Aku nggak suka film poligami, tapi Laut Tengah dijamin beda. Haha. Bagus aslik. Bikin mewek banget sih liat perjuangan Bhumi, Haia dan Aisa. Apalagi part Zidan dan Haneul. Woow. Moga ada lanjutannya yang Langit Goryeo. 🥹
Tahun 2022 telah menjadi tahun yang menarik bagi perfilman Indonesia, dengan berbagai film menarik yang dirilis. Dari genre komedi hingga drama, film-film ini menawarkan beragam cerita yang menghibur dan menginspirasi penonton.
Dalam artikel ini, kami akan menyajikan daftar film Indonesia yang tayang pada tahun 2022, sehingga kamu dapat membuat catatan tentang film-film yang ingin kamu tonton.
Film Arini by Love.inc adalah sebuah spin off dari universe film Love for Sale, tentang seorang agent perempuan yang misterius dan membuat banyak lelaki patah hati bernama Arini.
Sosoknya yang misterius akan hadir lagi, siapa yang akan ditinggalkan Arini kali ini?
Apakah kebahagiaan yang kamu cari ada di Love Inc?
Agen terlatih yang ada di Love.inc adalah sosok yang tepat melakukan apa saja untuk klien dan akan membawa mereka ke dalam dunia Love.inc.
Film Arini by Love.inc tayang perdana pada tanggal 4 Februari 2022 di aplikasi Bioskop Online.
Sejak pandemi Covid-19 terjadi di tahun 2020, banyak film Indonesia yang tidak jadi ditayangkan di bioskop karena terkendala dengan pembatasan PPKM yang dilakukan oleh pemerintah. Itu sebabnya, banyak film Indonesia yang ditunda penayangannya dan tayang setelah bioskop diijinkan mulai dibuka kembali oleh pemerintah.
Apakah kamu ingin menonton film Indonesia terbaik yang tayang pada bulan Juni 2022? Kamu bisa melihat sinopsis film dan ringkasan film Indonesia terbaik yang tayang di artikel ini. Kini, bioskop sudah mulai membuka penayangan film Indonesia antara lain di bioskop Cinemax, CGV dan XXI.
Untuk pemesanan tiket film Indonesia di bioskop Indonesia secara online bisa dipesan di aplikasi Traveloka, aplikasi M-TIX, maupun aplikasi GOTIX Gojek dismartphonemu.
Inilah 5 Film Indonesia Terbaik Tayang Bulan Juni 2022
1. Film KKN di Desa Penari
Seorang laki-laki yang dikenal dengan sebutan Simpleman, mendapatkan sebuah kisah menyeramkan. Kisah dalam film KKN di Desa Penari didasarkan dari cerita mistis yang dikisahkan Simpleman tersebut. Film KKN di Desa Penari menjadi Film Indonesia Terlaris dengan jumlah penonton lebih dari 9 juta.
Para pemain film KKN di Desa Penari
Film KKN di Desa Penari berawal dari 5 mahasiswa yang harus melaksanakan KKN di sebuah desa terpencil. Mereka bernama Nur, Widya, Ayu, Bima, Anton, dan Wahyu yang tidak pernah menyangka kalau desa yang mereka pilih ternyata bukanlah desa biasa, melainkan desa mistis yang kelak akan mengguncang hidup mereka.
Film Yuni : Ironi Perjodohan ala Gadis Remaja Di Tengah Masyarakat yang Patriarki
Saya habis nonton film Yuni di Disney Plus Hotstar. Film berdurasi 2 jam ini mengangkat tema tentang perjodohan di kalangan masyarakat Banten. Banyak gadis muda yang menikah muda karena desakan ekonomi, juga permintaan dari orang tua.
Dalam film Yuni, seorang gadis bernama Yuni harus berhadapan dengan mitos bahwa jika menolak lamaran sebanyak dua kali, maka selanjutnya ia akan sulit mendapatkan jodoh terbaik. Padahal saat itu, Yuni sedang berjuang untuk mendapatkan nilai bahasa Indonesia yang bagus agar bisa lolos seleksi beasiswa kuliah sesuai impiannya.
Aku nonton film Bebas yang tayang tahun 2019 ini udah dari beberapa hari lalu. Tapi kepingin bahas ini di feed ig deh. 😆 Film bebas ini bisa dibilang film adaptasi yang terkonsep dengan baik. Ga ngasal. Risetnya detail. Terutama detail-detail film kaya setting rumah, sekolah, bahasa gaul, kirim salam di radio, majalah gadis, tata rambut belah tengah, baju sma yang dikeluarin, masih pake pager gaes yang ngehits di tahun 1995 an.
Ada beberapa adegan yang bikin pengin ikut nyanyi kaya pas Jojo bikinin koreo buat anak-anak Geng Bebas, trus lagunya "Cukup siti nurbaya" haha.
Ya ampuun ngakak juga pas scene bahasa G. Gigi ngilu seketika. Ngomongnya ribet yeu. Haha 😂 Dan yang paling memorable pas gengnya misah dong. Lagunya menguras air mata. Huhu 😭
Endingnya menurutku pas bgt. Apalagi ada kemunculan Reza Rahardian yang bikin suasana makin seru deh. Dari yang mellow yellow sampe ketawa. Bikin pengin ngejitak ni pengacara koplak. Hahaha. 😅
Dan dialognya berisi semua. Misalnya pas Jessica bilang, "Lo ngrasain nggak sih, setelah ketemu sama kalian. Gue ngrasa kayak hidup lagi. Hidup lebih berwarna lagi" Bikin mikir, iya juga yaa. 😆
Pemilihan castnya juga sesuai. Bisa semirip itu cast Gina pas remaja dan dewasa. Yang bikin terkejut cast Suci di ending. Wow banget deh 😆
Trus, aku paling suka lagu Maizura, yang judulnya Aku Tanpamu. Bener-bener ngena di hati, apalagi sesuai scene filmnya yang pas anak-anak geng Bebas terpaksa pisah sekolah. Fiuh, sedihnyaaaa. Terpisah dengan soul mate karena keadaan yang nggak memungkinkan buat barengan. Mo nangis akutu. 😭
Eh iya, mas Riri dan Mirles masih idealis ya. Masuk-masukin isu tentang politik di film ini. Padahal kalau di film Korea aslinya yaitu Sunny seingetku ga ada adegan bertema politik. Ini beneran bagus sih menurutku. Filmnya bukan film persahabatan aja. 😄
Pokoke bagus deh. Jarang kaan aku muji film lokal. Kalau muji brati emang beneran bagus. Haha 😄
#filmbebas #bebasmovie #moviefreak
Nb : sebenernya mau bahas film Bebas di blog lebih banyak, tapi nggak sempet. Yawis nulis di ig feed. Eh ternyata ga nongol postongannya gaes. Tapi anehnya tu postingan muncul di feed hari ini. Jadinya kan telat dan ga muncul di timeline. Yowis aku posting di blog aja. Siapa tahu ada yang butuh reviewnya. 😛
Seseorang mengatakan hal yang membuat saya tercenung lama
saat mengetahuinya. Ia mengatakan buat apa Alquran dipaksakan untuk dihafalkan
pada anak-anak. Itu akan membebani mereka dan menjadikan tidak kreatif. Lebih
baik tugas menghafal dibebankan pada ulama saja. Saya yang tahu hal itu jadi
merinding. Entah kenapa saat itu saya menjadi ingat sosok Delisha di film Hafalan Shalat Delisha.
Masnun seorang veteran yang tidak lagi dihargai oleh
negerinya sendiri karena tidak cukup mendapat santunan, akhirnya merelakan diri
untuk menjauh dari hiruk pikuk kota Surabaya. Masnun merupakan seorang saksi
mata disobeknya bendera di peristiwa 10 Nopember 1945 di Hotel Yamato Surabaya.
Masnun yang sudah tua akhirnya menjauh ke kota kelahirannya di Bojonegoro
bersama anak perempuan dan juga cucunya yaitu budi dan bening. Bermula dari
sana, ia mulai mengajak cucunya, Budi untuk terus memupuk impian agar menjadi
orang besar, agar terus bisa belajar meski himpitan keuangan mendera
keluarganya.
Triller ke-1 film ini dibuka dengan adegan latihan semaphore
di sekolah Budi. Sang kakak kelas yang
melatih pramuka mengajak untuk ikut serta dalam jamboree nasional. Budi yang
merasa tidak memiliki uang untuk bisa membeli keperluan pramuka, akhirnya harus
tertunduk lesu. Ia tidak percaya bahwa impiannya untuk menjadi seorang pramuka
sejati harus kalah oleh kurangnya dana.
Budi ingat apa pesan simbah padanya.
“Pokoknya kamu harus ikut persami, supaya kamu bisa ikut jamboree.”
Rasa lesu
karena himpita keuangan ia tepis dengan rela mencari pekerjaan agar bisa
mengumpulkan uang. Di sinilah petualangan Budi dimulai. Bagaimana ia bekerja
keras agar impiannya bisa tercapai. Ada adegan nenek Budi tak mau membantu
Budi, ia menganggap bahwa Budi tak perlu ikut serta dalam kegiatan pramuka.
Cobalah perhatikan kata-kata di percakapan ini. “Mbok si budi kuwi ga usah
terlalu dimanja tho, pak.” Apalagi mengingat ibunya pun tak merestuinya. “Lha
wong buat uang sekolah kamu uang ibu udah dipepet-pepet.” Bagaimana seorang
anak bisa membuat impiannya tercapai, bila restu ibu saja tak ada?
Hasduk yang merupakan kebanggaan bagi anggota pramuka harus
diganti dengan pola yang baru karena terbakar, padahal Budi mendapatkannya
dengan susah payah. Budi yang tidak punya uang untuk membeli hasduk terpaksa harus
merelakan sang adik, yaitu Bening untuk membuat pola baru di kain hasduknya
dengan kain seprai bergambar kepala Barbie dan motif bunga-bunga. Bisa dibayangkan
apa yang dirasakan oleh Budi? Iya, ia menangis. Rasa harga dirinya sebagai
seorang pramuka penggalang surut seketika karena hasduk yang tidak bisa ia beli
harus diganti dengan hasduk berpola.
Hanya simbahnya saja yang mantan veteran itu yang masih
membuat Budi bersemangat untuk mengikuti persami. Mengumpulkan satu demi satu
serpihan semangat yang kadang kendur. Budi juga menjadi lebih semangat lagi
saat tahu pelatih pramukanya siap untuk mendukungnya. Apa kata-kata dari
pelatihnya itu? Yap, ini dia.
“Apa pun
masalahmu, saya yakin kamu bisa mengatasinya.” Sebuah penguatan yang meneguhkan
hati. Sebuah kata yang layak menjadi obor bagi semangatnya yang telah layu.
Hasduk
berpola awalnya adalah ide dalam sebuah cerpen yang ditulis oleh Bagas D. Bawono.
Film ini diangkat berdasarkan kisah di cerpen sepanjang 9 halaman tersebut. Saat
ini dibuat filmnya oleh alineapicture. Buat saya yang pernah mengalami
masa-masa seru mengikuti kegiatan pramuka, film ini mencerminkan sisi lain
nasionalisme. Nasionalisme sederhana ala anak pramuka yang berasal dari desa,
dari keluarga sederhana. Bagaimana cara ia bertahan dari kendurnya cita-cita,
bagaimana ia tetap teguh untuk menjadi seorang pramuka sejati dengan mengikuti
persami, dan mempunyai kelengkapan pramuka utuh? Bagaimana ia harus menolak
ajakan temannya untuk ngamen. Buatnya ngamen itu menciutkan harga dirinya. Ia
lebih baik mencari uang dengan bekerja serabutan daripada harus ngamen, meminta-minta
pada orang lain.
Sisi unik film ini adalah saat Budi berusaha untuk mewujudkan
impian kakeknya agar bisa terbebas dari rasa bersalah karena merasa jadi
pecundang. Pecundang karena tak berani mengibarkan bendera merah putih saat
diberondong peluru dari segala penjuru. Siap melihat sisi heroik dari Budi saat
berusaha mengibarkan bendera milik kakeknya yang sudah lama lusuh dan berubah
warna? Mari lihat filmnya di bioskop kesayangan anda. ;)
Nah, ingin tahu film Hasduk Berpola seperti apa kisah lengkapnya? Yuk, sebelum nonton filmnya, unduh dulu cerpen Hasduk berpola. Gratis lho unduhnya. Cek di sini! ;) Selamat penasaran menanti filmnya tayang di bioskop tanggal 21 Maret 2013 yaaa. ;) Judul : Hasduk Berpola Sutradara : Harris Nizam Penulis : Bagas D. Bawono dan Kirana Kejora Pemain : Bangkit Prasetyo, Idris Sardi, Iga Mawarni, Fay Nabila, Niniek L. Karim, Ranty Purnamasari, Heri Savalas, Hadi Subiyanto, Sony Gunawan, Petra Sihombing, Calvin Jeremy, Alisia Rininta, Meitha Thamrin Produksi :AlettaPictures
Film-film Indonesia
sedang dilanda booming atas kehadiran sejumlah judul film yang memberi dampak
positif bagi nasib perfilman di tanah air. Bagaimana tidak? Negeri yang dikenal
lebih banyak didominasi oleh penonton televisi daripada penonton film di bioskop
ini, jelas mencengangkan kita dengan fakta tembusnya film habibie ainun sampai
4 juta penonton. Wow, angka yang cukup fantastis. Karena mampu mematahkan
statement bahwa film Indonesia hanya bisa bertahan 2-3 minggu di awal
penayangan. Sampai saat ini film tersebut masih ditayangkan di bioskop.
Btw, lalu
bagaimana nasib film Indonesia di tahun 2013? Saya rasa, melihat fenomena ini
kita bisa simpulkan bahwa penonton lebih suka menonton film yang kisahnya
diangkat dari buku. Pembaca buku-buku yang karyanya diangkat ke layar film
adalah penonton potensial yang bisa mendongkrak marketing film tersebut. Tidak
semua film bagus, tapi film yang diangkat dari buku sudah pasti diangkat dari
buku-buku yang laris manis di pasaran. Produser tidak mungkin mau gambling
menghabiskan sekian milyar dana untuk pembuatan film kalau tidak bisa
menghasilkan laba yang menggiurkan.
Apa saja yang
harus dilihat dan menjadi bahan pertimbangan agar film booming di bioskop?
Isi cerita memuat pesan positif. Penonton kita sudah cukup cerdas dan mulai selektif memilih tontonan yang layak ditonton, bukan lagi film esek-esek atau hantu-hantuan semacam kuntilanak, pocong, dsb.
Pemeran filmnya sudah dikenal oleh masyarakat, sudah sering dapat penghargaan, biasanya lebih disukai daripada pemain baru yang belum bisa memperlihatkan kapasitas dan kualitasnya.
Marketing dari produsen, aktif dan gencar melakukan roadshow pemutaran film agar bisa mengajak lapisan masyarakat untuk menonton film daripada menunggu dvd bajakannya.
Penjualan merchandise film, seperti kaus, mug, buku, pin, topi, tas, dsb. Bagi film yang diangkat dari buku ke layar bioskop biasanya punya pembaca yang fanatic, jadi mereka akan dengan senang hati mengenalkan film tersebut lewat merchandise.
Menyebarkan berita tentang launching film, jadwal penayangan, dsb lewat social media, radio, televisi, dan media koran local setempat maupun nasional.