Awal tahun ini pertama kalinya saya lihat ada sebuah media
pembelajaran yang inovatif. Ini menurut saya sih. Karena salah satunya kita
bisa belajar lewat medidu, yaitu sebuah media pembelajaran berbasis video yang
diupload ke sebuah website, lalu kemudian terjadi interaksi di sana. Karena
saya termasuk yang suka belajar dengan media visual, saya lebih memilih melihat
video dibanding membaca buku yang bisa beratus halaman hanya demi memahami apa
esensi dari sebuah tema. Karena itu, media inilah yang jadi salah satu pilihan
saya.
Btw, ada tema yang menarik dari medidu, yaitu financial freedom untuk anak muda.
Teknik mengelola keuangan alias financial bagi yang akan menikah. Bagi saya
sendiri yang masih lajang, ini bisa jadi persiapan. Ngomong-ngomong, kalo ada yang nanya tentang mana yang lebih prioritas dari dua hal ini, kamu jawab apa? Apakah mobil atau rumah yang akan kita pilih untuk
kepentingan kita? Kalo saya, saya lebih pilih rumah. Tentu saja, bagi pasangan
muda yang akan menikah, rumah adalah salah satu yang wajib dipunyai, kalo pun
belum punya, baiknya sih nabung ya. Karena apa? Karena punya rumah sendiri itu
jauuuhh lebih nyaman bila dibandingkan tinggal di pondok mertua indah.
Beberapa bulan lalu saya pernah dicurhatin teman yang sudah
menikah soal ini, jadi sedih juga. Karena katanya, kebebasan dia untuk mengurus
anaknya jadi terhambat karena terlalu diatur oleh ibu mertua. Inilah yang bikin
saya kadang ngerasa, “duh, jangan sampe deh tinggal di pondok mertua indah.” Dan
kalo disuruh milih rumah atau mobil? Saya tetap pilih rumah. Itu tempat tinggal
lho. Kan ga mungkin hanya demi prestise malah lebih pilih mobil. Memang mau
tinggal, makan, minum, dan segala keperluan di dalam mobil? Kan ga mungkin.
Daaan, segitu pentingnya urusan financial ini sebenernya
yang perlu diperhatikan. Generasi sekarang memang butuh untuk mengerem segala
keinginan yang sementara demi kepentingan yang lebih penting. Makanya saya
lebih suka banyakin jumlah pendapatan daripada nanti menyesal kemudian. Caranya?
Perbanyak pintu-pintu rejeki yang lain. Kalo bisa dapet job dari 3 penerbit,
kenapa cuma 1 aja? Asal kuat ngerjainnya sih. :D Kalo bisa dapetin kebutuhan
kayak buku, tas, sepatu, al qur’an dll secara gratis, kenapa harus bayar mahal?
Jual deh keahlian kita, jadikan peluang buat dapetin penghasilan di kantor kedua. Ini yang bikin saya lebih hemat karena saya lebih suka
gratisan untuk hal-hal yang berbau “tersier” gitu . Makanya saya mau-mau aja terima job review dan ikutan berburu hadiah kuis juga giveaway. Hihi. Kalo kamu gimana? :D
NB : kalo yang ini bukan postingan berbayar kok :D