Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.
Tampilkan postingan dengan label kehidupan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kehidupan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 Oktober 2013

Rezeki yang Ditangguhkan

Selembar uang berwarna biru tua senilai lima puluh ribuan itu aku angsurkan ke arah sang ibu penjual kupat yang mangkal dekat rel kereta api. Lalu yang kudengar reaksinya pertama kali saat menerima uang itu adalah, “duite gede nemen, mba. Sing luwih cilik ana?” (uangnya besar sekali, mbak. Yang lebih kecil ada?) 

Aku menggeleng. Uang itu memang satu-satunya yang kubawa tadi pagi saat pamit pada ibu untuk membeli sarapan. Biasanya ada selipan uang kecil di jaket, tapi tumben kali ini tak ada. Aku juga tak membawa dompet. Aku sering lupa kalau tak setiap penjual memiliki uang kecil untuk kembalian.

Jumat, 30 Juli 2010

Suprise!! ^^

Saya terkaget pagi ini, ketika membuka akun fesbuk saya yang sudah beberapa hari ini saya terlantarkan, hm... ada yang membuat saya terpana. sebuah tag-an foto dari seorang kawan di khatulistiwa. namanya mas Anjrah atau biasa dipanggil mas aan, dia mengelola yayasan yarobbi. Ia nya menawarkan saya sebuah tawaran yang menarik. Pelatihan bekam gratis selama 4 bulan dengan dokter2 spesialis handal di bidangnya. ini dokter lho, nah... bekam disinergikan dengan ilmu kedokteran kan keren! hehe....

nah, ini pamflet yang dikirim ke fesbuk saya.. ^^ 

5 juta untuk investasi sehat seumur hidup. sebagai perbandingan pak, untuk masuk ke kedokteran dikampus negeri baru masuk sudah ada pilihan minimal 20 juta. misal ndak di fak kedokteran, masuk ke keperawaan juga kurang lebi...h dana masuknya sama. belum biaya bulanan dan dana sehari-hari. ada teman masuk program ners, juga totalannya sekitar 20 Juta.

dana 5 juta untuk mandiri...
investasi yang pas, untk modal berwirausaha mandiri, mengembangkan sunnah nabi, dan membantu sesama... 


Tau apa yang membuat saya terpana? nilai nominal yang ia berikan untuk pelatihan tersebut! seharga 5 juta! wowww!! beneran nih??! atau ini memang rezeki yang DIA telah persiapkan lama sebagai kado atas doa-doa yang terlantun selama ini. saya begitu mendamba pelatihan ini, bahkan sejak 3-4 tahun lalu, sejak saya kenal thibbun nabawi pertama kali. Ah, Allah... Engkau maha Baik. Alhamdulillah...^_^

Saya jadi teringat dengan kata2 pak General Manager, Pak Imron di pelatihan terakhir tim keluarga besar khatulistiwa persada.

ENERGI TIDAK DAPAT DICIPTAKAN MAUPUN DIMUSNAHKAN HANYA BERUBAH DARI SATU BENTUK KE BENTUK YANG LAIN
Rumusnya adalah; hasil usaha = hasil usaha tampak + tabungan energy
Masing-masing hasil sesuai dengan usahanya.  Jika usaha kita adalah kebaikan, maka hasilnya kebaikan pula, pun sebaliknya. Yang membuat saya merinding adalah: jika keburukan yang kita tebar banyak, siapkah kita untuk menerima keburukan serupa suatu saat nanti?
Hasil pencairan tabungan energy positifnya antara lain yaitu;
1.       Penghasilan naik, keuntungan bertambah, dan aset bertambah
2.        Karir berrtambah, kekuasaan bertambah, akses bertambah
3.       Ilmu bertambah, pendapatnya di dengar, tulisannya digemari
4.       Popularitas naik, tim bisnis solid, pengikut loyal, relasi meningkat
Dan hasil pencairan tabungan energy negative adalah;
1.       Kehilangan harta, kesehatan, atau usaha merugi
2.       Kehilangan jabatan, karir mentok, akses hilang
3.       Ilmu tidak berkembang, perkataannya tidak dipatuhi
4.       Dibenci orang, dikhianati teman, difitnah
bisa dilihat di sini

Nah, benar... jika kita menanam kebaikan, maka Allah akan membalas sama dengan yang ia tanam, bahkan mungkin berlipat2. saya ingat lagi, banyak sekali pelatihan2  atau workshop, dan seminar nasional yang datang berhamburan kepada saya, sedangkan saya pikir, saya tak punya dana untuk mengikutinya. yang kadang, nominalnya sampai 2-5 juta. tapi?? apa yang terjadi? mereka menggratiskannya untuk saya dan teman2. Allahuakbar!

Semoga saya benar2 bisa membagi waktu untuk ikut pelatihan ini, bekerja di khatulistiwa sebagai tour leader, dan bekerja sebagai Mitra Olah Data Sensus Penduduk sampai akhir tahun. Amiin... ^_^

*mohon doanya yaaa... ^^*



ini brosur yang di tempel di kampus2...

Semarang, 30 Juli 2010

Minggu, 18 Juli 2010

Belajar tentang logika langit yuk… ;)


Belajar tentang logika langit yuk… ;)

Bismillahirrahmanirrahim…

Tadi pagi, saya ikut kegiatan rutin, yaitu entrepreneur coach khatulistiwa tour&travel. Bedanya, pelatihan kali ini istimewa, karena merupakan penyempurna dari semua tahapan pelatihan yang telah dilakukan selama hampir  4 bulan terakhir. Yang menarik adalah, tema yang dibahas kali ini, benar-benar menarik dan membuka kesadaran saya lebar-lebar, bahwa selalu ada Allah dalam setiap hela nafas saya. Materi kali ini bicara tentang logika langit. Apa itu logika langit? Yuk teman, kita simak penjelasan pak Imron, General Manager Khatulistiwa. ^_^

***
Logika langit adalah logika yang sebenarnya sering kita temui. Logika ini dibandingkan dengan logika dangkal yang berasal dari pikiran manusia sangatlah berbeda jauh. Logika ini diciptakan dan dikendalikan oleh Allah. Hitungan matematis yang langsung dihitung oleh-Nya.

Berlakunya logika langit bukan untuk menjadikan manusia menjadi makhluk yang pasrah seperti wayang yang dikendalikan dalang. Berlakunya logika langit ini mengajak kita untuk sadar bahwa seberapapun kehebatan manusia masih ada Zat yang berkuasa atas segala sesuatu.

Misal, pernah dengar tentang kisah tragedy kapal titanic? Apa yang terjadi dengan kapal itu merupakan salah satu bukti bahwa kesombongan manusia merupakan bencana bagi dirinya sendiri. Dan bukti nyata bahwa ada Allah yang mengendalikan segalanya.

Ini dia rincian kemegahan kapal yang (konon) merupakan kapal paling megah dan mewah yang pernah dibuat dalam sejarah pembuatan kapal(bener ga ya? :D).
       Kapal Titanic merupakan kapal penumpang paling mewah dan terbesar yang pernah dibuat
       Panjang 269 meter dan lebar 28 meter , berat mati 46.328 ton, dan ketinggian dari permukaan air ke geladak setinggi 18 meter.
       Mampu membawa 3.547 penumpang dan awak kapal
       Fasilitas: kolam renang, ruang olah raga, pemandian Turki (Turki bath), perpustakaan dan gelanggang squash.
       Punya 3 ruang: Kelas utama (dihiasi seluruhnya dengan panel kayu,perabotan mewah dan perhiasan yang indah), ruang penumpang kelas 2, dan ruang penumpang kelas geladak

Saya bayangkan, titanic adalah sebuah kapal yang notabene merupakan kapal yang dibuat dari bahan-bahan terpilih, dari baja terpilih, kayu terpilih, dan segala aksesoris di dalam kapal merupakan barang2 terbaik dari maestro pembuatnya. Kekuatannya dihitung secara matematis oleh sang ahli sehingga dipastikan tidak akan tenggelam.

Ingat apa yang dikatakan oleh sang Kapten kapal saat akan melakukan pelayaran pertama kali?
Yap, betul sekali… sang kapten mengatakan begini; “Bahkan Tuhan pun tidak akan bisa menenggelamkan kapal ini. Saya yakin itu.”

Kesombongan sang kapten  ternyata berbuah hasil. Kapal itu pecah jadi dua, dan menjadi  tragedy dalam dunia pelayaran yang memakan korban paling banyak.

       Pelayaran pertamanya adalah pelayaran terakhirnya; Berangkat dari Southampton, Inggris, dalam perjalanan ke New York City, pada Rabu 10 April 1912, di bawah kendali Kapten Edward J. Smith.
        Titanic menabrak gunung es pada 23:40 (waktu kapal), Minggu, 14 April 1912, dan tenggelam 2 jam 40 menit kemudian pada 2:20 pagi hari Senin.
       Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih 1.500 orang, bencana laut terbesar sepanjang zaman

Logika semacam ini sulit untuk dinalar, bagaimana mungkin, kapal yang dibuat dengan susah payah, dengan menggunakan bahan2 terpilih bisa remuk dan menenggelamkan hampir separuh penumpangnya?

Ya itu tadi salah satu contohnya, nah skrg kita masuk beberapa tahapan logika langit:
1.       Logika kesuksesan
(buka Q.S. ali imron:104 yaa…;)
2.       Logika kecerdasan
Seseorang yang sempurna akal ialah yang mengoreksi dirinya, dan mempersiapkan amal sebagai bekal untuk mati.  Dan orang yang bodoh yaitu yang selalu memperturutkan hawa nafsu, dan mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah
(HR Attirmidhi, Tarjamah Riadhus Shalihin buku 1 hal 92)
3.       Logika kemenangan
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi...
(Q.S. An Nur : 55)

4.       Logika perhitungan materi
Dalam logika perhitungan materi, berlaku hukum kekekalan energy. Yaitu;
ENERGI TIDAK DAPAT DICIPTAKAN MAUPUN DIMUSNAHKAN HANYA BERUBAH DARI SATU BENTUK KE BENTUK YANG LAIN
Rumusnya adalah; hasil usaha = hasil usaha tampak + tabungan energy
Masing-masing hasil sesuai dengan usahanya.  Jika usaha kita adalah kebaikan, maka hasilnya kebaikan pula, pun sebaliknya. Yang membuat saya merinding adalah: jika keburukan yang kita tebar banyak, siapkah kita untuk menerima keburukan serupa suatu saat nanti?
Hasil pencairan tabungan energy positifnya antara lain yaitu;
1.       Penghasilan naik, keuntungan bertambah, dan aset bertambah
2.        Karir berrtambah, kekuasaan bertambah, akses bertambah
3.       Ilmu bertambah, pendapatnya di dengar, tulisannya digemari
4.       Popularitas naik, tim bisnis solid, pengikut loyal, relasi meningkat
Dan hasil pencairan tabungan energy negative adalah;
1.       Kehilangan harta, kesehatan, atau usaha merugi
2.       Kehilangan jabatan, karir mentok, akses hilang
3.       Ilmu tidak berkembang, perkataannya tidak dipatuhi
4.       Dibenci orang, dikhianati teman, difitnah
Lantas, bagaimana dengan bayi yang dari lahir sudah mengalami Hasil usaha tampak positif atau negatif? Hasil usaha tampak pada bayi adalah down payment yang harus dibayar. Down payment alias DP yang harus dibayar ini merupakan kebalikan dari yang terjadi pada si bayi ketika besar nanti. Jika kecilnya hidup miskin, bisa jadi ia kaya raya saat dewasa. Pun sebaliknya. Jadi, siapkah kita menerima hasil usaha dari perbuatan kita selama ini? Wallahua’lam. 


Semarang, 4 Juli 2010; 22:56, ingatkan aku jika aku lupa mengingatMu ya, Rabb…



Selasa, 29 Juni 2010

Hmmm.. :D

 
 
“Cinta adalah ketertarikan hebat yang tidak masuk akal, agar sepasang jiwa mengupayakan kebersamaan sebagai pasangan yang menghasilkan keturunan yang melanjutkan kehidupan.

Kasih sayang adalah keputusan sadar untuk menjadikan kebersamaan seseorang dengan pribadi pilihannya sebagai sahabat yang membesarkan kehidupan.

Cinta bisa berlangsung sesaat, dan kasih sayang-lah yang melanjutkannya sampai kapan pun.”

_Mario Teguh_
 
 
 

Selasa, 01 September 2009

Membangun sekolah peradaban di rumah kita

Membangun sekolah peradaban di rumah kita



Seorang ibu
adalah atap waktu
di bawahnya anak-anak menuntut ilmu
Peduli padanya
berarti mempersiapkan suatu bangsa
yang keringatnya mengalir penuh aroma
-penyair Nail-



Saya selalu kagum dengan sebuah tulisan yang tak henti saya baca dengan seksama, dan usai membacanya, saya selalu mengakhirinya dengan decak kagum tak terkira.

Tulisan ini ada di dalam buku Segenggam Rindu untuk Istriku, Dwi Budiyanto. Tapi maaf sebelumnya, saya telah mengeditnya sesuai kebutuhan, agar tak terlalu panjang dalam penjabaran. Tulisan yang mengajari saya akan makna sebuah cita-cita peradaban, penuangan visi dan misi yang terintegrasi dengan baik dalam sebuah keluarga. ^_^

Abul Aswad Ad-Duali pernah berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, aku telah berbuat baik kepadamu sejak kalian kecil hingga dewasa, bahkan sejak kalian belum lahir.”
“Sejak kami belum lahir?”
“Iya,” jawab Abul Aswad.
“Bagaimana caranya, Ayahanda?”
“Hmm.. Ayah telah memilihkan untuk kalian seorang wanita terbaik di antara sekian banyak wanita. Ayah pilihkan untuk kalian seorang ibu yang pengasih dan pendidik yang baik untuk anak-anaknya.”

Ya, Dari sinilah cita-cita peradaban dimulai, yaitu sejak seorang laki-laki memilih pasangan hidupnya. Menentukan siapa istrinya, sekaligus menetapkan calon pendidik bagi putra-putranya. Sejak saat itu seorang lelaki, semestinya, telah membuat desain untuk membangun sebuah sekolah peradaban dalam rumahnya.

Itulah sebabnya, Abul Hasan Al Mawardi beranggapan bahwa memilih istri merupakan hak anak atas ayahnya. Beliau mengutip perkataan Umar bin Khattab ketika mengatakan, ”Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu, seorang wanita yang memiliki kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna, serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”

Saya merasa inilah tanggungjawab pertama seorang suami, yaitu memilih secara tepat istrinya. Namun, kerja ini tidak berhenti sampai disini, karena ada kerja berikutnya yang tak kalah penting, yaitu kerja pemeliharaan, pertumbuhan , serta penyiapan.

Memelihara, menumbuhkan dan menyiapkan harus menjadi prioritas. Lelaki tak hanya sekedar memilih istri yang memiliki pesona potensi luar biasa. Pesona potensi itu harus dapat dipelihara dan ditumbuhkan agar tidak redup di tengah jalan, terlebih setelah menikah. Suami perlu meningkatkan kapasitas dan kemampuan istri, agar ia memiliki bekal untuk menyukseskan perannya sebagai seorang pendidik.

Sampai disini, kerja-kerja kepahlawanan takkan pernah berhenti meskipun Islam telah menjelma menjadi icon peradaban dunia. Sebuah misi untuk menjadikan dunia benderang dengan cahaya ilahiah.

Betapa niat di awal memilih adalah yang utama, maka menetapkan pilihan yang terbaik untuk menjadi partner sejati dalam menapaki jalan dakwah ini penting dilakukan.

Maka, saya pun setuju dengan pendapat sahabat saya, Asti, tentang arti sebuah pernikahan baginya. “Menikah bukan hanya menyatukan dua jiwa, tapi lebih kepada pembentukan motor peradaban. Bagaimana akan mengelola ummat jika pemikiran dan visi di keluarga tidak terintegrasi dengan baik?”

Jika saya menilik kata “tidak terintegrasi dengan baik”, maka apa yang seharusnya dilakukan? Ya, sebuah komunikasi yang efektif untuk menjembatani antara keinginan dua orang (suami istri) yang berbeda cara pandang dalam menentukan kemana arah peradaban yang akan mereka bangun di dalam rumah mereka.

Kemana harus melangkah, tujuannya harus jelas, dan matang dalam berkonsep serta efektif dalam pelaksanaan. Kesungguhan dalam menjalankan juklak dan juknis ini mutlak diperlukan, karena pada dasarnya sebuah konsep akan tetap menjadi konsep jika tidak dilaksanakan dengan cermat dan tepat.

Konsep tarbiyah yang akan dijalankan merupakan proses mendidik manusia dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia ke arah yang lebih sempurna. Bukan saja dilihat sebagai proses mendidik saja, tetapi meliputi proses mengurus dan mengatur supaya kehidupan berjalan dengan lancar. Termasuk dalam konsep ini tarbiyah meliputi bentuk fisik, spiritual, material dan intelektual. Proses ini akan mendidik anak untuk dapat menghayati nilai-nilai yang sesuai untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Nah, sampai disini dulu catatan kecil saya kali ini. Beberapa konsep harus dijelaskan secara detail dan butuh referensi mendalam untuk menjadikan maket-maket peradaban itu terwujud. Saya membutuhkan saran darimu, kawan.. Dan tentu akan dengan senang hati menerimanya. ^_^ Trimakasih telah menyempatkan diri membaca catatan kecil ini. ^^

Sekaran, Kamar Cahaya. 24 April ’09, 00:11, ketika menjadi sholeha bukanlah pilihan, melainkan suatu kebutuhan inti. ^_^

Jumat, 28 Agustus 2009

If the rain comes

If the rain comes, if the rain comes.
When the sun shines they slip into the shade
(When the sun shines down.)
And drink their lemonade.
(When the sun shines down.)
When the sun shines, when the sun shines.
Rain, I don’t mind.
Shine, the weather’s fine.
I can show you that when it starts to rain,
(When the sun shines down.)
Everything’s the same.
(When the sun shines down.)
I can show you, I can show you.
Rain, I don’t mind..

…:::Rain (Lennon/McCartney):::…
 
Saya suka berbicara tentang hujan, tentang hijaunya pohon, tentang indahnya tanaman, dan teman-teman yang dibawanya.. Saya selalu suka.. Jika bertemu, jangan lupa ajak saya ngobrol tentangnya ya. ^^

Tegal, 27 Agustus '09

Lelaki dengan Jutaan Cintanya (yang parah)


 Sumber: Azzura Dayana


Ini benar-benar hal nyata tentang lelaki yang parah karena mengoleksi jutaan cinta yang salah. Teman-teman, maukah membantu sahabatku dengan idemu?
***
Seorang temanku, dengan tangis bercucuran bercerita tentang suaminya. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi menyelesaikan masalahnya. Ia juga tidak tahu lagi orang bijak mana yang bisa membantunya jika mereka mendengar masalah pelik ini.

Suaminya, seorang lelaki yang cukup terpandang di lingkungannya. Ia lulusan sekolah agama yang terkemuka dan sering mengisi berbagai kajian. Istrinya (temanku ini) memang tidak begitu cantik, dan ia merasa tidak beruntung karena memiliki suami yang secara fisik lebih menarik darinya dan sering menebar pesona kepada para perempuan. Miris bukan?

Suaminya kini sedang belajar lagi di luar negeri. Temanku tahu betul karakter dan pikiran suaminya yang tidak bisa ghaudul bashar dan sulit menjaga hatinya. Ia adalah seseorang yang tidak segan-segan menyapa perempuan, mengobrol, atau menelepon berlama-lama. Di dunia maya, suaminya menjalin hubungan ‘persahabatan’ dengan banyak perempuan, mengajak ngobrol hal-hal tidak penting dan bahkan tidak sopan dengan mereka dan menghabiskan sebagian besar waktu dalam hidupnya untuk berkenalan dan mengobrol dengan para perempuan. Suaminya berkali-kali jatuh cinta pada perempuan lain, ketahuan oleh sang istri, dan meminta maaf. Dalam waktu yang bersamaan atau berdekatan, sang suami bisa jatuh cinta kepada beberapa perempuan dan memberi perhatian pada mereka. Dan saat ini, karena merasa jauh dari sang istri yang (mungkin) tidak begitu dicintainya, saat ini ia sedang menjalin hubungan dengan seorang perempuan asing yang kaya dan menjanjikan masa depan yang lebih baik untuk laki-laki yang hanya mengandalkan beasiswa di negeri orang.

Temanku tahu, suaminya sudah banyak memakan korban. Temanku tak ingin bercerai karena kasihan pada putra tunggal mereka. Berbagai cara telah banyak dilakukannya, termasuk meminta keluarganya memarahinya. Namun suaminya seperti memiliki kepribadian ganda: kesehariannya sangat sopan, bijaksana dan terpelajar, sedangkan di dunia kabel, barulah semua manusia akan mendapati karakter aslinya yang celamitan (ini ucapan temanku itu untuk suaminya), pintar merayu dan tidak segan mengutarakan cinta, membicarakan sex dan syahwat. Temanku berkata, suaminya tidak pernah punya niat untuk berubah: ia tidak pernah mau menghapus daftar para perempuan dari kontak teleponnya, atau dari yahoo messengernya. Ia bahkan selalu menambah atau mencari nama-nama (baca: korban) baru.  Sepertinya, sehari saja tidak menyapa perempuan dan menyalurkan kegenitannya adalah siksaan baginya. Temanku berkali-kali meminta suaminya pulang saja, tetapi sang suami bersikeras atas nama pendidikannya.
***

Teman-teman, tahukah kalian cara membuat seseorang berubah, meski ia rajin mengaji dan sembahyang? Bukankah kita juga harus menjaga para wanita dari lelaki jalang seperti itu? Aku tidak bermaksud membuka aib temanku, toh kalian juga tidak tahu siapa nama temanku ini. Lagipula, ia sendiri yang memintaku menuliskan ini di blog yang terbuka untuk publik.

Ada yang bisa membantu mengingatkan lelaki berkedok itu untuk menyadari bahwa jika ia terus begitu, neraka pasti menunggunya dengan mesra, dan bahwa hidupnya adalah kerugian bagi orang lain dan kesia-siaan bagi dirinya sendiri?

Ya Tuhan, mengapa ada laki-laki seperti itu di dunia? Berkali-kali aku tercenung sedih, sulit membayangkan betapa berat beban yang dipikul temanku.

Jatuh cinta atau bangun cinta??Silahkan pilih! ^^

Harapan tanpa iman
Adalah kekecewaan yang menunggu waktu
Kebahagiaan tanpa barakah
Bagai bayang-bayang tanpa cahaya

Orang suci
Menjaga kesuciannya dengan pernikahan
Menjaga pernikahan dengan kesucian

Ada dua pilihan ketika bertemu cinta
Jatuh cinta dan bangun cinta
Padamu, aku memilih yang kedua
Agar cinta kita menjadi istana, tinggi menggapai surga

(Salim A Fillah)


kupinang engkau dengan hamdalah

Hot Chocolate Love

“Waktu ngelamar itu, Mama baru tahu kalau Papa itu romantis... Coba kamu lihat kertas yang Mama tempel di kaca itu...” ,perintah Mama sambil menunjuk ke arah kaca yang dimaksud.

Mana mungkin aku menolak kedatanganmu, sementara namamu telah datang sebelum aku menarik nafas pertamaku...

Hah, romantis??? Enggak ah, biasa aja tuh Ma...” sshutku setelah membaca kalimat itu.
“Baca lagi deh...!!!”kata Mama. Dan setelah kubaca berkali-kali, aku tetap menganggap kata-kata itu sebagai kata-kata yang sangat biasa.

Mana mungkin aku menolak kedatanganmu

“Itu adalah ungkapan kalau sebenernya Papa jatuh cinta sama Mama. Papa yang rohis itu, mana mungkin mau pakai kata-kata vulgar seperti ‘cinta’,’sayang’,’kekasihk
u’…”jelas Mama kepadaku.

Yah, masuk akal juga. Papa sengaja menulis kata-kata yang menurutnya vulgar itu ke dalam kata-kata yang jauh lebih sederhana, tapi jauh lebih dalam dan membekas.

Sementara namamu telah datang sebelum aku menarik nafas pertamaku..

“Dan kata-kata yang ini Dee… Bisa bikin Mama nangis terharu lho waktu pertama kali ngebacanya!”
“Emang artinya apaan Ma?”
“Itu artinya, Mama emang diciptakan Allah dari sebuah tulang rusuk Papa kamu Dee…”, jawab Mama sambil tersenyum penuh arti padaku.
“Kamu ngerti maksud Mama kan?Masa Pimred Microsoft nggak tau sih? Kalau nggak tau artinya, mending nggak usah jadi pimred aja deh…” sambung Mama.
Aku berpikir keras. Teramat keras.

Sementara namamu telah datang… Ah, ini gampang…Bisa diartikan juga: Sementara Dyera Alamanda telah datang…

Sebelum aku menarik nafas pertamaku… Menarik nafas pertama… Ah, kapankah manusia dikatakan menarik nafas pertamanya? Apakah sejak manusia itu bisa menghitung? Ataukah sejak manusia itu menyadari bahwa dia hidup dari tarikan nafasnya? Apakah itu yang disebut sebagai nafas pertama? Ah, tentu tidak adil kalau begitu perhitungannya. Tentu akan sanga subjektif jadinya…

Dan kalau itu yang disebut sebagai nafas pertama, bisa saja orang mati saat menarik nafas pertamanya, karena dia baru menyadari bahwa ia hidup dari tarikan saat malaikat maut telah mencekik lehernya dan menutup semua lubang yang memungkinkan udara bisa masuk ke dalam tubuhnya…

Lantas, kapankah manusia dikatakan menarik nafas pertamanya??? Kupikir, manusia itu menarik nafas pertamanya ketika ia baru terlahir di dunia… Atau bisa juga ketika Allah telah meniupkan ruh ke dalam jasad berumur empat bulan yang masih meringkuk di dalam perut bunda… Yah, nafas pertama adalah ketika Allah meniupkan kehidupan ke dalam rahim bunda…Yah, ketemu!!! Dan itulah nafas yang pertama kali dihembuskan manusia…

Sebelum aku menarik nafas pertamaku = Sebelum ditiupkannya ruh kepadaku.. Pasti itu artinya… Aku yakin!!! Yah, aku telah menemukan artinya…!!! Dan benar kata Mama. Dalam. Kata-kata Papa itu bermakna sangat dalam… Ah, Papa… Romantisme yang dibungkus dalam kata sederhana namun menimbulkan kesan begitu dalam dan tidak vulgar. Sama sekali tidak gombal…!!!

Mana mungkin aku menolak kedatanganmu, sementara namamu telah datang sebelum aku menarik nafas pertamaku…

Mana mungkin Ahmad menolak kedatangan Allysa, sementara nama Allysa telah dicatat dalam lauhul mahfudz sebelum ditiupkannya ruh pada jasad Ahmad…

Mana mungkin Affandy menolak kedatangan Dyera, sementara nama Dyera telah ditulis dalam kitab kehidupan Affandy sebelum ditiupkannya ruh ke dalam tubuh Affandy…

(Hot Chocolate Love, Annisa ‘Win’ Salsabila, Penerbit Puspaswara, Hlm 93-95)