Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Rabu, 27 November 2019

Review Film Korea : Kim Ji Young Born 1982

Kim Ji Young Born 1982
.
.
Baru kali ini nonton filmnya Gong yoo di bioskop. Sepanjang film aku disuguhi perspektif baru tentang value seorang perempuan. Kim ji young seorang ibu, anak, istri dan juga menantu. Dia juga seorang perempuan yang dibenturkan dengan nilai patriarki di Korea Selatan.



Anak laki-laki selalu dinomorsatukan dalam hal apapun, baik hadiah, perhatian, kasih sayang, pendidikan dll. Sampai stereotip perempuan hanya sia-sia kalau cuma di rumah aja, itu bikin Kim ji Young jadi underestimated dan insecure sama dirinya sendiri. .
.
Dia yang baru aja melahirkan anak dan ngurus bayinya sampe 2 tahun terkena depresi pasca melahirkan. Dia akhirnya berubah jadi orang lain. Kepribadiannya terbelah menjadi 3. Tiap kali emosinya labil karena tekanan dalam rumah tangga yang mengharuskan perempuan menopang hidup keluarganya, dia bakal mengeluarkan emosi terdalamnya dengan menjadi diri orang lain. .
.
Tahu apa laki2 soal mengurus anak? Waktu Kim Ji Young belum mau punya anak, suaminya bilang punya 1 aja dulu gpp. Nanti aku bantu urus ini itu ita. Tapi seiring waktu pekerjaan suaminya makin bertumpuk bahkan liburan akhir taun aja maunya di rumah rebahan, Kim Ji Young ga bisa gitu karena kalo libur dan ga mudik ke rumah mertua, dia yang bakalan dinyinyirin mertuanya karena dianggap ga berbakti. Tahun baruan kok di rumah. Ga mau masak bantu-bantu mertua. Duh, berat banget tekanan buat jadi sosok perempuan yang sempurna. Makanya suaminya kasian liat tanda-tanda istrinya jadi depresi gitu. Disuruh ke psikolog ga mau, soalnya biayanya mahal cyiin. 😅 $3500 per 3 kali tes. Ji Young merasa bisa urus semuanya sendiri, sampai depresi itu makin menjadi. .
.
Ibunya nangis menyalahkan keadaan kenapa dia dibesarkan dengan hidup ala patriarki yang bikin anak itu ga berkembang dan terkungkung dalam rumah. .
.
Dududu, film ini bikin aku nyadar bahwa perempuan tetap perempuan. Dia harus jadi dirinya sendiri meski sudah berstatus sebagai istri, ibu, menantu. Dia harus punya impian, hobi dan sesuatu yang menunjukkan jati dirinya. Perempuan ga perlu jadi selalu sempurna. Karena dia pun bisa saja sakit, terluka, patah. Being human, sadari emosimu & cintai dirimu sendiri sblm memberi cinta buat orang sekitarmu. Ya, biar hidup seimbang. Overall, film yang bagusss. Bintang 5! 😍
.
.
#kimjiyoung

1 komentar:

  1. Stereotype yang digambarkan di film itu seperti yang terjadi di negeri kita yah. Laki2 selalu diunggulkan dalam banyak hal

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)