Pages

Minggu, 07 April 2019

Webinar Week 5 : Mapping Prioritas Sebagai Solusi Galau Dalam Amanah

Webinar Week #5
Pemateri : Fathur, Mahasiswa Univ. Telkom.

Materi malam minggu ini akan diisi oleh Kak Fathur, Mahasiswa Telkom University dengan materi MAPPING PRIORITAS SEBAGAI SOLUSI GALAU DALAM AMANAH. 


So, fokus yaaaa... 😍

Setelah materi yang dibawakan oleh Ka Fathur @⁨Fathur Rahman⁩, akan ada diskusi materi dan setelah itu ada tugas untuk kalian, jadi tetap fokus, dan simak baik baik. 😍



🌸🌴🌸🌴🌸🌴

Assalamu'alaikum warohmatullah

Sobat webinar di mana pun berada.
Semoga tetap mendapat kesehatan. Aamiin
Sobat webinar semua.

Tentunya sobat di sini pasti sangat ingin menjadi pribadi yang tangguh, profesional dan bertanggung jawab.

Salah satu cara untuk mencapai itu mau nggak mau harus terjun langsung ke berbagai aktivitas yang dapat melatih dan mengasah pengalaman kita. Namun terkadang di berbagai kondisi kita mendapat banyak amanah nih.
Nah, di sinilah mulai muncul kegalauan, entah itu mulai berdampak pada aktivitas kita yang lain, seperti kuliah, belajar dan lainnya.

Langsung saja, daripada bergalau terus hehe.

🌸🌲🌸🌲🌸

Berkaca dari sosok Rasulullah, para sahabat dan tokoh tokoh Islam yang lain, begitu besar dan banyak amanah yang mereka pegang. Tapi sejarah membuktikan kesuksesan dan masa kejayaan mereka. Seperti Umar bin Khattab, Ustman, Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib. Bukan hanya mereka, ada juga Sultan Fatih, Salahuddin Al Ayyubi, ada juga Ibnu Sina, Kharitsmi dan di Indonesia seperti sosok BJ. Habibie dan tokoh tokoh lainnya. Salah satunya dengan cara mapping prioritas amanah kita.

Yang perlu diperhatikan pertama  kali dalam mapping prioritas yaitu:  


1. Mendata apa saja amanah yang sobat semua sedang pegang.

2. Setelah sobat semua dapat data list amanah.


Teman-teman dapat menganalisis dan menyusunnya dengan beberapa kategori. 


Kategori 1 :


Berdasarkan tingkat urgentnya. Ketika sobat tidak ada di amanah tersebut, maka akan dapat memberikan dampak buruk lebih besar sehingga kegiatan tersebut tidak dapat terlaksana.

Kategori 2 :


Berdasarkan tingkat waktu diterimanya amanah tersebut. Nah, amanah mana yang pernah kamu dapat, itulah yang harus dituntaskan lebih dulu.


Kategori 3 :


Berdasarkan posisi amanah sobat semua. Apakah di amanah tersebut berada di posisi ketua, wakil, staff ataupun koordinator.

Kategori 4 :


Berdasarkan output yang bisa dicapai.

Kira-kira, amanah mana yang bisa memberikan output yang lebih maksimal, efektif dan efesien.

Insya Allah dengan 4 kategori itu, teman-teman bisa perhatikan ketika ada amanah yang harus dipilih dalam waktu yang bersamaan. Namun yang paling penting, dalam tingkat prioritas Islam ada yang namanya fardhu'ain, fardhu kifayah, sunnah muakkad, dll.

Nah perihal amanah yang bertabrakan dengan hal-hal di atas, semisal ibadah, maka utamakanlah tersebut.

1. Mendata amanah
2. Analisis kategori amanah

Nah yang terakhir silahkan bentuk proyeksi atau gambaran pendukung amanah, semisal buat bagan manajemen waktu, timeline, dan lainnya.

Sehingga segala amanah dapat dimanage dengan baik.

Intinya ketika ada amanah, jangan takut menerima. Perhatikan kapasitas diri, dan niatkan karena Allah

Insya Allah bisa kok sobat webinar semua. Mungkin itu aja kang moderator Abdul Rozzak Junaidi⁩.

Lebih enak lagi kalau kita banyak diskusi nih. Dan sobat semua kalau mau menanyakan referensi fiqh prioritas amanah, bisa juga ya. hehe

Pertanyaan : 


Imam Sunu_Malang


Jika kita lebih memprioritaskan amanah-amanah tersebut, kecuali amanah untuk beribadah. Lantas kapan kita bisa memikirkan nasib kita sendiri, masa depan kita maupun kabahagiaan kita sendiri?
Mungkin ituu.

Jawaban : 


Masya Allah luar bisa nih pertanyaannya. hehe

Sobat webinar semua  tanpa sadari, dengan melaksanakan dan memikirkan amanah sobat semua, maka dengan tidak langsung teman-teman sebenarnya sudah melatih dan mengukir masa depan semua.

Dengan hal tersebut, teman-teman melatih analisis skill, tanggung jawab, disiplin, juga termasuk problem solving teman-teman.

Nah di luar dari mapping amanah tersebut, yang namanya muhasabah sangat harus. Hehe. Muhasabah diri juga merupakan salah satu bentuk ibadah loh. Jadi bisa paralel sambil memikirkan amanah dan juga bermuhasabah untuk bisa memikirkan nasib sobat semua. Hehe

Pertanyaan : 

Rahmawati_Makassar


Mau bertanya kakak.
Bagaimana cara menunaikan amanah kita lantas orang tua kita melarang untuk melakukannya atau dilarang untuk pergi ke mana-mana padahal ada amanah yang mau dipenuhi. πŸ™

Syukron✨

Jawaban :


Nah ini yang menjadi perhatian khusus. Terkadang ada amanah gede nih, harus banget kita tunaikan segera. Tapi tiba-tiba ada orang tua melarang.

Yang perlu teman-teman perhatikan, orang tua adalah hal yang wajib kita perhatikan, karena dalam Islam juga disampaikan bahwa ridha Allah adalah ridha orang tua.

Dalam surat Al Luqman juga diajarkan, jangan mengatakan 'Uff (ah) kepada orang tua.

Nah, di sinilah pentingnya bicara baik-baik, ngobrol dengan orang tua. Karena larangan mereka merupakan bentuk kasih sayang dan perhatian mereka kepada kita.

Sekarang coba mulai masuk ke mapping amanah.

Kira kira kalau kita nggak ada, amanah itu akan terlantar? Atau apakah masih ada orang yang dapat menunaikannya?

Apakah kalau kita nggak ada acara tidak terlaksana? Saya pikir jika orang tua sudah tidak ridha, di sinilah pentingnya membangun kerjasama dalam organisasi, silahkan memberikan arahan secara jarak jauh, dll.

Intinya orang tualah yang lebih utama
Sampaikan baik-baik, alasannya kenapa harus menerima, dll. Hehe

Semoga bisa menjawab

Tambahan buat Rahmawati di Makassar

Cobalah pendekatan dengan orang tua, bantu-bantu kegiatannya di rumah dan lainnya.

Mereka khawatir akan apa yang kita ikuti saat ini. Jadi buktikan kepada kedua orang tua kita, bahwa kita bisa.

Coba cek, apakah di rumah kita sudah sering menunaikan pekerjaan rumah kita? Hehe

Yuk banyak banyak analisis masalah. 😊

Pertanyaan : 


Imam Sunu_Malang


Bagaimana jika orang yang memberikan amanah tersebut, setelah saya tunaikan seiring dengan berjalannya waktu malah saya yang dimanfaatkan untuk melakukan apa yang orang tersebut mau. Belum lagi saya orang yang cukup sulit bilang "tidak" pada orang lain.

Jawaban : 


Ini karakter kita hampir sama nih. hehe.

Berkata tidak sangat susah nih

Inilah yang perlu temen temen banggakan, karena tidak semua orang memiliki tingkat kepekaan dan kebaikan seperti ini

Oke, pertama:

Cek dulu : apakah dengan kita dimanfaatkan oleh dia maka akan berdampak dengan kehidupan kita?


Jika IYA
coba ingatkan dengan baik baik ke orang tersebut, jika tetep, muhasabah, dan jika tetep maka tinggalkanlah

Jika TIDAK (aman-aman aja)
Maka tunaikanlah, yang perlu kita tanamkan adalah jadikan itu semua diniatkan karena Allah, untuk membantu sesama, insyaAllah apapun itu Allah akan ganti dengan yang lebih baik

Tapi kang, saya juga pengen dia menjadi lebih baik

Nah, cobalah untuk mempertegas diri, azzamkan dalam diri, niatkan untuk membuat dia lebih baik, sampaikan dengan baik baik, dengan cara apa?

Dengan cara mengawal amanah dia.

Mengkawal bagaimana?

Cobalah sering mengingatkan, ketika kamu mau tunaikan, cobalah ajak dia ikut serta, berikan pemahaman, kalau perlu datangi tempatnya, tunaikan amanahnya di tempat dia (kalau tempat fleksibel).

Jika tetap seperti itu
Laa Tahzan innallaha ma'anaa

(Jangan bersedih, Allah bersama kita)

Semoga bisa menjawab
Kalau belum puas, kita lanjutkan diskusi nya mas.πŸ™πŸ˜Š

So enjoy aja dengan amanah dengan berharap Ridha Allah.

Jangan sampai kita galau, perbanyak senyum dan pemantapkan tekad.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)