menampilkan kondisi awal dan kondisi akhir saja.
• Pesulap memang melatih dirinya untuk menghilangkan atau menyembunyikan proses.
• Sehingga, ketika sulap berhasil muncullah efek magic yang membuat takjub para audiens.
• perlu kita ketahui, menghilangkan/menyembunyikan proses ini membutuhkan keahlian. Dan *keahlian* ini berasal dari *latihan* dan *pengulangan*.
• Latihan semacam ini, tentunya tidak mudah. Dia telah melawati beribu-beribu kali pengulangan, beribu-beribu jam latihan, hingga dia bisa menghasilkan gerakan dan kecepatan tanpa cela. Sehingga dia bisa menghasilkan gerakan yang otomatis.
• Gerakan yang otomatis inilah yang disebut *habits.*
• *Poinnya adalah saat kita melihat atraksi sulap. Maka sebenarnya kita sedang melihat 'hasil pengulangan/latihan yang sangat banyak'.
• dan bisa kita pastikan, bahwa trik yang pesulap itu lakukan, Bukanlah trik yang pertama kali ia lakukan.
• Bahkan mungkin, saking seringnya bagi pesulap hal itu atau trik itu adahal hal yang biasa dilakukan.
• Bagaimana kalo anda tahu bagaimana proses pesulap mengeluarkan kelinci dari topi yang kosong?
• Mungkin saat atraksi berhasil, anda hanya akan bergumam.. eum.. gitu doang.. saya juga bisa
• Nah, kata-kata ini insyaa Allah yang akan keluar dari pikiran kita saat menyelesaikan pembahasan tentang habits.
• Kita tidak hanya akan takjub pada keahliaan seseorang.
• Tapi kita juga punya keyakinan dan kemampuan untuk memiliki keahlian.
• Sekian pembahasan untuk Kulwa perdana kita
• Semoga bermanfaat.
• Bila ada saran ataupun pertanyaan bisa japri admin @al- dengan Format :
*Nama - Pertanyaan*
• Jawabannya Insyaa Allah dishare pada kulwa yang akan datang.
• Syukron, Wassalamu'alaikum 😊
Label:
akhwat,
Felix Y Siauw,
Literasi Muslim,
review buku
Aku dan kamu sepasang doa yang saling mengamini.
Blogger | Bookworm | Suka nulis | Tegal
Email : sabilla.arrasyid@gmail.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)