Aku abis nonton video drone terbang di antara kembang api dan kerumunan orang-orang pas tahun baru. Agak ngeri ya liatnya. Mana pilotnya umur 17 tahun. Yang mana dia cuma ngandelin hype suasana tahun baruan doang. Tanpa tahu konsekuensi dari tindakannya yang menerbangkan drone dalam suasana ramai seperti itu.
Dan ajaibnya, dia nggak ambil lisensi jadi pilot. Plus captionnya bilang, "siap kehilangan 17 jt" jika ada risiko dronenya rusak dan crash.
Tapi anaknya nggak mikir kalau dronenya crash dan kena kepala orang, trus gimana?
What the.... 🙃
Pantaslah ada yang bilang, 17 tahun itu bisa dianggap masih bocil. Pikirannya belum berkembang sepenuhnya. Otaknya masih tahap perkembangan, belum sepenuhnya matang secara pemikiran dan emosional.
Inilah kenapa kalau ada anak-anak di bawah umur bermasalah di bidang hukum ada pengecualian hukuman karena dianggap otaknya belum jalan buat mempertimbangkan banyak hal.
"Gede badannya, tapi otaknya belum berkembang" itu betul kok.
Bahkan kalaupun ada anak muda yang nikah usia dini, secara fisik mungkin udah mampu berkembang biak, tapi secara emosi jelas masih anak-anak.
Yaa, lagi-lagi faktor umur, anak remaja ini bisa dibilang mengkhawatirkan. Dibilang anak-anak ya engga, dibilang dewasa ya belum masuk.
Apalagi buat era sekarang yang anak-anaknya cepet gede badannya. Kek... jadi nggak sinkron antara badannya dan pikirannya.
Yaa, begitulah
Kok ngeri-ngeri sedap sama video tersebut, memang di usia 17 tahun itu belum tentu dewasa karena masih masa-masanya mereka bersenang-senang dan adaptasi dengan lingkungannya. Jadi harus was-was karena di masa pertumbuhannya beranjak ke dewasa menentukan sikapnya nanti. Terima kasih informasinya!
BalasHapus