[Webinar KCCI] Sejarah K-Pop - Produk Pertukaran Budaya di Asia
Korea Selatan sangat dikenal dengan industri hiburan K-Pop yang menyajikan beragam pilihan music dengan idol yang sangat digemari di kawasan Asia bahkan hingga Amerika dan Eropa. Siapa sangka demam Hallyu Wave kini bisa masuk ke berbagai Negara, padahal dulu Korea Selatan bukanlah siapa-siapa. Korea Selatan baru bertumbuh saat mengeluarkan K-Pop di tahun 1988 an.
Sebelumnya, di tahun 1987 terjadi kekacauan
yang disebabkan oleh rezim militer yang membuat orang khawatir dengan kondisi
Negara saat itu. Segala lini di masyarakat diatur oleh militer sehingga membuat
orang was-was saat keluar rumah. Negara Korea Selatan tumbuh setelah rezim
militer tumbang. Demokrasi di Korea Selatan terjadi setelah rezim militer
lengser. Namun, tahukah kamu sejarah K-Pop dimulai setelah tahun 1987 di Korea
Selatan?
Sejarah K-Pop di Tahun 1988-an Dipengaruhi Sistem Demokrasi Korea Selatan
Sistem Industri K-Pop di Korea Selatan
dipengaruhi oleh sistem yang sangat besar yang mendukung pembangunan bangsa.
Jadi, masa-masa setelah tahun 1987, saat perang dingin, saat militer menjadi diktator
di negara Korea Selatan, berdampak pada perekonomian. Pabrik menggunakan para
pekerja dengan tenaga yang murah. Banyak
masalah yang muncul seperti pelanggaran hak asasi manusia.
Militer pun mengontrol semuanya. Jadi pada
masa itu, ada konflik yang sangat serius tentang hak para buruh untuk
mendapatkan keadilan. Ada begitu banyak pasukan militer dan polisi di setiap
sisi jalan. Pada saat itu banyak mahasiswa yang mendemo pada militer.
Proses demokratisasi di Korea Selatan ini
memiliki ikatan yang sangat kuat dengan pertumbuhan budaya dan ekonomi. Banyak
lagu bahasa inggris. Semuanya menggunakan bahasa Inggris. Para generasi muda
lebih suka menikmati budaya barat seperti Amerika, BlacK-Popo, The Beattles,
dll.
Dulu Orang Korea Lebih Suka Pop Amerika?
Kenapa pada saat itu orang Korea lebih suka
pop Amerika? Padahal orang Korea Selatan tidak bisa bahasa Inggris? Tapi ada
banyak alasan dibalik itu. Kenapa? Karena saat itu pop bahasa Inggris sangat
keren dan terkenal. Pop barat terlihat beragam dan sangat berkembang. Jadi, Amerika
adalah negara yang sangat besar.
Saat itu, membuat orang ingin belajar bahasa
inggris. Pop Amerika sangat besar, mendunia, dan terkenal di mana mana.
Tampilannya sangat seksi dan keren. Jadi, tahun 80 an di Korea Selatan, banyak
orang menyukai budaya pop berbahasa Inggris. Saya ingin menunjukkan klaim video
di tahun 1988.
Musisi terkenal di Korea saat itu menampilkan
music tradisional. Pembawa acaranya mengenakan pakaian yang sangat
kebarat-baratan. Di tahun 1988, saat itu grup K-pop masih menggunakan dance
yang biasa saja, dan kurang keren dibandingkan saat ini.
Budaya Pop Korea Meniru Budaya Pop Negara lainnya
Tahun 80 an, budaya pop Korea tidak terlalu
bagus karena hanya meniru budaya pop negara lain. Jadi, generasi muda Korea
saat itu lebih suka menikmati budaya pop luar negeri. Di paruh kedua tahun 80
an, budaya pop Hongkong masuk ke Korea. Nah, saat itulah budaya pop Hongkong
mengubah budaya pop Korea Selatan. Saat itulah momentum industri K-Pop Korea
muncul.
Saat orang Korea melihat wajah idol Hongkong,
semua langsung shock karena terlihat berbeda dibanding pop idol barat yang
selama ini mereka nikmati penampilan saat lagu-lagunya dibawakan di televisi.
Bahasa yang digunakan dalam lagu Hongkong tidak
terlalu penting, karena bintang Hongkong punya tampilan percaya diri yang
tinggi. Orang Korea saat itu sangat suka dengan bintang Hongkong. Dan Hongkong
saat itu masih menjadi koloni inggris, namun sudah memiliki otoritas sendiri.
Budaya Hongkong menjadi guncangan yang sangat
luar biasa bagi budaya negara lain di sekitarnya. Orang Korea saat itu sangat
menyukai budaya pop Hongkong. Misalnya : anak SMP dan SMA akan ke bioksop
menikmati film Hongkong di akhir pekan.
Jadi, alasan dibalik ketertarikan orang Korea
Selatan terhadap budaya pop Hongkong ini adalah karena Hongkong lebih liberal.
Saat itu, Korea Selatan masih terisolasi. Korea Selatan bukan negara miskin,
tapi belum berkembang. Jadi, waktu itu Korea Selatan masih menjadi negara yang
idealis.
Hongkong menjadi menarik karena saat itu Korea
Selatan masih di bawah rezim militer. Para penyanyi lagu pop Hongkong berpenampilan
seperti seorang bintang. Tidak seksi, tapi menarik, dibanding budaya Korea saat
itu.
Baca juga : Super Junior (One More Chance) - The Legend is Back!
Nah, Apa itu K-Pop?
K-Pop terdiri dari budaya Korea itu sendiri.
Tapi mengambil sedikit dari budaya negara lainnya, seperti Jepang, Amerika, Eropa,
Hongkong, dll. Jadi faktor komponen ini berkontribusi untuk membangun sistem K-Pop
ini. Jadi, salah satu pengaruh budaya pop Negara lain akan berdampak pada warna
dalam K-Pop.
Secara geografis, Korea terletak di antara
China dan Jepang. Jadi, Korea Selatan pun terpengaruh oleh dua Negara tersebut,
namun hubungan Jepang dengan Korea tidak berjalan dengan baik karena dulunya
Jepang pernah menjajah Korea.
Saat itu, Jepang adalah negara dengan ekonomi
yang bebas. Hubungan diplomatic Korea dan Jepang saat itu tidak terlalu baik.
Saat itu, teman-teman dari luar negeri terkesima karena ternyata hubungan
Jepang dan Korea tidak terlalu baik.
Jepang pernah menjajah Korea di tahun 1940-1945.
Karena hal inilah, sebagian besar orang Korea tidak ingin memiliki hubungan
diplomatis dengan Jepang. Hubungan kedua Negara direstorasi kembali di tahun 60
an. Demi perekonomian dan perkembangan negara. Hubungan perekonomian dengan
Jepang bisa diperbaiki, tapi budaya tidak bisa dipulihkan.
Sebelum tahun 90 an, Korea Selatan sangat
terisolasi karena Korea Selatan tidak mau terpengaruh dengan budaya Jepang. Padahal
saat itu budaya Jepang memiliki pengaruh yang sangat kuat di Asia Tenggara,
bahkan di Indonesia. Misalnya : munculnya anime, dorama Jepang, dan lagu Jepang
yang sangat disukai di Asia Tenggara.
Akhir tahun 80 an, Korea Selatan membuka diri
dengan Negara lain. Di situlah di mana K-Pop mulai muncul. Industri budaya Korea berusaha meniru dari sistem
hiburan Jepang saat itu. Budaya remaja di Korea tidak ada. Sedangkan musik idol
lebih berkiblat ke music Jepang. Jadi sistem K-Pop ini diadopsi dari Jepang.
Semua sistem pop Jepang berusaha diterapkan di pop Korea. Sistem K-Pop Korea
mengambil budaya dari Negara lain misalnya
dari Hongkong, Jepang, Amerika, Asia Tenggara, bahkan Eropa.
Momentum Perubahan Seluruh Sistem di Korea Selatan Pasca Krisis Moneter Tahun 1997
Momentum yang besar terjadi tahun 1997. Banyak
Negara yang mengalami krisis termasuk Korea dan beberapa Negara kecil seperti
Indonesia yang menjadi bagian kawasan Asia Tenggara. Korea Selatan mengalami
dampak krisis moneter ini. Banyak negara kecil di Asia mengalami krisis moneter
ini. Hal ini seperti serangan dari negara lain terhadap ekonomi. Tapi Korea berusaha
untuk memulihkan diri, mengubah kegagalan dan menjadi kesempatan. Jadi
perubahan politik dan sistem perekonomian budaya mulai terbuka.
Negara Korea Selatan mulai terbuka terhadap negara
lain. Itulah yang membuat Korea Selatan mulai membuka diri dari Negara lain,
semua orang Korea mulai berubah. Inilah waktu yang tepat untuk
merestrukturisasi sistem pemerintahan menjadi lebih demokratis dalam segi
apapun.
Krisis tahun 97 an membuat Korea mulai membuka
diri untuk negara-negara lain. Sejarah bahkan sistem perekonomian mengalami
perubahan di 90 an. Saat krisis moneter itu, Korea mulai membongkar sistem
dunia industri hiburan dan mengalami perubahan di industri K-Pop. Itu terjadi sekitar tahun 2000.
Baca juga : Review Drama Korea Familiar Wife (2018)
Saat itu, BigHit adalah perusahaan yang sangat
kecil. SM Entertainment hanyalah start up yang hanya memiliki beberapa grup
idol dan artis. JYP dulu juga masih kecil. Tapi kini menjadi sangat besar dan
global.
Nah, sudah tahu kan bagaimana awal mula sejarah
industri K-Pop di Korea Selatan? Berikutnya, kita akan bahas tentang industri K-Pop
ya. :D
Industri K-POP : Kompetisi Agensi dan Idol, Pengaruh Chaebol dalam Pemilihan Idol, hingga Munculnya Demokrasi Penyiaran
Sistem agensi sangat penting jika ingin
memahami industri K-Pop. Jadi agensi-agensi inilah yang memiliki talenta,
selebriti, bintang dan platform. Mereka menjadi perusahaan penyiaran. Jadi
banyak perusahaan saling berkompetisi. Banyak agensi yang saling bersaing. Tapi
di pasarnya juga harus adil. Agensilah yang menjadikan orang-orang itu menjadi
bintang idol sebagai lembaga untuk mencetak bintang.
Kompetisi agensi dengan pasar yang bebas dan
yang adil itu sangat penting. Namun, saat itu belum terjadi karena sistem penyiaran
masih dipengaruhi oleh Chaebol. Chaebol itu kuasa yang paling besar yang
memutuskan semuanya. Itu tidak menghasilkan pasar yang adil. Jadi ini bisa
meningkatkan industri. Seharusnya, industrinya harus adil. Industri penyiaran
harus jelas.
Baca juga : Review Drama Korea Good Doctor
Sistem penyiaran biasanya berkorupsi dengan
adanya uang. Itulah alasan kenapa kekuasaan itu dikuasai oleh pihak elit
seperti kediktatoran militer. Kuasa elit bisa mencampuri pencetakan
bintang-bintang idol ini. Hal ini akan membuat pencetakan bintang terhambat
dengan adanya campur tangan para chaebol.
Saat terjadi krisis moneter, perubahan sistem di
industri hiburan Korea pun terjadi. Korea mulai merombak sistem agar chaebol
tidak ikut campur dalam proses pemilihan idol. Saat itulah, K-Pop generasi
pertama muncul di tahun 1997. Bintang Idol yang masuk generasi pertama
menghasikan sekitar 10.000 USD per kapita. Hingga generasi ke4
Perkembangan ekonomi di Korea Selatan membuat perkembangan yang pesat untuk dunia industri K-Pop. Kini, Industri K-Pop menjadi bagian dari ekonomi Korea Selatan.
Industri hiburan antara lain : dunia penyiaran. Jadi sistem penyiaran harus independen dan tidak terpengaruh oleh para chaebol yang berkuasa saat itu. Jika para artisnya hanya menjadi boneka dari kekuasaan, maka industri K-Pop tidak akan berkembang. Maka, sistem penyiaran harus terpisah dari industri K-Pop.
Demokratisasi sangat penting pada point ini.
Hal inilah yang membuat generasi pertama dari artis K-Pop mengalami banyak
perubahan besar baik dalam sistem pemilihan idol dan sistem K-Pop itu sendiri.
Baca juga : Review Drama Korea Chicago Typewriter
Generasi K-Pop Pertama : Pentingnya Platform dan Agensi yang
Adil Untuk Merekrut Bintang Idol Baru
Saat membangun sistem K-Pop, harus ada
platform yang menjembatani kebutuhan talenta yang diurus oleh para agensi. Di
platform itu, semuanya harus berlaku adil dalam pemilihan dan porsi kemunculan
di media. Jika platform bisa berlaku adil, maka industri K-Pop itu akan terbebas
dari lingkungan yang korup. Jadi, industri K-Pop akan bisa mencetak artis
dengan lebih leluasa. Tanpa campur tangan dari para penguasa.
Jadi, generasi pertama K-Pop menggubah budaya
korupsi di kalangan industri hiburan Korea terutama industri K-Pop. Generasi K-Pop kedua mempengaruhi perubahan
kontrak kerja. Saat itu, artis muda tidak punya uang dan kekuasaan. Jadi,
sebelum sistem K-Pop tahun 90 an, talenta Korea punya banyak masalah di
berbagai hal.
Setelah demokratisasi, pemerintah dan
masyarakat sipil pun mulai mengalami banyak perubahan besar. Relasi antara
perusahaan dan individu harus ditekan. Hal ini akan menormalisasi hubungan di
antara keduanya. Jadi ini adalah satu hal yang sangat penting bagi industri K-Pop.
Untuk menjadi lebih kompeten dari berbagai talenta muda.
Baca juga : Review Drama Korea : Because This is My First Life
Kenapa kontrak kerja yang jelas antara talenta
dengan agensi sangat penting? Karena kontrak ini sangat penting untuk membuat
agensi dan talenta mendapatkan hak dan kewajiban mereka dengan jelas.
Setelah perubahan di industri K-Pop ini
terjadi, sistem perekrutan idol pun jadi lebih mudah dan saling menguntungkan
di antara talenta dan agensi. Jadi, setiap orang harus paham dengan tahapan dan
kontrak kerja dengan agensi ini. Misal : ada 2 orang peserta. Mereka harus
memiliki hak untuk bebas bernegosiasi. Karena jika individu sangat lemah,
sedangkan perusahaan kuat. Individu harus punya kuasa untuk menjadi independen.
Masalah Idol K-Pop di Korea : Adanya Bullying Online dan Munculnya Trainee Asing
Masalah lainnya dalam dunia industri K-Pop
adalah adanya trainee-trainee asing, dan bullying idol yang dialami oleh para
artisnya. Sisi gelap K-Pop yaitu bullying secara online yang mempengaruhi hubungan bintang dan
public.
Semua bintang K-Pop diharapkan untuk tidak
memiliki berbagai konflik dengan public maupun personal. Karena itulah, Korea
Selatan berusaha untuk menjadikan sistem industri K-Pop lebih baik. Banyak bintang dan agensi berusaha untuk
mengatasi bullying dan fitnah. Jadi, itulah gambaran generasi K-Pop. Belum
sempurna, tapi bisa menjadi lebih baik dibanding sebelumnya.
Itulah bagian kedua dari K-Pop Industri.
Masuknya K-Pop Industri Generasi ke-4
Industri K-Pop selama 20 tahun terakhir
mengalami pertumbuhan dan evolusi yang sangat signifikan. Generasi industri K-Pop
Korea udah melewati 3 generasi K-Pop. Dan kini masuk generasi ke 4. Setiap
generasi diawali dengan perubahan setiap 7 tahun sekali, selesai masa
kontraknya.
Industri K-Pop terus berevolusi sehingga diharapkan
akan ada banyak perubahan besar dalam dunia industri ini nantinya di masa
depan. Misalnya, keinginan untuk merambah menjadikan Asean dan K-Pop sebagai
demam hallyu wave berikutnya. Nah, apakah Asean siap untuk menyambut peluang
ini?
Hubungan antara ASEAN dan Industri K-Pop dengan adanya Asian Pop di Masa Depan
Sebagian orang di kuliah umum ini akan tertarik
dengan bagian ini. Industri Pop Korea dipengaruhi oleh budaya negara lain,
terutama negara di Asia seperti Jepang, Hongkong, China, dll. Negara-negara inilah yang berperan dan
berkontribusi dengan banyak hal.
Kini, Korea pun mulai melirik negara Asia
Tenggara untuk menjadikan mereka idol di Korea Selatan. Apakah orang asing bisa
menjadi idol di Korea? Apakah mereka memiliki kesempatan yang sama untuk sukses
menjadi idol? Kamu bisa menemukan jawabannya di sini :
Bagaimana pengaruh negara di Asia lainnya terhadap Korea Selatan, padahal Asia Tenggara jauh dari Korea?
Meskipun letak Korea jauh dan tidak memiliki
nilai historis yang sama dengan negara di Asia Tenggara seperti Indonesia,
namun karena perkembangan budaya Korea yang cukup pesat di Asia, terutama di Asia
Tenggara membuat pelaku industri Korea berpikir bahwa Asia akan menjadi partner
yang tepat untuk pengembangan dunia industri K-Pop ke depannya. Ya… Namun,
hubungan Korea dan Asia Tenggara saat ini masih membangun sejarahnya. Jadi ada
banyak hal yang bisa dikontribusikan dalam budaya K-Pop ini.
Perekrutan Idol K-pop dari Asia Tenggara : Dita Secret Number
dan Lisa Blackpink
Saat ini, perekrutan bintang K-Pop dari luar
Korea Selatan terutama Asia Tenggara sudah terjadi. Hal ini karena Korea
Selatan mulai membuka peluang bagi para calon idol dari luar negaranya untuk
masuk dan menunjukkan bakat mereka. Siapapun orang yang bertalenta dan lolos
audisi bisa menjadi bintang idol Korea dan masuk ke dalam jajaran talent di
agensi K-pop Korea.
Bahkan, saat ini Rossa, artis penyanyi asli
Indonesia pun sudah masuk ke dalam jaringan artis SM Entertainment dari Indonesia.
Rossa menjadi salah satu artis yang terpilih untuk bekerjasama dengan agensi SM
Entertainment. Beberapa hari yang lalu, Rossa mengeluarkan lagu terbarunya
berjudul “Masih” dengan nuansa video clip yang sangat memiliki vibes SM
Entertainment. Hal ini terlihat dari penggarapan video lagu tersebut yang
dibuat dengan nuansa kekoreaan.
Selain itu, ada idol K-Pop dari Thailand yaitu
Lisa Blackpink yang paling disukai oleh negara-negara Asia Tenggara. Lisa
Blackpink menjadi daya tarik karena Lisa memiliki darah Thailand dan Lisa
adalah orang Thailand yang bisa menjadi bintang K-Pop. Karena Lisa bisa menjadi
bintang K-Pop, maka ada anggapan bahwa “Oke, jadi orang Asia Tenggara pun bisa
menjadi bintang K-Pop”.
Selain Lisa Blackpink, ada juga Dita Secret
Number yang kini sudah menjadi bintang K-Pop asli Indonesia. Well, ya… Itulah
misi yang ingin dilakukan industri K-Pop dalam beberapa tahun ke depan, yaitu menjadikan
orang asing menjadi bintang K-Pop di Korea.
Banyak orang Indonesia yang mendukung Dita
orang Indonesia yang ingin menjadi idol Korea. Karena Dita adalah orang
Indonesia, dan memiliki identitas Indonesia, maka hal ini akan membawa dampak
yang besar bagi perkembangan budaya K-Pop di Indonesia. Jadi, jika Dita bisa menjadi idol K-Pop, maka
harapan pun muncul bahwa siapapun juga bisa menjadi bintang.
Seorang K-Pop idol yang memiliki talenta dan
bakat bisa masuk dan menjadi bintang di Korea. Banyak orang yang ingin menjadi
bintang K-Pop karena setiap orang memiliki ambisi. Semua orang menjadi bintang,
tapi sistem apa yang paling mendekati dengan standar global? Industri K-Pop
sudah cukup mendekati standar dunia, seperti Amerika. Tapi K-Pop lebih dekat
dengan orang Asia karena letak kawasannya masih di Asia.
Idol K-Pop Memiliki Pengaruh yang Besar di Masyarakat Korea
Idol K-Pop memiliki pengaruh yang besar di
masyarakat. Dalam dunia industri K-Pop, kompetisi yang adil untuk menjadi
bintang tetap diperlukan. Point penting ini termasuk di dalam perkembangan
masyarakat. Jadi, tentunya kami berharap point ini dapat dipegang teguh di sistem
Indstri K-Pop. Spesialisasi dan university itulah yang menjadi nilai penting di
Hallyu. Karena kita semua punya mimpi
untuk dikenal secara global.
Kita menjadi bintang kalau kita punya bakat.
Kalau sistemnya baik dan kompetisi yang adil, maka tidak akan mengeksploitasi
seseorang yang lemah. Jadi, industri K-Pop adalah satu cara yang membuat anak
muda belajar bagaimana industri K-Pop perjalanannya dari awal sampai sekarang.
Dari situ kita bisa menjadi kreatif untuk bergabung dengan industri ini.
Kelak, diharapkan K-Pop akan menjadi Asian Pop
di mana orang Asia bisa berkontribusi dalam budaya K-Pop. Budaya K-Pop akan
menjadi Asian Pop.
Sistem Perekrutan dan Lamanya Kontrak Kerja Artis/Idol K-Pop :
Kontrak pertama perusahaan dengan artis adalah
7 tahun. Itu adalah kontrak standar. Kontrak ini merupakan durasi dasar. Karena
di dalam industri hiburan, banyak hal yang bergerak terlalu cepat dan dinamis.
Panjang kontrak wajib adalah 7 tahun. Namun, kontrak 10 tahun terlalu lama, dan
5 tahun adalah terlalu cepat.
Kebutuhan talenta yang bagus membuat agensi
harus menyiapkan banyak talenta dan kontrak yang cukup menguntungkan kedua
belah pihak. Karena kontrak tersebut selama 7 tahun, maka biasanya artis di
generasi pertama akan berganti karir jika sudah selesai dengan kontrak pertama.
Hal inilah yang menjadi pertimbangan mengapa kontrak artis hingga 7 tahun
lamanya, karena dunia industri di Korea sangat dinamis dan cepat bergerak.
Korea Selatan ingin Menjadi Masyarakat Global :
Korea Selatan pun memahami budaya asing dan orang
asing. Tapi, seperti yang banyak diketahui, karena Korea Selatan bukanlah negara
yang besar dan kuat. Karena Korea Selatan ingin membangun hubungan yang baik
dengan negara lain dan menjadi bagian masyarakat global. Jadi, jangan khawatir,
karena Korea Selatan menyambut orang asing yang tertarik dengan budaya dan industri
K-Pop Korea.
Question and Answer About K-Pop and Hallyu Wave
Question : Apakah agensi besar memiliki tanggung jawab pada perkembangan ekonomi industri hiburan?
Answer :
Sebenarnya, industi K-Pop sangat kecil jika dibanding
industri manufaktur dan industri di Korea lainnya. Industri K-Pop menjadi sangat
bagus karena mereka sangat ikonik dan menunjukkan citra Korea Selatan yang
sangat baik di mata global. Karena industri sangat lekat dengan korupsi.
Industri K-Pop jauh lebih baik dibanding industri lain karena lebih bersih. Hal
ini sangat simbolis untuk menunjukkan revolusi di Korea Selatan yang sudah
terjadi sejak tahun 2000 an.
Question : Apakah jika ada orang Indonesia ingin berinvestasi dan membangun sistem seperti industi K-Pop bisa berhasil?
Answer :
Belum tentu bisa. Hal ini karena industri
perusahaan hiburan butuh jejaring yang sangat kuat. Seperti jurnalis, idol, media
penyiaran, dll. Membangun SDM sangat butuh waktu lama bahkan hingga puluhan
tahun. Jadi, investor asing akan sulit karena membutuhkan waktu yang lama. Hal
inilah yang menjadi pertimbangan investor yang ingin membangun dari awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)