Cinta Kita: Bersambung Atau Berkabung?
.
.
pertama dari dalamnya tatapan
mengusik cinta yang lama terdiam
mataku sudah tak tertahan merekam kedamaian
berbahagialah engkau yang kucintai diam-diam
.
jiwa tolonglah
kenali kembali pada sebongkah pemujaan
akan dirimu yang terduduk malu
berdialog dalam sepi dan bisu
bahasa yang tidak aku mengerti
sungguh aku main hati
.
raga bantulah
aku ingin mengenalimu lebih jauh
namun tak ingin aku jauh darimu
senyummu yang kusetuh
bebas berkhayal dalam diam
upaya mengenal semoga kekal
.
.
letih cinta menempuh rasa ini
jauh sejak jiwa mengenalmu
rindu mengembara sejauh oase mata
rentang jarak yang menjauh
tak pernah membatas rasa
.
ritmis gerimis melengkungkan senyum
di sini di desah emosi risau
kala kulihat tatapan tergesa lelaki hujan
membiarkanku terhanyut pada aliran air mata
.
sebuah nama kutitipkan pada angin senja
sebuah nama kutitipkan pada angin senja
sedari mimpi masih nyata
yakini ujung tanya jalan kita
fana di ufuk biru ‘kan menjelma nada
.
.
kasih yang setia
sanggupkah kau beri aku cinta
dengan warna dunia yang nyata
memukau dalam bola mata
indah merancang beribu wajah
terguncang batin pujangga
dan beribu tawaran lebih bermakna
rahasia hidupmu tak terungkap
semerbak wangi melati pusara
.
kasih yang setia
kita memang belum dewasa
tapi biarlah waktu merancang jembatan sunyi senyap
untuk kita bertemu di ujungnya dan saling menatap
.
kasih yang setia
bila hidup harus memilih
biarlah kupilih kau sebagai kekasih yang utuh
di antara banyak mawar, di barisan cinta beri kabar
aku tetap pilih engkau
kasih yang setia sepanjang masa, sampai tiba senja
bergumam lagukan cinta
.
.
jiwa pandanglah aku dengan cinta
setiaku yang mengekalkan warna surga
namamu bergema di celah jendela
hujan membaringkan sajakku di tepi hati
.
mendadak daun daun masak menjawab semuanya
mendadak daun daun masak menjawab semuanya
tawa dan ceria kita
masih sama digenggam wangi dunia
malam pun berisik meneduh
lafal ayat menggenapkan sayap janji kita
.
.
pelipur lara semua tulus tercurah begitu
sungguh terkadang curiga tentangmu tepikan prasangka
lekas merajalela jamah kata-kata
setelah kuberi cinta tak terbatas apapun jua
tak kuharap balasnya cuma terpinta setingkat saja
kauberikan tempat saat pijakan tak tepat
dan di saat kukemasi hati atas cinta
bergegas tumbangkan derita
.
mungkin mimpi masih kaunikmati
mungkin aroma malam masih tersisa di pelupuk mata
doa atas cinta beranjak pergi
dengarkan aku bicara sepatah lagi
cinta atas cinta rangkullah pagi
buka lebar mata hati
apakah setia kau menungguku kembali
atas nama cinta, demi nama cinta, dengan nama cinta
.
.
kabut sesekali jatuh di desau
ketika ujian datang membadai
jejak ragu menjelma merindu tabah
percakapan kita masih terngiang
bilakah saat itu tiba
kala pelangi membebaskan hujan
dan ragaku masih di sini menantimu
saat seutuh ikrar janji: kita abadi
.
.
Serang, Banten - Semarang, 28 Oktober 2011
.
.
*) Keterangan:
- Kiri : Ila Rizky Nidiana
- Kanan : Tubagus Rangga Efarasti
gambar dari sini
===
kesan : ini puisi kolaborasi dengan Kak rangga. Puisi terpanjangku selama ini, bahkan ngalahin puisi buat proyek nulisbuku.com juga, haha..
kebayang bikin puisi ini ngabisin waktu 2 jam lebih. heuheuu... :D
dan uniknya malah divote aktual sama pembaca. wkwkwk... dikira si penulis beneran lagi kebanjiran cinta kali ya. :P
dan jujur, amazing juga aq kok bisa yah buat puisi kayak gini. wekeke... ajiibb! :P
next, mungkin ada lagi festival2 semacam festival puisi kolaborasi, entah nanti apalagi soalnya kmrn2 katanya udah pernah ada festival prosa sama surat cinta. mgkn nanti bakal ada cermin(cerita mini) atau novelet, entah juga, liat aja nanti. hehe... ini aja mabok baca puisi2 yang lainnya, nyampe 250 pasangan yang kirim naskah. padahal 1 pasangan bisa kirim 2 naskah. woow.. ramenyaaa... :D
oya, untuk melihat naskah lainnya bisa klik disini