Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.
Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 September 2013

[Sharing] Kisah Keluarga Buya HAMKA

[Sharing] Kisah Keluarga Buya HAMKALelaki itu, misalnya, menuruti saran sang perempuan agar dirinya tidak menerima pangkat mayor jenderal tituler dari pemerintah (wakil pemerintah dalam hal ini, waktu itu, Jenderal Nasution). Begitu pula saat lelaki itu ditawari menjabat Duta Besar RI di Arab Saudi.

Kamis, 17 November 2011

Perempuan yang ‘Melahirkan’ Pahlawan



Tatty Elmir -Perempuan yang ‘Melahirkan’ Pahlawan

Untuk Bunda Tatty Elmir
(Penulis Novel Keydo & Pendiri Forum Indonesia Muda)

Bismillah…

Salam takzim untukmu, Bunda Tatty. Semoga kebahagiaan dan rahmat Allah senantiasa tercurah padamu dan keluarga pada hari ini, esok dan seterusnya. Aamiin. Selama rentang waktu yang berjarak lama sejak pertama kali kita bertemu 17 Juli 2011 sampai sekarang rasanya aku tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah karena telah dipertemukan dengan perempuan sebaik bunda.  Perempuan yang melahirkan cinta tepat pada pandangan pertama saat aku melihat bunda. Perempuan yang menyematkan kisah hidup untuk dikenang dan diamanahkan pada anak cucuku nanti.

Bunda…

Awal pertama bertemu dulu di talkshow dan bedah buku Keydo, jujur aku hanya berniat untuk ikut serta dalam proyek menulis buku kumpulan esai “Inspiring Wedding from Keydo” yang digunakan sebagai syarat ikut talkshow dan bedah buku. Keinginan kuat untuk menerbitkan buku begitu menggebu hingga aku meneguhkan hati agar bisa masuk ke dalam proyek tersebut. Kutulis sebuah esai berjudul “Membangun sekolah peradaban di rumah kita” yang ternyata tidak lolos seleksi. Sedih, iya bunda. Tapi sedih itu terbayar saat mendengar langsung uraian bedah buku “Keydo” di auditorium FK Undip yang dibawakan oleh Bunda Tatty, Pak Elmir-suami bunda, ust salim A Fillah.

Rasa sedih itu justru berubah jadi haru dan syukur tak terhingga. Yang membuatku makin mencintai Allah, mencintai tanah pertiwi ini, mencintai pahlawan-pahlawan di jalan sunyi yang tak pernah kukenal, tak kutahu lewat teks buku sejarah di sekolah, tak pernah kusapa lewat kata-kata.

Bunda tak sekedar menuliskan kisah cinta roman ala keydo dan kinang yang mencari cinta sejati di buku ini. Lebih dari itu, Bunda. Bunda menuliskan tentang semangat berbakti lewat kata, gerak laku dan karya.  Mengisahkan dengan anggun kisah patriotik di ujung negeri ini,  kisah patriotik yang dilakukan oleh para pahlawan tanpa nama yang mencintai negeri lebih dari hidup mereka, yang berbakti tak kenal henti, yang berjuang tanpa tepuk tangan, sorot lensa, apalagi tanda jasa. Mungkin mereka bernama bintang sang aktivis kampus, pak djoko sang mentor, ustadz abah yang tertembak saat revolusi, elly kisman sang motivator, atau berderet tokoh lainnya yang tersebar di seluruh novel keydo… mungkin mereka fiksi, tapi kurasa mereka nyata, mereka ada di sekitar kita.

Bunda…

Satu pesan yang tak pernah aku lupa untuk kusematkan kepada anak cucuku nanti, satu pesan yang bunda sampaikan di pertemuan itu : ‘Pernikahan adalah silaturahmi, silaturahmi akan berbuah energy, dan energy selalu akan melahirkan sinergi, maka berhimpunkan untuk melakukan kebaikan-kebaikan untuk sekitar.”

Juga satu kata yang masih kuingat selalu, “ Untuk membangun ketahanan bangsa, harus ada yang berjibaku mengobarkan spirit membangun ketahanan keluarga secara terus-menerus, konsisten, dan istiqomah. Dan semua itu harus diawali dengan kesadaran para pemuda-pemudi untuk memilih jodoh yang baik dan benar.”

Bunda…

Satu pesan itu yang membuatku menitikkan air mata lebih banyak dibanding sebelumnya.
Pun saat membaca pesan ini  di novel:

“Pasangan kita adalah pakaian kita seumur hidup, pakaian yang membuat kita pede menantang dunia, yang membuat kita merasa hebat, yang membuat kita bahagia dan dihargai. Kalau dia kotor, maka cucilah, kalau dia robek sedikit, maka tisiklah, kalau  sobeknya banyak maka tamballah. Menisik dan menambal membutuhkan jarum, bahan, dan benang halus yang sewarna agar jahitan tisik dan tambal menyatu. Artinya, memperbaiki sesuatu yang kurang dari pasangan kita harus dengan cara yang halus, yang tidak kentara.”

Mungkin Allah memang ingin menyadarkanku bahwa pernikahan bukan hanya sebuah institusi menyatunya dua insan, bukan hanya itu. Tapi sebagai janji bahwa pernikahan adalah penggenapan separuh agama. Pernikahan adalah the real life kata seorang temanku. Seiring waktu dengan semangat saling memperbaiki diri, masing-masing pasangan akan mampu bersinergi menyeimbangkan gerak laku pasangannya. Bersatu atas nama Allah dan berjanji untuk menggenapkan hati: sampai nanti sampai mati.

Bunda…

Terimakasih telah mengimpun kami dalam bedah buku saat itu. Sungguh aku tak pernah menyesal menghabiskan 4 jam kebersamaan yang menakjubkan. Kebersamaan yang membuatku menitikkan embun di mataku saat perpisahan tiba. Kebersamaan yang ditunjukkan juga oleh pertunjukan yang dilakukan anak-anak dari Forum Indonesia Muda(FIM), anak-anak yang mencintai negeri ini dengan semangat kunang-kunang : Aku untuk Negeriku. Semangat untuk memancarkan cahaya di kegelapan. Memancarkan bermilyar cahaya kebaikan. Kata bunda, kegelapan tidak untuk dikutuk, kegelapan hadir untuk diterangi oleh cahaya. Berusaha untuk selalu menerangi negeri ini dengan kebaikan sekecil apapun. Bunda memulainya dengan menghimpun pemuda kunang-kunang, memberikan training, mengajak kami memberi sumbangsih nyata bagi negeri, mengajak kami memulai perjuangan dari rumah kami sendiri dari pernikahan yang diberkahi.

Bunda…

Terimakasih telah mengingatkan dengan bijak, dengan kasih sayang dan semangat perbaikan. Bunda, bagiku engkau adalah perempuan yang ‘melahirkan’ pahlawan. Semoga Allah selalu menjagamu dalam lindungan cahayaNya. Aamiin :)

Semarang, 141111, 15:30

NB : Resensi Novel Keydo bisa dibaca di sini 


Senin, 10 Oktober 2011

I wish you were here

Membaca AADC after seven years part 5 ini membuatku makin geregetan. huhu.. bayang pun, eh... bayangkan ding... :p 
Kisah part 4 kmrn berlanjut di part 5 ini. 

Ayah rangga meninggal tiba-tiba karena suatu kecelakaan di NY. Rangga yang kehilangan, mencoba menghibur diri. Dia dihadapkan pada situasi apakah benar dia harus kembali ke ina sedangkan NY lebih menjanjikan kehidupan yang aman untuknya? maka rangga lebih memilih untuk menjadi pengajar di sebuah universitas disana. 



dan konflik dimulai. huwa... >,<

itu gimana ceritanya ya... si Cinta mau ke NY buat summer course, si Rangga malah mau cuti ngajar buat pulang ke ina. katanya di ina mau ada reuni sma. glek. firasatku,  di part berikutnya mereka belum bisa ketemu. Yaahh, kecewa dehh pembaca...eh, tapi belum pasti ding...:D

dan yang lebih bikin termehek-mehek pas adegan cinta main ke kwitang cuma buat mengenang rangga. :))

daleemm dah critanya. mengingatkanku pada sesuatu, eh..seseorang.. liat aja potongan  note ini... :'(
***
Suara klakson membuat Cinta tersentak.
“Kalau jalan liat-liat!” bentak pengendara motor yang hampir menabrak Cinta.
Entah karena bentakan itu menusuk hatinya atau alasan yang lain, tanpa sadar airmata Cinta jatuh di sudut matanya.
“I wish you were here, Rangga,” bisiknya menerawang. Menatap nelangsa ke arah zebracross, tempat pertama kali Rangga mengandeng tangannya. Melindunginya dalam diam.
***
Nah, marii ditunggu part berikutnya. :D :D
ga sabar menantii. haha... ;)
Thanks mba fitri, atas tulisannya yang cantik sekali... jadi pengen main ke kwitang. meski disana aq ga akan ketemu Rangga-ku. wkkwk... ;p

091011, 21:33 


Bagi yang penasaran pengen tau kisah AADC after seven years-nya, add aja mba fitri 
(maaf ga bisa ngelink ke note, karena disetting untuk friends mba fitri saja)