Yuk
Intip Karir Michelle Ziudith Pemeran Vidio Original Series: Heart
Kalau kalian mendengar
Michelle Ziudith sudah tidak asing lagi di dunia entertainmentdong,
apalagi di berbagai ftv dan film layar lebar sudah dia
bintangi. Kini ia akan membintangi Vidio
Original Series: Heart yang merupakan remake dari judul yang sama. Vidio Original Series:
Heart ini mengangkat kisah persahabatan sekaligus percintaan juga loh. Nah
kali ini kita kulik yuk pemeran Rachel Vidio Original Series: Heart,
Michelle Ziudith.
Aku nonton film Bebas yang tayang tahun 2019 ini udah dari beberapa hari lalu. Tapi kepingin bahas ini di feed ig deh. 😆 Film bebas ini bisa dibilang film adaptasi yang terkonsep dengan baik. Ga ngasal. Risetnya detail. Terutama detail-detail film kaya setting rumah, sekolah, bahasa gaul, kirim salam di radio, majalah gadis, tata rambut belah tengah, baju sma yang dikeluarin, masih pake pager gaes yang ngehits di tahun 1995 an.
Ada beberapa adegan yang bikin pengin ikut nyanyi kaya pas Jojo bikinin koreo buat anak-anak Geng Bebas, trus lagunya "Cukup siti nurbaya" haha.
Ya ampuun ngakak juga pas scene bahasa G. Gigi ngilu seketika. Ngomongnya ribet yeu. Haha 😂 Dan yang paling memorable pas gengnya misah dong. Lagunya menguras air mata. Huhu ðŸ˜
Endingnya menurutku pas bgt. Apalagi ada kemunculan Reza Rahardian yang bikin suasana makin seru deh. Dari yang mellow yellow sampe ketawa. Bikin pengin ngejitak ni pengacara koplak. Hahaha. 😅
Dan dialognya berisi semua. Misalnya pas Jessica bilang, "Lo ngrasain nggak sih, setelah ketemu sama kalian. Gue ngrasa kayak hidup lagi. Hidup lebih berwarna lagi" Bikin mikir, iya juga yaa. 😆
Pemilihan castnya juga sesuai. Bisa semirip itu cast Gina pas remaja dan dewasa. Yang bikin terkejut cast Suci di ending. Wow banget deh 😆
Trus, aku paling suka lagu Maizura, yang judulnya Aku Tanpamu. Bener-bener ngena di hati, apalagi sesuai scene filmnya yang pas anak-anak geng Bebas terpaksa pisah sekolah. Fiuh, sedihnyaaaa. Terpisah dengan soul mate karena keadaan yang nggak memungkinkan buat barengan. Mo nangis akutu. ðŸ˜
Eh iya, mas Riri dan Mirles masih idealis ya. Masuk-masukin isu tentang politik di film ini. Padahal kalau di film Korea aslinya yaitu Sunny seingetku ga ada adegan bertema politik. Ini beneran bagus sih menurutku. Filmnya bukan film persahabatan aja. 😄
Pokoke bagus deh. Jarang kaan aku muji film lokal. Kalau muji brati emang beneran bagus. Haha 😄
#filmbebas #bebasmovie #moviefreak
Nb : sebenernya mau bahas film Bebas di blog lebih banyak, tapi nggak sempet. Yawis nulis di ig feed. Eh ternyata ga nongol postongannya gaes. Tapi anehnya tu postingan muncul di feed hari ini. Jadinya kan telat dan ga muncul di timeline. Yowis aku posting di blog aja. Siapa tahu ada yang butuh reviewnya. 😛
Review
Film Dangal – Perjuangan Atlet Gulat Perempuan Pertama Asli India Peraih Medali
Emas Olimpiade
Ngomongin
soal film, saya udah lama nih nggak ngereview film. Belakangan ini saya rajin
nonton film, tapi waktu ngereviewnya yang kurang. Huhu. Maafkan ya. Nah,
sekarang saya mau mulai rajin ngereview lagi. Dimulai dari film Dangal dulu ya.
Jadi film ini besutan Aamir Khan karena dia jadi produser sekalian pemainnya.
Aamir Khan, salah satu aktor tampan bollywood yang dulu terkenal dengan film 3
Idiot.
Film
The Day After Tomorrow berkisah tentang tragedi yang menimpa beberapa negara
bagian di Amerika Serikat yang mendadak mengalami penurunan suhu udara dengan
sangat drastis. Awalnya, 3 pelampung yang disebar di lautan untuk mengecek suhu
udara dideteksi mengalami penurunan suhu hingga belasan derajat. Hal itu terjadi
secara bersamaan. Padahal ketiga pelampung tersebut ada di 3 tempat yang
berbeda.
Masnun seorang veteran yang tidak lagi dihargai oleh
negerinya sendiri karena tidak cukup mendapat santunan, akhirnya merelakan diri
untuk menjauh dari hiruk pikuk kota Surabaya. Masnun merupakan seorang saksi
mata disobeknya bendera di peristiwa 10 Nopember 1945 di Hotel Yamato Surabaya.
Masnun yang sudah tua akhirnya menjauh ke kota kelahirannya di Bojonegoro
bersama anak perempuan dan juga cucunya yaitu budi dan bening. Bermula dari
sana, ia mulai mengajak cucunya, Budi untuk terus memupuk impian agar menjadi
orang besar, agar terus bisa belajar meski himpitan keuangan mendera
keluarganya.
Triller ke-1 film ini dibuka dengan adegan latihan semaphore
di sekolah Budi. Sang kakak kelas yang
melatih pramuka mengajak untuk ikut serta dalam jamboree nasional. Budi yang
merasa tidak memiliki uang untuk bisa membeli keperluan pramuka, akhirnya harus
tertunduk lesu. Ia tidak percaya bahwa impiannya untuk menjadi seorang pramuka
sejati harus kalah oleh kurangnya dana.
Budi ingat apa pesan simbah padanya.
“Pokoknya kamu harus ikut persami, supaya kamu bisa ikut jamboree.”
Rasa lesu
karena himpita keuangan ia tepis dengan rela mencari pekerjaan agar bisa
mengumpulkan uang. Di sinilah petualangan Budi dimulai. Bagaimana ia bekerja
keras agar impiannya bisa tercapai. Ada adegan nenek Budi tak mau membantu
Budi, ia menganggap bahwa Budi tak perlu ikut serta dalam kegiatan pramuka.
Cobalah perhatikan kata-kata di percakapan ini. “Mbok si budi kuwi ga usah
terlalu dimanja tho, pak.” Apalagi mengingat ibunya pun tak merestuinya. “Lha
wong buat uang sekolah kamu uang ibu udah dipepet-pepet.” Bagaimana seorang
anak bisa membuat impiannya tercapai, bila restu ibu saja tak ada?
Hasduk yang merupakan kebanggaan bagi anggota pramuka harus
diganti dengan pola yang baru karena terbakar, padahal Budi mendapatkannya
dengan susah payah. Budi yang tidak punya uang untuk membeli hasduk terpaksa harus
merelakan sang adik, yaitu Bening untuk membuat pola baru di kain hasduknya
dengan kain seprai bergambar kepala Barbie dan motif bunga-bunga. Bisa dibayangkan
apa yang dirasakan oleh Budi? Iya, ia menangis. Rasa harga dirinya sebagai
seorang pramuka penggalang surut seketika karena hasduk yang tidak bisa ia beli
harus diganti dengan hasduk berpola.
Hanya simbahnya saja yang mantan veteran itu yang masih
membuat Budi bersemangat untuk mengikuti persami. Mengumpulkan satu demi satu
serpihan semangat yang kadang kendur. Budi juga menjadi lebih semangat lagi
saat tahu pelatih pramukanya siap untuk mendukungnya. Apa kata-kata dari
pelatihnya itu? Yap, ini dia.
“Apa pun
masalahmu, saya yakin kamu bisa mengatasinya.” Sebuah penguatan yang meneguhkan
hati. Sebuah kata yang layak menjadi obor bagi semangatnya yang telah layu.
Hasduk
berpola awalnya adalah ide dalam sebuah cerpen yang ditulis oleh Bagas D. Bawono.
Film ini diangkat berdasarkan kisah di cerpen sepanjang 9 halaman tersebut. Saat
ini dibuat filmnya oleh alineapicture. Buat saya yang pernah mengalami
masa-masa seru mengikuti kegiatan pramuka, film ini mencerminkan sisi lain
nasionalisme. Nasionalisme sederhana ala anak pramuka yang berasal dari desa,
dari keluarga sederhana. Bagaimana cara ia bertahan dari kendurnya cita-cita,
bagaimana ia tetap teguh untuk menjadi seorang pramuka sejati dengan mengikuti
persami, dan mempunyai kelengkapan pramuka utuh? Bagaimana ia harus menolak
ajakan temannya untuk ngamen. Buatnya ngamen itu menciutkan harga dirinya. Ia
lebih baik mencari uang dengan bekerja serabutan daripada harus ngamen, meminta-minta
pada orang lain.
Sisi unik film ini adalah saat Budi berusaha untuk mewujudkan
impian kakeknya agar bisa terbebas dari rasa bersalah karena merasa jadi
pecundang. Pecundang karena tak berani mengibarkan bendera merah putih saat
diberondong peluru dari segala penjuru. Siap melihat sisi heroik dari Budi saat
berusaha mengibarkan bendera milik kakeknya yang sudah lama lusuh dan berubah
warna? Mari lihat filmnya di bioskop kesayangan anda. ;)
Nah, ingin tahu film Hasduk Berpola seperti apa kisah lengkapnya? Yuk, sebelum nonton filmnya, unduh dulu cerpen Hasduk berpola. Gratis lho unduhnya. Cek di sini! ;) Selamat penasaran menanti filmnya tayang di bioskop tanggal 21 Maret 2013 yaaa. ;) Judul : Hasduk Berpola Sutradara : Harris Nizam Penulis : Bagas D. Bawono dan Kirana Kejora Pemain : Bangkit Prasetyo, Idris Sardi, Iga Mawarni, Fay Nabila, Niniek L. Karim, Ranty Purnamasari, Heri Savalas, Hadi Subiyanto, Sony Gunawan, Petra Sihombing, Calvin Jeremy, Alisia Rininta, Meitha Thamrin Produksi :AlettaPictures
Membaca AADC after seven years part 5 ini membuatku makin geregetan. huhu.. bayang pun, eh... bayangkan ding... :p
Kisah part 4 kmrn berlanjut di part 5 ini.
Ayah
rangga meninggal tiba-tiba karena suatu kecelakaan di NY. Rangga yang
kehilangan, mencoba menghibur diri. Dia dihadapkan pada situasi apakah
benar dia harus kembali ke ina sedangkan NY lebih menjanjikan kehidupan
yang aman untuknya? maka rangga lebih memilih untuk menjadi pengajar di
sebuah universitas disana.
dan konflik dimulai. huwa... >,<
itu
gimana ceritanya ya... si Cinta mau ke NY buat summer course, si Rangga
malah mau cuti ngajar buat pulang ke ina. katanya di ina mau ada reuni
sma. glek. firasatku, di part berikutnya mereka belum bisa ketemu.
Yaahh, kecewa dehh pembaca...eh, tapi belum pasti ding...:D
dan yang lebih bikin termehek-mehek pas adegan cinta main ke kwitang cuma buat mengenang rangga. :))
daleemm dah critanya. mengingatkanku pada sesuatu, eh..seseorang.. liat aja potongan note ini... :'(
***
Suara klakson membuat Cinta tersentak.
“Kalau jalan liat-liat!” bentak pengendara motor yang hampir menabrak Cinta.
Entah karena bentakan itu menusuk hatinya atau alasan yang lain, tanpa sadar airmata Cinta jatuh di sudut matanya.
“I wish you were here, Rangga,” bisiknya menerawang. Menatap nelangsa ke arah zebracross, tempat pertama kali Rangga mengandeng tangannya. Melindunginya dalam diam.
***
Nah, marii ditunggu part berikutnya. :D :D
ga sabar menantii. haha... ;)
Thanks
mba fitri, atas tulisannya yang cantik sekali... jadi pengen main ke
kwitang. meski disana aq ga akan ketemu Rangga-ku. wkkwk... ;p
091011, 21:33
Bagi yang penasaran pengen tau kisah AADC after seven years-nya, add aja mba fitri (maaf ga bisa ngelink ke note, karena disetting untuk friends mba fitri saja)