Review Film Rio (2011) : Perjuangan Menyelamatkan Spesies Burung Langka Blue Macaw di Rio de Janeiro Brazil
Film Rio ini sudah lama tayang di bioskop tahun 2011. Film Rio merupakan
film animasi Amerika keluaran Blue Sky
Studios. Film Rio berkisah tentang Blu (didubbing Jesse Eisenberg), dan Jewel
(didubbing oleh Anne Hatheway).
Blu dan Jewel merupakan burung beo Blue Macaw, spesies burung langka yang hidup di Rio de Janeiro, Brazil. Blu termasuk burung Blue Macaw yang masih hidup. Namun ia berada di Minnesota, sedangkan Jewel berada di Rio de Janeiro, Brazil. Keduanya terpisah jauh dan tidak mengenal satu sama lain.
Sejak kecil, Blu tingal di hutan,
namun suatu hari ia terpisah dari kawanannya karena diculik oleh penebang liar.
Ia dikurung dalam box, namun keajaiban terjadi. Blu selamat karena mobil
pengangkut itu mengalami kecelakaan. Box berisi Blu terpental keluar mobil dan
ditemukan gadis kecil bernama Linda.
Sejak itu, Linda dan Blu menjalani kehidupan yang menyenangkan di Woose Lake,
Minnesota.
Linda tak pernah tahu bahwa Blu
adalah burung spesies langka yang hampir punah. Blu dirawat oleh Linda sejak
kecil. Ia menjalani kehidupan sebagai hewan peliharaan, bukan burung liar
sebagaimana burung-burung lain pada umumnya.
Pernah suatu hari sepasang burung
meledek Blu karena ia lebih suka berada di toko buku yang dikelola Linda daripada
terbang di luar. Mereka mengejek Blu sembari melemparkan bola salju ke kaca
toko saat ia sedang menyesap minumannya.
“Hei hewan peliharaan, mau migrasi kemana
tahun ini? Ruang makan?”
“Lemparlah
bola salju sesuka kalian.”
Seharusnya, burung seperti Blu
melakukan migrasi ke daerah lain, itulah yang dilakukan burung liar. Namun Blu
menolak ajakan migrasi itu karena menganggap rumahnya lebih nyaman dibanding di
alam liar.
Suatu hari, Linda kedatangan tamu
dari Rio bernama Tulio Monteiro. Lelaki berkacamata itu mengenalkan dirinya
sebagai seorang ahli burung dari Brazil. Tulio meminta Linda untuk mengajak
burung Blue Macaw miliknya agar bisa dikawinkan dengan burung lain. Jadi,
spesies burung Blue Macaw tidak akan punah. Namun, Blu tidak suka dengan Tulio.
Ia tak mau berada di alam liar.
Linda mau menerima ajakan Tulio
untuk ke Rio de Janeiro, Brazil agar spesies itu tetap terjaga dari kepunahan.
Namun, Linda dan Tulio harus berhadapan dengan musuh yang jahat. Penjahat kelas
kakap yang mencuri burung-burung spesies langka untuk dijual ke peminatnya,
orang kaya yang mau membeli burung itu dengan harga mahal. Di sinilah keseruan
film ini dimulai. Linda dan Tulio berusaha menyelamatkan Blu dan Jewel dari
penjahat yang ingin membawa mereka kabur dari Rio. Bagaimana usaha mereka untuk
menyelamatkan Blu dan Jewel? Tonton saja film Rio ini ya! Dijamin seruuu! Hehe
Komentar Saya Tentang Film Rio :
Saat saya menonton film Rio ini,
film ini mengingatkan saya dengan kawasan wisata alam Batu Tegi di Lampung yang
saya kunjungi setahun lalu. Saat itu, saya datang ke sebuah situs wisata yang
dulunya adalah hutan liar yang gundul akibat penebangan liar. Hutan itu pun ditanami
pohon lagi dan dijadikan tempat wisata agar banyak orang yang datang. Selain
itu juga agar penebangan liar tidak terjadi lagi. Well ya, kasusnya ya sama dengan kasus saat terjadi penebangan di
hutan tempat Blu kecil hidup.
Hutan yang ditebang membuat para
satwa kehilangan tempat tinggalnya. Banyak penebang liar juga mencari
hewan-hewan langka yang bisa dijual di bursa pasar gelap untuk menjual hewan
langka. Saat saya dan teman-teman blogger lain berdiskusi tentang upaya perlindungan satwa liar yang hampir
punah itu, saya jadi sadar bahwa manfaat hutan sangat besar bagi satwa dan
hewan-hewan liar itu. Jika hutan hilang, maka habitat satwa liar pun akan punah.
Mereka tidak tahu harus kemana berlindung. Apalagi jika satwa liar yang langka
diperjualbelikan. Duh, makin berkurang drastis, kan?
Sama halnya saat kita memelihara
hewan liar. Bahkan kucing yang saya pelihara sekian tahun pun sudah mulai
kehilangan nalurinya untuk mencari makan di luar, bahkan merasa lebih senang
jika diberi makan oleh manusia. Jadi ya, memang begitu yang terjadi di
kehidupan kita. Jika kita sering memberi makan hewan liar sebagaimana hewan
peliharaan, mereka akan kehilangan naluri alaminya untuk bertahan hidup.
Naluri Bertahan Hidup Blu, Si Burung Blue Macaw di Alam Liar Rio de Janeiro:
Blu telah kehilangan seluruh
nalurinya untuk bertahan hidup di daerah asing. Sebagai burung spesies langka,
Blu bukanlah burung yang bisa terbang. Ia malah mengira dirinya adalah seekor
burung unta. Blu tak pernah belajar
terbang. Dia lebih memilih berjalan ataupun lari. Karena hal itu yang diajarkan
Linda selama ini. Blu sangat nyaman dengan kandang dan rumahnya di Minnesota.
Seperti percakapan antara Blu dan
Jewel saat malam tiba setelah mereka berjuang keluar dari kandang buatan
penjahat.
“Lihat, siapa yang butuh terbang?”
“Burung, burung butuh terbang. Terbang adalah kebebasan. Dan tidak harus bergantung kepada seseorang.”
“Apa kau tak menginginkan itu?”
“Entahlah, terdengar agak kesepian.”
Blu tak pernah menginginkan
kehidupan liar di luar, seperti hewan lainnya. Ia lebih suka di rumahnya di
Minnesota. Blu tak pernah terbang. Inilah masalahnya. Sebagian besar hewan yang
sudah dirawat sejak kecil dan tak pernah dikenalkan pada alam liar atau habitat
aslinya harus mengalami banyak perubahan besar. Mereka harus adaptasi agar bisa
menjadi hewan liar kembali dan bisa dilepas di habitat asalnya. Sama seperti
Blu yang harus diajari caranya terbang.
Saya kagum dengan keanekagaraman
jenis hewan yang ada di film Rio ini. Bahkan film animasi ini memberi saya
banyak kejutan di setiap scene filmnya. Wow banget sih bisa ngrasain ikutan
terbang, terantuk di tanah, jatuh ke semak-semak pas liat film animasi ini. Kalau
kamu nonton di bioskop dengan studio film 4D/5D dan pakai kacamata 3D pasti
baklan lebih seru deh. Jadi bisa ngrasain aliran angina, air, ataupun sensasi
terbang yang bikin seru! Hehe
Interaksi Satwa Liar yang Seru di Film Rio :
Well ya, meskipun film Rio ini ditujukan untuk anak-anak, namun
bisa juga dinikmati oleh orang dewasa. Kadang ada adegan yang becandanya tuh
kayak becandaannya anak alay. Haha. Kayak gini misalnya
“Aku akan berindukanmu, jus manga kecilku.”
“Aku juga, pepayaku yang lembut.”
Lebay sih, tapi saya makin ngakak
pas Blu dan Jewel berdiskusi dengan Rafael saat mau mengantar Blu ke festival.
Waktu itu Blu nanya, kalau ke sana butuh waktu berapa lama. Nah, si Rafael bilang
butuh waktunya 30 menit kalau terbang seperti gagak. Tapi Blu kan burung Blue
Macaw. Berapa lama burung Macaw terbang ke sana? Dan dijawab sama Jewel kalau
Blu ini nggak bisa terbang. Wkwk.
Yeah, jadilah si Rafael bilang
kalau dia akan berusaha bantu ke festival. Ya, daripada harus ngurus anak-anak
burung yang masih piyik di rumah. Wkwk. Soalnya anaknya banyak banget, apalagi
istrinya super galak. Hahaha. Sungguh keajaiban katanya dibolehin pergi nganter
tamu ke festival. Wkwkwk. Asli, saya pas nonton mikir, ngledek banget sih
kehidupan bapak-bapak di dunia nyata yang kalo dititipin anak bentar aja udah
kemrungsung, pusing dan udah ogah duluan. xD
Oiya, diantara sekian banyak
hewan yang ada di film Rio, ada yang paling nyebelin. Siapa itu? Yaps, kumpulan
kera yang menyebalkan. Ternyata kera di mana-mana sama aja ya. Hahaha. Suka
nyuri makanan, bahkan barang-barang yang dimiliki manusia di sekitar tempat
wisata. Makanya sampe ada tulisan dilarang ngasih makan kera dan harus
hati-hati karena mereka seneng banget nyuri apapun yang ada di sekelilingnya.
Buat apa? Ya buat koleksilaaah. Apalagi coba? Wkwk. :p
Pemandangan Kota yang Asri dan Festival Rio de Janeiro, Brazil yang Seru di Film Rio :
Kalau kamu nonton film berbahasa Inggris psti tahu dong kalau film itu diisi suaranya oleh manusia asli. Yaps, para dubber film biasanya adalahs eorang actor maupun penyanyi. Oiya, pengisi suara atau dubbing untuk film Rio ini keren-keren sih. Saya bisa menikmati film ini karena suara mereka sangat ekspresif dan menggambarkan kehidupan Blu dan Jewel yang sangat seru bersama Linda, Tulio dan teman-teman binatang lainnya. Dubber film Rio antara lain : Jesse Eisenberg, Anne Hateway, Jemaine Clement, Leslie Man, Tracy Morgan, Will I Am, Rodrigo Santoro, dan George Lopez,
Anyway, yang bikin film Rio ini seru juga karena gambaran festival
di Rio de Janeiro, Brazil sangat detail dan menyenangkan. Lengkap dengan kostum
festival dan lagu-lagu merdunya. Saya sangat suka dengan film Rio ini karena
bikin film ini terlihat natural dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Selain
itu juga film Rio ini bisa menjadi kritik social tentang penebangan hutan yang
terjadi di Brazil. Semoga hutan kita selalu aman ya, kurang-kurangi deh
penjahat kayak penebang dan pemburu satwa liar. Biar hidup hewan di habitat
asalnya tetap aman damai sentosa.
Overall, rating film 9/10 bintang dari saya untuk film Rio ini. Oh iya, katanya ada Film Rio 2 juga yang tayang di tahun
2014 bertepatan dengan Piala Dunia di Brazil. Keren ya. Saya jadi pengin nonton
kelanjutan kisah film Rio ini. Kalau
kamu gimana? Udah pernah nonton film Rio ini? Share dong gimana komentarnya
setelah baca review film Rio ini. ;)
Belum pernah nonton. Tapi, film-film animasi tentang binatang yang tergolong agak baruan udah nonton. kayak PEt 2
BalasHapusIyaa, nih Sep. Aku pengin nonton yang lain juga. Boleh deh dicoba nonton film PET2. Semoga aku nemu filmnya ya, hehe :D
Hapus