Rindu purnama orange di puncak gunung ^^
Posted by ila on Feb 22, 2009 for everyone
Rindu purnama orange di puncak gunung ^^
Ketika
rembulan cemerlang dan bintang berpendar, mereka berkelana melintasi
malam. Mereka tidak memerlukan apapun, hanya cinta sebagai penunjuk
jalan.
(Arin)
***
Uhmm…
Rindu
melihat rembulan..Setidaknya sudah beberapa bulan ini tak memandangnya,
selalu saja hujan menitik dan awan hitam bergemul menutupinya, serta
insomniaku yang mulai sembuh perlahan, sehingga membuatku jarang sekali
begadang semalaman. :D (untung euy, hapeku rusak, jadi kan gak insomnia
lagi, wah.. terapisku seneng nih buat kemajuanku kali ini, :D)
Rindu
rembulan di langit Sekaran. Duduk di atas tangga batu di Sumayah
Appartment, atau memandang langit dari tangga dekat ruang televisi di
Griya Monesy, ditemani desiran angin gunung. Hwaaa… Indaaaahnyaaa
purnamaaaa… ^^
Terakhir
kali melihat langit malam yang begitu mempesona - tanpa diganggu deras
hujan dan awan kelabu itu- saat bintang dan bulan membuat komposisi
menakjubkan. Dua titik bintang sejajar, dan dibawahnya ada bulan sabit
melengkung indah, membentuk komposisi seakan bulan dan bintang itu
tersenyum. ^_^
Monesy
sempat heboh, Nina memanggilku yang sedang menghabiskan bakpia
pemberian Fitri. Lalu, berhamburanlah keluar semua penghuni Monesy,
sampai mbak Indah langsung berlari ke kamar, mengambil kamera digitalnya
untuk mengabadikan momen langka itu. Hanya saja, pemandangan yang
menakjubkan itu tak bisa terabadikan secara utuh, karena cahaya 3 benda
langit itu tidak terlalu kuat berpendar. T_T
Warna
cahaya 3 benda langit itu, memang tidak terlalu kuat, seperti purnama,
karena ia hanya berbentuk sabit. Berkali-kali dibidiknya benda langit
itu dengan lensa kamera. Tapi hasilnya tetap sama. Dua bintang itu
terlihat di kamera malah lebih mirip titik-titik putih saja.
***
Ingatanku
jadi melayang ke memori saat mendaki puncak gunung di daerah perbatasan
Kendal dan Wonosobo. Saat itu, orientasi untuk calon relawan-relawan
baru RZI (Rumah Zakat Indonesia), kami- para calon relawan, sekaligus
beberapa panitia juga yang baru datang- sore hari berjalan sepanjang
jalan setapak sejauh hampir 10 kilometer, dengan membawa perbekalan
penuh di punggung. Ditemani mbak Chilphy, mbak Melanie, mbak Wieksa dan
seluruh peserta + panitia yang baru kukenal disana, hehe… soalnya kan
emang baru masuk, jadi gak kenal,-namanya aja orientasi- :P
Trus,
pas udah capek-capek gt, pengen berhenti, tapi gak jadi.. soalnya, ada
pemandangan indah diujung sana, di tepian sungai yang kita sebrangi,
lalu naik menanjak jalan setapak lagi, kata pak Slamet -koordinator
panitia- kita bisa lihat daerah Wonosobo dari puncak. Waaah.. seruu!! ^^
Jadi semangat lagi deh, apalagi diceritain sama pak Slamet tentang
mereka -para relawan yang sudah ikut Diksar di hutan-, ada yang seorang
perempuan, kakinya di amputasi, dan harus menggunakan bantuan kaki
palsu, tapi masih tetap semangat berjalan berkilo-kilo meter tanpa
mengeluh. Subhanallah… ^_^
Jadilah
perjalanan sepanjang sepuluh kilometer itu dilalui dengan 3 kali
pemberhentian saja. Takut ketinggalan rombongan juga sih, udah mau sore.
Hehe… ^^
Malam
disana lumayan gelap, beberapa penerangan hanya didanai sendiri, tanpa
bantuan PLN, karena bahkan, kondisi perkampungan itu tak terdeteksi oleh
pemerintah. Kata kakak senior, -maksudnya, sebutan bagi mereka yang
sudah menjadi relawan-, katanya gini….
Kawasan
ini memang tidak memiliki akses untuk ke daerah luar, selain jalan
kaki, bahkan oleh mobil sekalipun, jadi setiap anak yang ingin berangkat
sekolah, harus mendaki naik turun gunung dengan jarak sejauh 10
kilometer, karena sekolah yang tersedia memang hanya ada di dekat tempat
kami pertama turun tadi dari mobil jenazah RZI. :P
Waaah..
padahal tempat itu jauh sekali, dan lama waktu tempuhnya jika berjalan
kaki, butuh waktu sekitar 1 jam. Jadi, bisa dibayangkan kan? Anak-anak
sekolah sekecil itu, yang masih sekolah SD, harus berjalan pulang pergi
dengan berjalan kaki. Subhanallah.. Semangat sekali ya? Jadi malu dengan
diri ini…kadang masih ngeluh kalo harus mendaki jauh2. :D
***
Usai
magrib tiba, saatnya briefing untuk kegiatan malam harinya, kita kumpul
di rumah seorang warga, dan sebelum briefing, kita makan malam dulu
dong.. ^^ Kami disuguhi bermacam-macam makanan, Subhanallah... kerasa
banget kekeluargaannya… padahal baru kenal… :D
Ada
mbak Novi yang tiba-tiba jejeritan gara-gara takut sama ikan. Wehehe..
pas dikonfirmasi, ternyata si mbak yang satu ini emang bener2 phobia
sama ikan. Huiii.. . Ikan?? Aku juga takut kok, mbak…Kalo dia nggigit
aku… :P Btw, Ikan gorengnya mantep euy, cuma aku makan dikit aja sih,
maklum, I’m vegetarian. Heuheuheu… (percaya tak? :P )
Pas
makan itulah, aku duduk dekat pintu. Hehe… kok gak takut kena angin
malem yak? (Idiiii… biarin ah.. kan adem di gunung, :D Gapapa… :P ) Saat
itulah, purnama berwarna orange mirip banget sama Jeruk Sunkis, PERSIS!
Orange-nya sem-puuur-naaa! ^^ Bulan purnama itu turun perlahan sampai
tak terlihat di puncak dahan-dahan pepohonan, sampai acara makan malamku
pun usai. Waaah.. brati spesial buat nemenin Ila makan dong ya? Hehe…
***
Usai
makan malam, semua berkumpul untuk persiapan shalat isya, dan jam 8,
kumpul bareng warga sekitar. Waaw… seneng tau, jalan2 di sana. :D Aku
menyebutnya rekreasi, walau sebenarnya ada agenda baksos juga esok
paginya. Sebenarnya, alasan yang pasti, kenapa sasaran daerah yang
dibidik adalah di daerah pegunungan yang aksesnya jauh dari kota ini,
sebenarnya adalah karena disana banyak sekali minionaris berkedok
kegiatan sosial. Bahkan, saat berjalan-jalan mengitari tempat tingggal,
dan saat mengambil air wudhu ada beberapa ekor anjing yang berkeliaran
seenaknya mendekati sumber air. Jadi ngeri, takut kalau-kalau air yang
digunakan untuk bersuci pun terkena najis. Ya, disana seakan memang
anjing-anjing tadi sengaja disebar. Kalau kata sang kepala kampung,
tujuan pemeliharaan anjing tsb untuk melindungi daerah mereka dari
gangguan binatang buas, tapi kenapa aku malah takut kalau misi kaum
misionaris telah masuk ke dalam kampung ya? Mengerikan jika demikian
adanya!
Tentang
fakta mengejutkan adanya kaum misionaris tsb sebenarnya sering kualami,
saat semester 1, saat pertama kali melakukan baksos di daerah Delik
Sari - kecamatan Gunung Pati, juga begitu, banyak anjing berkeliaran,
sampai semua panitia berhati-hati sekali agar saat menuruni turunan di
jalan setapak tidak mengagetkan si anjing. Bahkan, di depan gapura jalan
masuk Desa Delik Sari, ada yang lebih mengejutkan lagi. Ada gereja yang
dibangun dengan sederhana, menghadap persis di depan jalan menuju Desa.
Sampai akhirnya, pengajian tabligh akbar yang dipimpin oleh pak Usep
Badruzzaman, segera dialihfungsikan untuk pembaitan kembali warga yang
memang beragama Islam, takut saja ketika ternyata iman mereka telah
tergadai dengan sembako seharga 15 ribu perorang. Astagfirullah...
Dan
malam itu, semua panitia dan peserta menuju tempat lapang. Tau apa yang
dilakukan? Waaah, kalo yang ini mah, gak usah ditanya, iLa paling suka.
Hehe… Nonton bareng layar tancep di lapangan! Seruuuu bangeeettt ! ^^
Nontonnya sama warga sana, pas mau turun ke lapangan itu, ternyata
jalannya sama aja kayak di perjalanan sore tadi, licin meluncur
berderajat hampir 60 derajat. Waaah… bahaya kalo gak ati2… mana
tempatnya gelap, hanya ditemani lampu senter dan cahaya hape.
Dan
pas nyampe disana, sambutan warga antusias sekali. Banyak yang suka
sama filmnya, soalnya filmnya emang bagus, film “Naga bonar jadi 2”, :D
Pernah liat kan? Yang maen Tora Sudiro, Wulan Guritno, sama Dedy
Mizwar. Kalo seri yang pertama, Naga Bonar, yang main Nurul Arifin sama
Dedy Mizwar, pas jaman masih muda dulu. Hehe...
Layarnya
besar, jadi seru nontonnya. Ditambah lagi, suara speaker menggema di
langit-langit kampung. Subhanallah… Bulan purnama orange dan bintang di
langit yang tadi udah ngilang, tampak indah bersinar disana… Waaaww….
Kapan ya bisa liat kayak gt lagi? Hmm… apa harus ke pegunungan lagi
yaaa? ^^
Kangen purnamaaaaa…. ^^ (Kangen tulisan Arin juga.. ^_^)
***
Kulihat purnama malam ini
Satu di langit,
satu di wajahmu
Aku juga berharap
esok dapat melihat matahari
Satu di langit,
satu dihatimu
(Dua Purnama)
Kamar Cahaya, 21 Februari 09, 19:05, saat lantunan nyanyian bintang dan rembulan begitu rindu kudengar malam ini… (^^;)
~ Mengingat pendar cahaya purnama yang indah, jadi lebih menyejukkan hatiku. Yuhuuiii...,saatnya bersenang-senang, iLaaa…;D ~