Mission Impossible: Menulis Novel dalam 2 Minggu
Menulis novel 150 halaman dalam 2 minggu, sanggupkah?
Kalau pernah menulis novel anak 50 halaman dalam 10 hari, kenapa tidak?
Kalau pernah menulis apa saja 5 halaman sehari, kenapa tidak?
Push harder, bisa kok.
Dari 5 ke 10 kan nggak banyak nambahnya.
April lalu, aku menulis novak 80 halaman 10 hari. Jadi kenapa tidak 150 dalam 15 hari. Nambah dua lagi saja per harinya.
Lha, memangnya nggak punya kerjaan lain? Bagaimana membagi diri untuk tugas lain sebagai ibu atau istri?
Ini yang kulakukan sebelum mulai menulis:
Memulai menulis:
Bekal yang membuat Mission Impossible ini menjadi possible:
Sementara ini saja dulu.
Silakan kalau ada yang mau menambahkan.
Salam kreatif.
Kalau pernah menulis novel anak 50 halaman dalam 10 hari, kenapa tidak?
Kalau pernah menulis apa saja 5 halaman sehari, kenapa tidak?
Push harder, bisa kok.
Dari 5 ke 10 kan nggak banyak nambahnya.
April lalu, aku menulis novak 80 halaman 10 hari. Jadi kenapa tidak 150 dalam 15 hari. Nambah dua lagi saja per harinya.
Lha, memangnya nggak punya kerjaan lain? Bagaimana membagi diri untuk tugas lain sebagai ibu atau istri?
Ini yang kulakukan sebelum mulai menulis:
- Mengukur kekuatan. Biasanya kuat berapa halaman sehari? Akan lebih mudah kalau kita rutin menulis setiap harinya, berapa pun dapatnya. Satu-dua halaman rutin tiap hari lebih baik ketimbang 7 halaman seminggu yang nggak jelas perincian waktunya, alias ngikuti mood.
- Memperhitungkan target. Kapan deadline-nya, ada berapa hari kerja efektif, berapa jumlah halaman yang harus ditulis. Misalnya kita cuma punya 15 hari, target 45 halaman. Artinya per hari minimal 3 halaman.
- Aim high. Push harder. Kalau kebiasaan cuma 1 hlm/hari tapi target menuntut 3 hlm/hari, berarti kita harus mencari cara untuk bisa bekerja lebih keras.
- Apa yang harus kita tambahkan, jam kerja atau tenaga? Kalau kita menambah jam kerja, mungkin bisa deh sehari 3 halaman. Bangunlah lebih pagi, tambah jam kerja di malam hari. Kalau perlu tambahan tenaga, delegasikan beberapa pekerjaan kepada orang lain, agar kita bisa mengalihkan energi untuk projek di tangan.
- Bicarakan dengan keluarga. Tunjukkan kesungguhan dan keinginan menyelesaikan projek ini. Bicarakan jam kerja yang realistis. Mintalah dukungan penuh dari keluarga. Anak-anak bisa mengerti kalau diberi penjelasan, apalagi kalau kebutuhan mereka sendiri sudah terpenuhi.
Memulai menulis:
- Singkirkan gangguan, termasuk FB lho ya. Berfokuslah. Kegiatan yang tidak berkaitan dan bisa ditunda, tunda saja dulu. Jangan bela-belain ke bank, kalau memang nggak perlu sekarang. Percayakan anak atau pasangan mengurus tugas mereka sendiri.
- Buatlah jurnal harian. Hari ini, target berapa, tercapai berapa. Upayakan pencapaian melebihi atau mendekati target. Kalau kurang banyak, berarti ada yang salah dengan perhitungan kita.
- Soulmate, seperti suami/istri, sahabat, keluarga, bisa dimintai tolong untuk menyemangati. Silakan pasang status progress, karena dukungan teman-teman bisa membantu, tapi jangan berlama-lama mereply, nanti akhirnya jadi mengobrol.
- Jam kerja diperpanjang. Dalam kasusku, aku bangun pk.03.00, karena dini hari paling nyaman dan ampuh untuk menulis.
- Gunakan musik, kalau suka. Ngemil dikit, sekadar menghilangkan kantuk, bukan untuk menambah berat badan, kopi atau teh kalau biasa.
- Selagi menulis, sesekali berjalan-jalan keluar, hirup udara segar, gerakan badan.
- Telepon teman, mengobrol dengan manusia, kalau lagi stuck. (dengan peliharaan pun boleh kok. Membicarakan ide dengan siapa pun apa pun bisa membantu kita mengurai kekusutan. Walaupun yang diajak berbicara nggak bisa jawab)
Bekal yang membuat Mission Impossible ini menjadi possible:
- Kita sudah punya gambaran besar ide, tidak blank saat mulai menulis. Tapi tidak harus mendetail, karena dengan ide-ide dasar, karakter yang sudah dipikir masak-masak, cerita biasanya mengalir sendiri.
- Kita sudah melakukan riset kecil, seperlunya. Kalau waktunya panjang, riset bisa intensif dan ekstensif. Tetapi dengan waktu terbatas, riset tidak perlu berlebihan karena bahan terlalu banyak justru membingungkan. Dengan bahan riset seadanya, sambil jalan akan muncul apa yang kurang.
- Gunakan waktu luang (duduk di angkot, menyetir dan macet, atau mencuci, mengepel, bikin kue dll.) untuk memikirkan percakapan, karakter, plot dsb. Jadi waktu duduk lagi, sudah ada yang akan dituliskan.
- Sudah membiasakan menulis rutin dan memiliki target harian, bukan mengikuti mood. Kalau punya 1 jam, menulislah 1 jam/hari, kalau punya 20 menit, ya rutinkan. Bahkan 5 menit pun bisa menulis 2-3 kalimat. Ini akan lebih mudah untuk dipush.
- Banyak membaca. Sangat melancarkan menulis.
- Apa lagi?
Sementara ini saja dulu.
Silakan kalau ada yang mau menambahkan.
Salam kreatif.