Pages

Jumat, 04 Oktober 2024

Review Film Laut Tengah


❤️ Review Film Laut Tengah ❤️


Pliis, filmnya bagus banget. 🥹

Aku nggak suka film poligami, tapi Laut Tengah dijamin beda. Haha. Bagus aslik. Bikin mewek banget sih liat perjuangan Bhumi, Haia dan Aisa. Apalagi part Zidan dan Haneul. Woow. Moga ada lanjutannya yang Langit Goryeo. 🥹


Makasih tiketnya 😍 @habisnontonfilm 


Buruan nonton @lauttengahfilm 


Keburu turun layar. Soalnya di beberapa bioskop dapat layar sedikit aja. 🥹 padahal filmnya bagus. Beda ama film poligami lainnya. Yang lebih mentingin nafsu. Ini tuh film religi yang menurutku porsinya pas. Bahkan aku suka banget dengan sikap Bhumi walo dia nyebelin. Hahaha 😆


Sebenernya aku nungguin ada scene jajan street food ala drama-drama korea. Tapi ga ada di #FimLautTengah. 😂 (Apa kelewat yak). 


Adanya tuh scene jajan es krim Turki. Bukan jajan cemilan kaki lima ala Korea. Itu pun makannya sambil berdiri 😅


Cuma ada Haia jalan di keramaian pas pergi dari rumah. Jalan-jalan di Namsan tower dan masjid Itaewon, pake hanbok dan foto-foto bareng sama Haneul di istana raja. Scene di tepian sungai Han. ❤️


Haia jadi PSK gara-gara pindah ke rumah bibinya, abis bapaknya meninggal. Keknya rumahnya ngontrak gitu. Trus diusir dari rumah itu. Pas Zidan nawari bantuan malah bilang, "hidupku bukan tanggungjawab kamu, Zidan". Kek gimana yah. Huhuu 🥲


Pas Haia diajakin nikah sama Zidan, eh dia malah kecelakaan, trus meninggal di tempat. Makanya akhirnya milih jadi istri ke 2. Karena beasiswa dia dicancel. Universitasnya itu nggak masuk list. Padahal pas apply, udah diterima di sana. Jadi, dia tu cuma butuh beasiswa aja aslinya. Cuma Haia terlalu ngoyo sih. 🥲


Sampai ending aku masih bertanya-tanya. Apa alasan Haia memilih jalan hidup yang bisa dibilang antimainstream?


Apa karena dia ga punya pilihan? Tapi Haia harusnya masih punya pilihan sih. Kalau dia pinter, dia bisa pakai kepintarannya buat cari uang. Tapi dia milih ikut bibinya dan jadi PSK. Aneh, tapi nyata, tapi aneh. 


Ga make sense, karena harusnya sekelas Haia bisa punya pilihan lain untuk jalan hidupnya. 


Kalau dia ga punya sodara lain, dia bisa nebeng profesornya/ibu Zidan. 


Tapi highlight novel ini emang lebih ke cerita tentang gimana kalau jadi istri kedua dalam pandangan islam. Alias fokusnya ke poligaminya.


Jadi, meski aslinya Haia ga cinta-cinta amat sama mas Bhumi, dia berusaha memenuhi janjinya sama mba Aisa.


Janji Haia untuk mau jadi istri kedua ditukar dengan "biaya beasiswa Korea". 


Yang ternyata ada plot twist di scene menjelang ending. Jadi, aslinya pilihan untuk tetap jadi istri kedua tuh ya... tetap di tangan Haia. 


Haia bisa kok ninggalin Bhumi Syam. Cerai abis dapat beasiswa, misalnya. Tapi, dia milih tetap ada di sisi mas Bhumi. Yaaaa, demi nepati janjiii. 🥹


Bayangkan... Haia udah secerdas ini, tapi nggak punya banyak pilihan dalam hidup karena miskin, yatim piatu, nggak punya rumah, plus punya bibi dan sepupu toxic. 


Itulah kenapa cewe berprivilege harusnya lebih bersyukur bisa memenuhi segala keinginan dengan mudah, karena orang tuanya kaya.


Btw, tokoh Aisa ini yang meranin artis Malaysia. Namanya Anna Jobling. Jadi, logatnya tuh kaya mix indo melayu Korea. 


Kalau inget kata-kata Aisa tuh bikin mewek sih. Karena dia berusaha banget buat keliatan tegar. Padahal aslinya sudah sekarat karena sakit parah. Tapi Aisa masih mikirin istri kedua buat suaminya. 🥲🥹


Asliinya, aku lebih suka Haia ama Haneul. Hahaha. Tapi, gimana yaa. Yawislaaah 😂 


Haia ini tipikal cewe realistis. Kalau sama Bhumi, statusnya jelas jadi istri. Trus, terjamin biaya hidupnya. Kalau Haneul belum teruji, apa bisa jadi cowo yang bisa provide cewenya pas nikah. 


Pesona cowo korea vs cowo indo 😆


Jadi, kamu pilih siapa? Zidan, Bhumi, atau Haneul? 😁


Rating film Laut Tengah : 8,5/10 🌟


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)