Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.
Tampilkan postingan dengan label banjir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label banjir. Tampilkan semua postingan

Senin, 27 Mei 2013

Banjir di Tegal

Hari yang amazing. Jadi ceritanya, aku agak siangan tadi ke kantor pos, niatnya mau kirim paket buat pemenang kuis ABFI kemarin. Karena bawaannya lumayan besar jadi mending pake angkot aja ke kantor posnya. 

paketnya masukin tas
paket buat yang menang kuis :D tempatnya aja yang gede, hadiahnya ya kayak di foto sebelumnya :D

Pas udah naik angkot kok gerimisnya jadi tambah gede. Yaudah deh, kayaknya bakal basah dikit bajunya pas turun dari angkot. Maklum, ga bawa payung bookk. Eh, seriusan, beneran tambah deres ujannya. Alhamdulillah, aku doa aja deh, kali aja rezeki hari ini berlimpah. :))

mulai gerimis, tapi ga deres banget pas berangkat
Masuk ke kantor pos dan urusin bayar paket barang yang aku kirim tadi. Abis itu nunggu hujan reda, lama jugaaa. Banyak orang juga yang nunggu di depan kantor. Wew, nekat akhirnya nerobos genangan hujan di depan kantor, dan nunggu angkot ke arah Pasific Mall. 
 
kantor pos tegal timur, jadi bukan kantor pos yang pusat kota :D
hujannyaaaa. antara seneng akhirnya masuk musim hujan dan galau takut banjirr >.<
udah mulai agak reda dikit
emak-emak yang galau nunggu hujan reda :D sama sih kayak aku juga nungguin
Pas udah naik angkot, si mas sopir angkotnya ini lho, baik banget. Tau aku buru-buru kali ya, keburu ujannya tambah deres, jadi dia bilang pas di deket  persimpangan BCA ke arah Pasific. "Mba, turun di sini aja. Trus naik angkot depan ya. Soalnya saya ngetem di pasar." Ooo, baik banget. Makasih masnyaa. Biasanya kan sopir angkot identik sama ngetem. Kalo udah ngetem pasti minimal setengah jam lah, baru deh berangkat lagi. Akhirnya aku naik angkot lain, trus udah deh cuma bentar nyampe di Pasific. Di sana cuma makan sama beli 2 buku, trus mau pulang. Eh, malah hujan tambah deresss dan banjiiirrr. :')

akhirnya naik angkot dan sempet pindah angkot. ini angkot ke dua
yakk, akhirnya banjir beneran pas pulang. sampe 15 cm an lah. -.-"
Nunggu angkotnya lama, menerobos hujan lagi, dan beneran deh, itu jalan deket pasific granjul2 gitu. Malesin banget. Mbok dibenerin gitu, pak Walikota. Biar kalo hujan ga banjir lagi. Masa baru hujan 2-3 jam aja udah langsung menggenang gitu, apalagi seharian. Mungkin Tegal kawasan deket pasific bakal tenggelem kali. Sistem drainasenya itu lho, jelek banget.  >.<

Pas udah dapet angkot dan liat pemandangan di daerah deket pasific mall, wew, jalannya yaa, penuh sama air semua. udah kayak lautaaaaannn >.<
deket rumah-rumah penduduk, airnya udah tinggi banget. 20-25 cm an

Ini pas deket sma 1 tegal, lumayan banjir juga apalagi deket patung tugu
Ini pas rumah warga itu. airnya full deh, menuhin jalan rayanya

Yak sudah deh, hari yang nano-nano dan ditutup dengan berita bahagia. Pas pulang tadi, dapet kabar kalo buku "Cita-citaku" udah ada covernya. Yeyeye. Senenggg, alhamdulillah. Perjuangan itu bikinnya suseehhh. Ntar deh ceritanya. :D

Buku berjudul "Cita-citaku". Alhamdulillah, ya Rabb. :')
Dan tadi juga dapet kabar kalo menang kuis di twitter @FaceonfaceID. Alhamdulillah. Allah maha baik. Ya setelah sesiangan tadi kena banjir sampe segitunya, endingnya amazing. Thanks Allah, alhamdulillah. :')

pengumuman kuis @faceonfaceID

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Tegal, 270513, 19:23

Selasa, 15 Februari 2011

Sistem Drainase Terintegral : Solusi Jitu Pengendali Dampak Banjir



Sistem Drainase Terintegral : 
Solusi Jitu Pengendali Dampak Banjir



Duka Lara Banjir Tahunan


      Jika mengamati peta kota Semarang secara cermat maka tampak jelas adalah daratan rendah tempat bermuaranya sungai yang berasal dari sekeliling kota dan di sebelah utara, berhadapan dengan laut. Semarang bagaikan kolam penampungan air saat hadirnya musim hujan tiap tahun serta semakin berkurangnya daya tampung air di wilayah Semarang karena gerak dan laju pembangunan yang tidak terintegrasi dengan tata kota.

      Semarang dilanda banjir adalah cerita lama yang selalu baru. Hampir tiap tahun kota ini banjir. Bedanya dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah volume dan kehebatan akibatnya. Apa penyebab banjir juga selalu dijawab dengan nada lama: kekurangan biaya pembangunan kanal banjir, menumpuknya sampah di saluran air, urbanisasi, permukaan tanah yang lebih rendah, curah hujan yang tinggi di musim hujan, pendangkalan sungai utama dan saluran air sehingga tidak mampu menampung air, ketidakteraturan pembangunan yang  mengakibatkan tanah tidak mampu menyerap air  dengan cepat, lahan hijau  yang terus menyempit dan hutan bakau habis.

      Apakah hanya itu penyebabnya? Selama ini belum pernah dikaji secara luas dan mendalam, apakah banjir di Semarang disebabkan oleh  kombinasi beberapa faktor, yang titik beratnya terletak pada pihak eksekutif yang kurang tegas, dan tanpa perhitungan yang teliti.

      Berbeda dengan kondisi sebelumnya, Semarang kini dibangun denggan hebat dan cepat. Rumah-rumah besar dan industri bertambah mendadak. Perkembangan perumahan di Semarang cenderung mengarah horizontal dan melahap daerah pinggiran. Di luar negeri perumahan mengarah vertical atau rumah bertingkat.

      Warga menjadi korban kemajuan yang salah perencanaan. Karena jika hujan datang, air terkumpul dengan cepat tetapi daya serap tanah berkurang serta daya tampung saluran dan parit umumnya tidak bertambah sesuai dengan pertambahan pembangunan. Hasilnya, air meluap. Kerugian banjir antara lain korban jiwa, harta benda, kerusakan sarana  dan prasarana, lumpuhnya perekonomian, serta kehilangan jam-jam kerja yang efektif.


Banjir menggenangi sepanjang jalan perumahan di area Tanah Mas, Semarang


Banjir di daerah Terminal Terboyo


Sistem Drainase Terintegral

      Secara logis dapat disebutkan bahwa banjir diakibatkan oleh sejumlah air yang tidak dapat ditampung got dan saluran kemudian meluber. Kita enggan belajar dari sejarah tata kota Batavia di jaman dahulu yang sudah menyusun master plan dengan sistem kanalisasi serta arah pembangunan yang bersahabat dengan air. Sistem tata kota di semarang masih memiliki sistem drainase yang kacau dan tanpa perencanaan yang terintegral.  Warga tidak tahu kemana buangan airnya harus mengalir.

      Apakah arsitek tidak pernah menghitung daya tampung selokan dan tinggi rendah permukaan air serta kemana air akan mengalir? Atau mungkin juga mereka mengusulkan sistem drainase dan saluran yang konsekuen, tetapi dianggap bodoh oleh pemborong karena biayanya yang mahal? Atau mereka tutup mata saja? Mengapa Dinas Tata Kota tidak memaksakan prosedur sistem drainase dan saluran bagi pembangunan proyek besar dan rumah mewah? Karena, seandainya sistem drainase dan saluran ditetapkan secara benar maka biaya setiap pembangunan rumah dan kantor serta pabrik pasti bertambah minimal 30 % dari biaya rata-rata.

      Kita bisa belajar dari Amsterdam yang wilayahnya terletak di bawah permukaan laut, tetapi jarang sekali tertimpa banjir. Perencana Amsterdam rupanya di samping perhitungan dari segi arsitektur dan pembangunan saluran dan kanal yang melingkari kota, juga memperhitungkan untuk mencegah banjir. Kanal banjir dapat dikembangkan menjadi kanal multiguna. Dapat menampung  air, tempat menangkar ikan, sarana transportasi(barang dan penumpang), sarana turis(acara keliling kota lewat kanal, seperti di Venesia). Dinas tata kota dan para perencana pembangunan perlu memperhatikan hal ini.

      Pembangunan air laut dan air kanal diatur dengan pintu air(sluis). Apabila musim kering air laut masuk kanal demi menjaga tinggi minimum debit air untuk keperluan pelayaran di kanal; musim hujan dipompa secara otomatis dari kanal ke laut. Penormalisasian kanal buatan Belanda  pada akhirnya ternyata telah mampu mengurangi bahaya banjir.



Solusi Jitu Pengendali Dampak Banjir

      Ide jangka pendek: pembersihan aliran sungai, pengolahan limbah, penyingkiran penghambat saluran air, pengerukan, pengadaan pos banjir, pemeliharaan serta perbaikan infrastruktur. Diikuti dengan peningkatan kesadaran penduduk, penerapan hukum, dan adanya peringatan dini serta sistem bantuan darurat.

Contoh desain sumur resapan, salah satu penerapan konsep Sistem Drainase Terintegral
      
Ide jangka panjang: rencana terpadu penanggulangan banjir antarsemua lembaga yang berkaitan, pengelolaan daerah aliran sungai bagian hulu bekerja sama dalam rangka program semarang bebas banjir. Menyediakan rumah susun dan apartemen seluas 70 m2(dua kamar). Percepatan penggalian kanal banjir dengan pintu air pengendali, pembangunan terowongan sungai, dan saluran sungai.

      Pertanyaannya kini, apakah pemerintah kota mau menjadikan program penanggulangan banjir ini sebagai proyek prioritas dengan menyediakan biaya yang besar dan tim ahli khusus?


by Ila Rizky Nidiana