Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.
Tampilkan postingan dengan label pernikahan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pernikahan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 31 Juli 2018

Menjaga Cinta dengan Doa

Aku dapat pertanyaan dari seseorang, dia nanya, "Jika bilang cinta, apa yang kamu pikirkan?"

Hmm, kayaknya bisa aku jadiin bahan postingan blog. Itu sebabnya aku nulis di sini. 
Ya, mohon doanya semoga aku segera ketemu si cinta itu tahun ini. Aamiin ^^ 
Well ya, disclaimer nih.
Postingan ini adalah jawaban dari orang yang belum nikah ya, jadi masih idealis. 
Harap maklum. :p

Minggu, 14 Januari 2018

Relationship Goals

Relationship Goals

Suatu hari, saya pernah nanya sama seorang teman, “Bisakah seseorang yang dicintai mengubah sifat buruknya setelah menikah?” Pertanyaan itu berputar di kepala saya cukup lama karena seringkali melihat sseorang ternyata terkaget-kaget pas udah nikah. Nikahnya kok sama orang yang ternyata begini, misal : punya naluri playboy, pemalas, kasar, dll... begitu... Sifatnya sama sekali berbeda dengan yang selama ini dikenal sebelum menikah.

Jumat, 03 Januari 2014

Waiting for you

Perjanjian yang kuat
Postingan kali ini tentang jodoh :D Udah bosen kali ya pembaca ngeliat aku nulis di blog ini tentang jodoh, cinta, pernikahan menurutku, blablabla, tapi aku belum sekali pun pernah bahas tentang proses pencariannya kayak gimana. Selama ini aku memendamnya sendiri, ga cerita ke orang lain kecuali ya paling temen sendiri itu pun cuma 1-2 orang aja yang paling dekat denganku aja. 

Selasa, 24 Desember 2013

Untukmu Lelaki yang Hanif Hatinya

kusebut namamu dalam ijab dan qabul

Untukmu lelaki yang hanif hatinya...

Apa kabar kamu, jodohku? Perihal surat ini, aku menuliskannya untukmu subuh kali ini. Iya, hanya untukmu. Aku menempuh segala perasaan yang berkecamuk, bingung mau menuliskan apa untukmu. Benarkah kamu jodohku, Tuan? Yang aku tahu saat ini aku belum bertemu denganmu, tak pernah mendengar namamu. Kamu adalah aksara yang masih disimpan Tuhan untukku sampai tiba waktu yang tepat kamu sendiri yang akan datang padaku. Seperti sengaja dihadiahkan untuk sebuah doa yang berpintal lama selama ini. Kamu adalah takdir yang masih dirahasiakannya hingga aku tak bisa menembus tabirNya, tak tahu harus bagaimana menebusmu padaNya. Kamu yang terlalu berharga hingga Dia hanya ingin memberikan padaku saat keimananku dalam kondisi terbaik.

Minggu, 18 Agustus 2013

Akankah Sayangmu Seperti Cuaca?

Mengutip dari buku "Rembulan Tenggelam Di Wajahmu" karya Tere Liye pada halaman awal: 

"Puteri, sekarang Jakarta gerimis. Cepat sekali berubah. Kayak hati. Semoga Pengertian, mau saling mengalah, saling menghargai, saling menjaga, komunikasi yang baik, dan tentu saja yang paling penting pemahaman agama yang baik menyertai rasa sayang. Biar abadi sayangnya. Tidak seperti cuaca"
Sumber : notes mba Riski

Jumat, 02 Agustus 2013

Lelaki Teduh dan Perempuan Penyabar

"Jadi, apa kabar dia?"

Aku bertanya tentang seseorang yang kukenal pada temanku, dia menjawab seadanya. 

"Baik, lagi sibuk sama penerbit. Udah banyak yang nungguin buku puisinya, kebanyakan sih fansnya."

Kamis, 13 Desember 2012

Menikahimu atau menikahi keluargamu?

Bismillah...

Tanggal 8 desember kemarin, waktu salah seorang sepupuku nikah, ada pertanyaan aneh yang tiba-tiba terlintas di kepala. Mungkin karena aku kurang akrab dengan sepupuku yang ini, jadi pas dia nikahan ya aku cuma dateng bantu-bantu aja. 

Sempet keinget ada obrolan gini; "Itu anak kamu yang kemarin sakit ya, mas?" 
Si pengantin laki-laki nanya ke si kakaknya sepupu yang nikah. Trus dijawab blablabla. 

Aku melihatnya sih, si pengantin laki-lakinya bahkan ga akrab dan belum kenal dekat dengan keluarga kakak iparnya. Kenalannya aja cukup singkat, lebaran kemarin sempat ke rumah calonnya untuk nanya tanggal nikah, dan langsung nikah desember ini. Bahkan si ibunya masnya itu belum pernah dateng ke rumah sepupuku. 

Jadi terbersit pertanyaan, "Apa memang harus ya kenalan dulu dengan calon keluarga baru termasuk sama pakdhe, om, budhe, dll? Atau langsung nikah aja gpp asal udah deket sama orang tua calon?" 

Aku nanya kayak gini karena duluuu banget, 2 tahun lalu waktu deket sama seseorang, aku dikenalkan dulu sama adeknya, ga taunya adeknya lebih condong sama mantannya si mas-ku itu. Ga jadilah akhirnya. Satu tahun kemudian juga sama, kenalan lagi dengan orang lain, hasilnya sama. Si adeknya mas itu lebih condong sama temen deket si mas di kantor, dan akhirnya milih dia sebagai calon ipar. Kadang tertegun aja dengan kejadian begitu. Ga jadi berjodoh cuma karena sodaranya calon ga suka. Glek. Nyesek pake banget. Apa memang harus kenal dekat dulu baru bisa jadi besan? Rasanya enggak. Kalo gitu nikahnya bisa lama kali ya. Ah, entahlah. Bahkan menyatukan dua hati aja belum tentu bisa sreg, apalagi harus menyatukan dua keluarga dengan 2 latar belakang yang berbeda? Apalagi kalo beda budaya. Ini ga mudah. 

Jadi, sebenernya lebih penting mana? Menikahimu atau menikahi keluargamu? 
Toh nyatanya sodaraku bisa tanpa harus dekat dulu dengan calon kakak iparnya. Jadi? Itu sih pilihan aja. 


Rabu, 06 Juni 2012

Antologi ke-33 : Perindu Surga

Bismillah...

Aku sudah lama menunggu ini. Ketika naskah calon pendamping surga itu terbit subuh tadi pagi, rasanya terharu banget. Pengen nangis, hehe :D #lebay :p  Buku ini hasil audisi akhir tahun. Beneran akhir desember aku kirimnya, tanggal 31 pas. :D Tepat tanggal 6 bulan 6 tahun ini, naskah pendamping surga terbit di puput happy publishing. ^^

Dan yakk, masih speechless ketika baca lagi naskah yang aku ikutkan di buku ini. 

Judulnya : Tujuh Untai Manik Rindu. 

Ga tau kenapa ya. Mungkin karena nulisnya pake hati, bener-bener jadi doa. Entah nanti Allah kabulkannya kapan dan bentuk pengabulannya pun seperti apa, yang penting udah minta lewat tulisan. Harapannya sihhh, semoga yang baca bukunya juga ikut mengaminkan tulisan para penulisnya. :D

Dan...

Thanks to mba d' Lizta yang udah jadi PJ lomba ini, hehe. Beliau hari ini milad, semoga sukses dunia akhirat ya, mba. Berkah berkahh... dapet jodoh seperti yang mba inginkan. Yang terbaik dan halallah. Hihi...  ^^

Buku ini menggenapkan buku-buku antologiku. Jadi totalnya per hari ini berjumlah 33 buku. Horeyyy... Alhamdulillah. Rekor nih. Soalnya beneran ga kepikiran buat nyampe ke titik ini. Sejauh ini. Dan bisa nulis yang bikin orang nangis, bersyukur, senyum, tertegun, jadi satu. Kupikir kemampuan nulisku udah ilang karena 2 tahun ga dipake. Hihii... Ternyata Allah masih sayang sama aku. Dibalikin lagi kemampuanku seperti semula, meski itu pun butuh waktu yang ga sedikit, sekitar 10 bulanan sejak Agustus yaa... Harapannya semoga makin bagus tulisanku bukan hanya soal teknik, tapi juga soal makna tulisan itu sendiri. Semoga bisa jadi tabungan amal. Aamiin ^_^

Ini dia sinopsisnya ;

Judul Buku : PERINDU SURGA
(Kisah Para Perindu Surga)
Penulis : Anung D’Lizta, dkk
Penerbit : Puput Happy Publishing
Cetakan : Cetakan Pertama, Juni 2012
Isi : Halaman; 13x19 cm.
ISBN : 978-602-18227-4-6
Harga : Rp 40.125,-

Sinopsis:

Aku adalah tiupan ruh yang menginginkan teman di syurga kelak. Aku adalah hamba yang selalu memohon teman di syurga kelak. Tempat yang luar biasa indahnya. Tempat pilihan bagi hamba Allah yang beriman.

Tuhan, darimanakah pintu syurga-Mu kelak terbuka untukku?
Tuhan, akan mudahkah pintu syurga-Mu terbuka untukku?
Tuhan, adalah Malaikat-Mu yang akan menghalangiku membuka pintu syurga-Mu?

Tuhan, darimanapun arah pintu syurga-Mu itu semoga selalu terbuka untukku. Karena aku “Perindu Syurga” yang setia dalam genggaman-Mu.

Info Buku: http://puputhappy-publishing.blogspot.com/2012/06/perindu-surga.html

NB: Buku sudah bisa dipesan via inbox FB Futicha Turisqoh II atau SMS ke 085642560633.



Silahkan diorder jika berminat yaa... ;D
Thanks you sudah membaca postingan promosi ini hehe :D

Tegal, 060612, 23:12


Senin, 27 Februari 2012

Perempuan Itu


Bismillah... 

Malam ini sebenarnya aku ingin menulis naskah lagi, tapi pergelangan tanganku terasa  sakit. jadilah akhirnya aku lebih banyak membaca. Nah, tadi melihat notif di fb, fbku ditag oleh mba Cahya teman di various picbook class. Ditag Note tentang acara Milad FLP kemarin. Setelah membaca notenya, jadi tergoda untuk menulis juga,hehe :D

Kemarin, saat milad FLP ada acara bedah buku Suami Sempurna- buku terakhir alm. Nurul F Huda. Aku sempat membaca satu bab di awal buku, dan belum menyelesaikannya. Jujur, di buku ini aku tertegun saat membaca biodata mba Nurul.   

Pada tahun 2009, Nurul tinggal di Yogyakarta sebagai single mother bersama kedua buah hatinya, hingga ia wafat.  

Kaget campur bingung, apa benar mbak nurul memang single mother? artinya sudah berpisah dari suami kah? Lalu saat membaca bab 1 buku ini, aku lebih kaget lagi. seakan semua emosi meluap dalam aksara. 

Bab ini bercerita tentang seorang laki-laki yang berprofesi sebagai pengusaha, dia seorang direktur perusahaan besar. Karena sibuk di dunia bisnis, dia sampai tidak pernah meluangkan waktu untuk sekedar mengantar sekolah anak-anaknya. semua urusan tentang anak diurus oleh istri. Sampai akhirnya pada titik jenuh, sang istri ini mengambil langkah untuk menghindar. menghilang dari kehidupan keluarganya, menghilang dari anak-anaknya juga suaminya. alhasil, si suami akhirnya kelabakan. kelabakan menghadapi tingkah anak-anaknya yang rewel saat mereka diantar sekolah pertama kali oleh ayahnya. takut terlambat. Hmm, lebih unik lagi, si ayah ini tak tahu dimana letak sekolah anaknya. benar-benar suami yang "sesuatu" yaa. >.< Sampai akhirnya sang suami sadar bahwa dia tak bisa melakukan banyak hal seorang diri, dia butuh istrinya kembali ke rumah. Sementara sang istri selalu mengamati kehidupan keluarganya dari kamar yang dipinjamkan oleh tetangga rumahnya. kamarnya ini terletak di lantai 2. jadi dia bisa leluasa melihat kegiatan yang dilakukan anak-anaknya, baik saat berangkat sekolah maupun bermain.

Sempat kupikir ini fiksi. Murni fiksi. Sampai akhirnya ya tadi itu... aku ditag mba cahya. ditag notenya, dan mengalirlah pembahasan tentang mengapa buku ini lahir. 

Bisa jadi kemungkinan besar 80% buku ini adalah luapan emosi sang penulis sendiri. Tentang suami sempurna yang diidamkan, tapi memang di dunia ini tak ada yang sempurna kan? Selalu ada percik dalam kehidupan berumah tangga. bahkan meski sudah menikah bertahun-tahun sekalipun. 

 Launching buku “Suami Sempurna” karya terakhir Nurul F Huda (Allahu yarham) dimulai. Aku harus membagi perhatian antara fokus pada para pembicara di depan dan juga memenuhi permintaan kedua puteriku yang macam-macam. Acara yang dimoderatori oleh Mbak Dee berlangsung seru. Kang Irfan selaku pembicara pertama menjelaskan paradoks antara judul dengan isi buku, ketika membaca judulnya, pastilah pembaca berasumsi bahwa isi bukunya adalah bagaimanakah sosok seorang suami sempurna. Atau mungkin berkisah suami-suami sempurna dimata istri dan keluarga. Tapi ternyata, isinya jauh panggang dari api.
Dalam buku ini, justru banyak diuraikan kisah ketidak sempurnaan seorang suami. Nurul F Huda seakan menampar pembaca dengan kenyataan bahwa tak ada suami sempurna di dunia ini  (kecuali Rasulullah SAW). Kang Irfan sendiri mengaku, beliau dan istrinya mendapat banyak pelajaran dari buku ini. Diskusi semakin seru saat pembicara kedua, Mbak Izzatul Jannah atau yang lebih akrab di sapa Mbak Ije tak sependapat dengan Kang Irfan bahwa apa yang ditulis dalam buku ini bukanlah murni pengalaman penulis. Menurut master psikologi ini, bahwa 80% tulisan seseorang adalah berdasarkan pengalaman hidupnya atau orang-orang terdekatnya. Maka ini adalah upaya Mbak Nurul membuka dirinya untuk berbagi dan juga sebagai terapi mental agar sehat secara kejiwaan. Mbak Ije bahkan menawarkan jika ada yang berminta mengetahui tentang hal ini, menulis sebagai terapi mental, beliau banyak memiliki jurnalnya. Mbak Ije  yang cukup mengetahui perjalanan pernikahan Mbak Nurul meyakinkan bahwa ini adalah kisah Nurul F Huda.
Dan hmm... sampai kalimat terakhir itu, aku benar-benar mengaminkan dalam hati. Iya, sepertinya ini kehidupan mba nurul sendiri. Sebagai sesama penulis, hampir sebagian besar naskah yang aku tulis adalah kejadian yang aku alami. Meski dibalut fiksi, jadi hasilnya setengah fiksi atau half fiction.

Dulu awal mengenal beliau, bagiku mba nurul adalah penulis yang begitu gigih menuliskan tentang pernak pernik rumah tangga. Aku beruntung menemukan bukunya yang berjudul balada cinta si kembar. Buku ini yang pertama kali aku baca, selain derai sunyi- asma nadia dan majalah annida, saat aku pertama kali memutuskan untuk berjilbab. Hhm, itu sekitar tahun 2004. Dan tahun 2009 aku menemukan akun multiply beliau. Subhanallah... bisa berinteraksi langsung dengannya itu sesuatu yang "istimewa" menurutku. Termasuk saat beliau berkomentar di komentarku. 




Saat itu aku tak tahu soal perpisahan beliau dengan suami. Sejak aku berkomentar pertama kali, aku sering melihat mbak nurul mengudate tulisannya di blog multiplynya. Sampai akhirnya aku lupa kapan pastinya, entah tahun 2010 atau tahun 2011, akun fb beliau dibanjiri oleh berita belasungkawa atas meninggalnya beliau. Saat itu speechless. Rasanya seperti diingatkan lagi tentang interaksi selama ini. meski itu lewat komentar saja. Dan aku masih ingat cerpennya yang berjudul setia sewangi gardenia. Cerpen ini yang membuatku percaya, perempuan akan tetap setia dan tangguh menjalani hidup karena anak-anaknya. Itulah yang dikisahkan beliau. Rasanya masih speechless membaca bab pertama bukunya yang terakhir. Semoga pahala kebaikan selalu menyertaimu, mba. Pahala yang mengalir melalui tulisan-tulisanmu. Aamiin :)

270212, 22:56


Kamis, 01 Desember 2011

Jodohmu Jodohku

Judulnya nyambung gak ya? ahaha... pengen nulis ttg ini soalnya baru aja baca tulisan seorang blogger yang aq kenal pas awal ngeblog di tahun 2006. eh tu akang tumben bener update tulisan setelah hiatus yang lumayan luamaaaaa.... :P


namanya Kang Donny Reza. kenal pas awal2 ngeblog dulu di blog fs, tahun 2006-an. 

Ini tulisan terbarunya yang tadi aq baca, aq kutip sebagian. Tulisan lengkapnya bisa dibaca di sini
 
sering kali kita mengeluhkan susahnya mendapatkan jodoh, lalu mencoba mencari pembenaran seolah-olah Tuhan menunda pertemuan kita dengan jodoh terbaik yang sudah Tuhan siapkan untuk kita. Sementara, barangkali yang sesungguhnya terjadi adalah Tuhan sudah ‘mengirim’ seseorang terbaik ke hadapan kita, lalu kita menolaknya karena tidak sesuai dengan kriteria yang ada di benak kita. Mungkin saja orang tersebut sudah sangat dekat, tapi ‘makhluk sempurna’ di dalam benak kitalah yang membutakan mata dan pikiran kita. Mungkin juga, jika Anda seorang wanita, orang tersebut sudah berniat melamar Anda, tapi Anda menolaknya karena, “kurang sreg di hati“. Begitu alasan Anda. Padahal, bisa jadi Anda sendiri tidak yakin dengan alasan tersebut karena sudah terlalu dibutakan oleh angan-angan Anda. Lucunya, setelah itu, Anda masih mengeluh betapa susahnya mencari jodoh. Jodoh yang sempurna, tentu saja.


Jujur, beberapa hari ini agak galau lagi . #eaaaa. ;p
nah, kmrn2 curhat sama seorang mbak. Ngobrolin soal jodoh. Kok bahasannya jadi mirip sama yang ditulis si akang  kmrn ya? Hihii...:D


Si mbak ngletuk gini "kalo jodoh, ya harus diusahakan ya. salah satunya dengan memperjuangkan." (lupa2 ingat kata2nya kek gimana, intinya sih gitu :))


Membayangkan saya sendiri yang ada di pihak yang dibicarakan kang donny. dan ingat kata2 si mbak itu. saya jadi membayangkan diri saya jadi si orang itu. Yang udah disodorin jodoh, tapi sok-sokan milih yang neko2, sampe nggak nyadar sebenernya jodohnya itu udah ada di depan mata. Ya Allah, iya ya? emang gitu ya? trus siapa dong orangnya? Kasi bocoran dikit dong, Allah. Biar ga galau mulu. heuu... T__T




#PostinganGeJe


#AbaikanSaja


:p




011211, 21:09

Senin, 21 November 2011

Detak Hati Bidadari Biru

BAB 2: GEJOLAK HATI


Detak Hati Bidadari Biru
By Ila Rizky Nidiana

"Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu, belajarlah untuk tenang dan sabar."
(Khalifah Umar bin Khattab R.A.)

"Kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa."
(Novel 5 cm, Donny Dhirgantoro)

Aku gadis biasa yang beruntung. Dilimpahi cinta seorang lelaki tampan nan bertanggungjawab. Lelaki yang kukenal dari sebuah organisasi kepemudaan. Lelaki yang berjarak 5 tahun dari usiaku. Cintanya padaku adalah nafas yang tak pernah hilang dilekang waktu.  Ridhanya adalah peluru yang siap mengantarkanku menuju cita-citaku.

Aku membolak balik buku 5 cm karya Donny Dhirgantoro. Ingin rasanya menangis di dekapan suamiku. Tapi aku hanya bisa melepas rasa gelisah itu di dalam hati. Kata-kata itu mengingatkanku kembali pada diriku sendiri. Tiga tahun yang lalu, inilah kalimat yang sakti mandaguna bagiku. Dan sekarang, aku ingin kembali mengobarkan spirit itu. Menjaga azzam, menguatkan hati, dan menebalkan husnudzon kepada Allah.

Aku masih harus bersabar menunggu izin Kakak- panggilanku untuk suamiku- untuk bisa S2 di luar. Ingin rasanya menangis. Usiaku hampir 24 tahun, tapi belum boleh sekolah lagi. Satu alasan yang sering Kakak kemukakan yaitu karena Rania, puteri kecil kami masih dalam golden age. Dan Kakak memang tak bisa menjalani long distance relationship denganku.

Suatu hari aku mengumpulkan keberanian untuk membicarakan ini dengan Kakak. Ingin rasanya dia tahu apa isi hatiku. Lalu berurailah alasan-alasan itu dari bibir lelakiku. Alasan yang membuatku langsung tertunduk malu pada Allah. Alasan yang melepuhkan seluruh sendi-sendi protesku.

"Walaupun Asti masih kecil, tapi Kakak ketergantungan banget sama Asti. Perempuan yang bisa mengubah Kakak hanya Asti. Kakak memang menginginkan Asti bisa kuliah sampai S3 di luar negeri, seperti harapan ibu terhadap Asti. Tapi Kakak mohon jangan pernah jauh-jauh dari Kakak karena Kakak gak bisa hidup berjarak dengan Asti dan Rania. Sabar ya, nunggu Kakak tugas belajar dulu, nanti Asti bisa cari sekolah di negara yang sama.”

“Tapi, Kak…” Belum selesai ucapannya, aku memutus kata-kata Kakak…

“Sayang, lihatlah bagaimana pesatnya perkembangan Rania. Logika berpikirnya, daya tangkapnya, dan kemampuan-kemampuannya yang melebihi teman-teman seusianya. Itu juga karena Asti selalu mendampinginya, membacakan Qur'an dan buku-buku untuk Rania setiap hari, memberinya banyak stimulus.”

Kakak  menghela nafas sejenak. Menatapku diam.

“Kakak hanya minta Asti sabar, mendoakan dan mendukung Kakak. Percayalah, akan ada penghargaan dari Allah karena Asti mendampingi Kakak. Masih butuh berpuluh tahun untuk sampai pada cita-cita kita, dan Kakak mau Asti selalu di samping Kakak.", ditariknya tanganku mendekat ke dadanya. Desir itu… Oh, Allah… Aku pilu menatap wajahnya yang sayu. Kudekap lelakiku syahdu.

Saat itu aku yang tengah galau menanti restunya, hanya mampu terdiam dan menangis berderai-derai mendengar Kakak bicara begitu. Aku tahu, rancangan peta hidup yang telah kami susun tidak lebih baik dari takdir yang telah Allah tetapkan. Tapi aku hanya takut. Ingin rasanya aku selalu memelihara prasangka baik atas takdir yang Allah tetapkan untukku. Tapi logika ini tergelak.

Allah, aku hanya mampu menulis di diary ini. Diary yang mampu membuatku percaya. Kasih kakak tulus padaku. Cintanya adalah segala. Dan ridhanya terpatri di nadiku. Aku dan kakak adalah satu. Utuh. Kami tak bisa berjarak sekian lama, apalagi antar benua.

Aku mengusap air mata yang mengembun di sudut mataku.  Kadang aku lupa dengan ‘sekolah’ yang Allah berikan untukku selama ini, yakni sekolah kehidupanku sendiri. Allah seperti menyentil diriku. Aku yang sangat memimpikan sekolah formal tapi melupakan sekolah yang lebih luas lagi, yakni menjadi ibu teladan dan perempuan yang berkiprah di masyarakat.

Aku masih ingin terus belajar, Kak.
Aku masih ingin mendapatkan kesempatan itu.
Aku ingin menjadi manusia yang terus menimba ilmu
Menimba sebanyak-banyaknya ilmu kehidupan dan menjadi manusia yang bermanfaat sebagai khalifah fil-ardh.

Semakin aku meronta ingin menyegerakan keinginanku, semakin lama Allah menguji, sejauh mana cintaku pada suami berlindung di bawah ketaatan kepadanya dan kepadaNya. Aku yang tak  ingin mengecewakan Kakak, lebih suka memendam rasa ingin ini dalam-dalam.  Sempat aku berfikir kakak sungguh egois, mengedepankan prinsipnya. Prinsip untuk menunda keinginanku sampai puteri kecil kami benar-benar tumbuh sempurna dalam usia emasnya.

Kakak, panggil aku…
Aku ingin segera terbang menggapai benua lain
Agar citaku tak kandas.
Agar asaku tak tergilas waktu.
Agar sayap citaku berhimpun dengan sayap lain di belahan bumi Allah yang lain.

Rabbana, bila ikhlas itu belum jua hadir, ijinkan aku menemaninya mengarungi babak-babak kami berikutnya. Di bawah naungan cintaMu, aku meminta. Lapangkan jalan kami, ya Allah. Dan malam ini aku mengetuk langitMu lagi, menyemai  doa-doa kami yang tak pernah usai. Untukmu, lelaki pilihanku. Aku patuh dan tunduk atas nama cintaku padaMu, ya Allah.

Semarang, 151011, 18:03
~Untuk sepasang sahabat: Asti dan Kak Didi. Semoga Allah menggenapkan doa kalian segera. Aamiin.~
Keis Rania Tsabita Nuryazidi- Cantiknyaaaaa. Ammah pengen cium Rania deh... Hihi... :P

  NB : masih nunggu pengumuman naskah, semoga masuk 60 besar yg dibukukan dari total naskah yang masuk 300-an. Doanyaaa... >:D<


Selasa, 27 September 2011

Story Pudding : Cinta Takkan Kemana-mana



Story Pudding : Cinta Takkan Kemana-mana

‘Jika memang kita ditakdirkan tuk bersama slamanya, cinta takkan kemana-mana.’
(Petra Sihombing)

‘Jika takdir cinta pasti kan bertemu , meski kau dan aku ada di ujung dunia.’
(Film Ketika Cinta Bertasbih)

Dua kalimat pembuka itu cukup untuk menggambarkan betapa dahsyatnya takdir yang Allah rangkai. Bahkan jika takdir itu belum bermuara kini, suatu saat jawaban itu pasti akan ada, akan indah pada waktunya.

Sebuah pernikahan seorang sahabat mengingatkanku pada hal ini, bahwa cinta bukan hanya tentang kenyamanan, mantapnya komunikasi, kecocokan jiwa, dsb.. tapi lebih kepada. Apakah memang dia adalah takdir kita. Seseorang yang telah Allah tulis namanya menjadi penyejuk jiwa dan pelengkap rindu.  Kalo di bahasa jawa istilahnya “Sigaraning nyowo” atau separuh jiwa kita…

Ini kisah tentang sahabatku, pernikahannya yang terbilang cepat, dan  sempat membuatku terkejut.  Satu waktu dia mengajakku bertemu di libur lebaran tahun 2008, karena meski kita sudah lama berinteraksi di dunia maya sejak tahun 2006, tapi baru kali itu aku bisa bertemu. Rumahnya di daerah mejasem, sekitar 15 menit dari rumahku jika menggunakan motor. Hanya saja, dia sibuuukkk sekali, hihii.. maklum, agenda silaturahimnya seabrek. Sampai ditetapkanlah hari itu. Aku ingetnya hari jumat aja. :D

Janjian ketemu jam 1 siang, aq nyampe rumah dia tepat waktu, ngobrol-ngobrol lama, sampai jam 2-an. Dan tiba-tiba hp dia berdering, sebuah telepon masuk ke hp nya. “bentar ya, ila, aq angkat dulu teleponnya. Nanti  ada  tamu, ila temenin aku mau ga?”

Aku jujur saja waktu itu kaget. Mengiyakan sih, tapi dalam hati kagetku belum juga ilang …“Tamu? Tamu siapa? Apa ga ngganggu nanti… pastinya si tamu juga nanti kan punya alasan sendiri kenapa sampai menyempatkan diri untuk ketemu di rumah ini.. pastinya pengen ketemu sama temenku itu…bukannya ngobrol sama aku.. heuheuu… ”

Lalu telepon dia tutup, dan mulailah dia membahas siapa tamu itu. “Dia kakak kelasku, ila…Kita kenal di organisasi  kepemudaan. Kebetulan aku di bem. Selisihnya sih 5 tahunan. Katanya mau ngajak taaruf. Hm, aku bingung mau cerita gimana. Yang jelas dia mau serius, udah nanya ke aku juga kapan bisa silaturahim untuk nanya ke ayahku…”

Tuing tuiingg… aku yang diceritain gitu jadi bengong sendiri. Aduhh, jadi aku mau nemenin temenku ini kenalan sama (bakal) calonnya gitu yah?? Woow… mantappp… kopdar pertama sekaligus menjadi saksi hidup perkenalan mereka. Hehe.. ;p

Selang brapa menit, hp temenku bunyi lagi. Katanya si mas itu, yang dia panggil ‘kakak’ itu sudah sampai di depan gerbang rumahnya. Dan temenku pamit untuk membukakan pintu, karena kebetulan orang rumah lagi sepi. Cuma temenku aja sama adeknya, makanya dia minta temenin aku buat ketemuan. :))

Dan dimulailah babak baru itu, hahahaaa… rasanya jadi  saksi hidup itu uniikk.. ;p

Jadi ikut deg-degan pas mereka ketemu pertama kali, wkwkwk… pas itu si kakak bawa temen juga,  rumah dia di daerah brebes. Jadi sekitar 1,5 jam dari rumah dia yang konon katanya jauh dari kota brebes.  Haha… saluutt sama dia, niat bener ke rumah temenku, padahal jauuhnya masyaAllah, ampe katanya tuh nyasar2 gitu nyari alamat rumahnya. Maklum, meski si kakak itu orang brebes, tapi  sejak sma disekolahin di pondok di jawa timur, jadi ga kenal daerah sekitar brebes apalagi sampe  main ke tegal... Yah, apa sih yang ga dilakuin demi si bidadarii.. haahaaa. Nyasar juga dijabanin. Jatuh cinta emang ajaiib yaahh… sesuatu banget gituu… wekekee…. ;D

Dari obrolan-obrolan itu aku tau si kakak itu yang naksir temenku, kerja di sebuah bank di luar jawa. Dia libur lebaran jadi sempet-sempetin silaturahim gitu. Trus, obrolan ngarah-ngarah ke hal hobi, kesibukan, kerja, dsb.. pertanyaan umum sebenernya, Cuma karena aq udah tau  tujuan kenalan buat apa, jadi pengen ketawa, tp kutahan. Wekekee… lucu gitu liat ekspresi si kakak maupun temenku. Shy-shy cat, malu2 meoongg… ;))

Ngobrol sampe jam 4, trus aq minta ijin mau pulang, tp kata temenku, ‘duh, ila.. jangan pulang dulu.. gimana kalo sholatnya di sini aja.’ Yaudah deh, aq yang udah kebelet sholat ashar akhirnya bikin si kakak minta ijin pulang lebih cepet. Haha.. maapp yaahh, tp sholat emang lebih urgent dibanding ngobrol sama bidadari. Hihii… akhirnya, aq pulang sekitaran jam setengah 5 lebih soalnya masih diajakin ngobrol sama temenku.

Sampe disitu aq masih anggap ah, itu kan cuma kenalan aja. Belum tentu juga jadi. Nah, suatu waktu(bulan maret kayaknya, sekitar 6 bulan sejak ketemu itu) aq nanyain progress hubungan mereka, apa si kakak itu udah ke rumah lagi buat ketemu ortu temenku atau belum. “Iya, ila.. udah. Dan ayah ga suka.”

Deg, dari situ temenku mulai curhat. Dia bimbang, dsb… di satu sisi dia pengen banget nikah cepet, di sisi lain ortu belum sreg sama yang maju ke hadapan ayahnya. Katanya ada dua orang yang udah nanya dan jawabannya sama. Ga diterima. -.-‘

Woow, tau ga? Selang brapa bulan kemudian, si temenku itu ngabarin. ‘Ila, aq jadi nikah, tapi tanggalnya nanti aq kabarin lagi ya.’ Aq bingung, ehhh, ehh… jadinya sama siapa yah? Yang orang mana?   Jawab temenku, “Ila tau orangnya kok…”

Tuiing, aq tambah bingung, yang mana yaa?? Masa sama si kakak itu?? Bukannya udah ditolak yahh?? Hahaa… :p

Ternyata berkat doanya si kakak yang terus menerus dan ga kenal kata nyerah , buktinya brani maju ke ortunya lagi, akhirnya jawaban  doa dia dikabulkan. Si bidadari jadi dilamar, dan maret 2009 mereka nikah. Huwaaa… denger itu rasanya nyesss, ademm banget. Gimana ya? Liat proses temen nikah itu emang bikin kita jadi ikutan deg-degan. Hehe…sekarang temenku itu udah punya anak 1 dan unyu bangeett.. imyuut gitu . namanya Rania.  Dan pasangan yang aq certain itu Asti dan Kak Didi.  ;D

Jadi bener ya, bahwa doa itu bisa mengubah takdir. Bahkan soal jodoh sekalipun. Hehe.. Yukk, marii yang belum punya jodoh, yang masih galau menggalau. Kencengin lagi doanya, kuatin lagi ikhtiarnya, dan pantaskan diri di hadapan camer maupun calon. Who know yaa… kali aja si dia yang kita incer itulah jodoh kita. Seperti sepenggal kisah dalam film Di bawah Lindungan Ka'bah ini. ;D

Zaenab : "Sampai kapanpun, aku akan memegang teguh do'aku, Menikah dengan orang yang dicintai dan mencintaiku."
Hamid : "Bukan kita yang menentukan keberhasilan do'a"
Zaenab : " Allah yang akan menjawabnya"

Tugas kita hanya berusaha dan اَللّÙ‡ swt Maha Tahu apa yg kita butuhkan, bukan apa yg kita inginkan. Jika kita percaya jodoh takkan kemana-mana, yakinlah bahwa suatu saat do'a²  kita semua akan di-ijabah-Nya dengan cara-Nya yang indah & penuh hikmah... :)


Semarang, 27 September 2011,  22:07 

Kisah ini diikutsertakan pada "A Story Pudding For Wedding" yang diselenggarakan oleh Puteri Amirillis dan Nia Angga

NB : mba putri, aq bingung cara masang link dibanner itu gimana? Hikkks...  >,<   

A Story Pudding For Wedding



Jumat, 22 Juli 2011

Tentang teori spill over dan daya tahan

Saya bingung mau kasi judul apa untuk jurnal ini. Hehe..tp tema yg mau dbahas memang itu. Tentang daya tahan. :P

Terbangun dini hari dan bingung mw ngapain. Krna lg g shlat. :-| akhrnya, saya mengecek fb, ada postingan baru di grup inspiring keydo. Yg nulis bunda tatty sendiri. Judulnya "Mudah hadir, mudah pula sirna.".

Ini isinya ya, sebagian aj, cz sy g ol pake pc, jd sy tulis yg inti saja. :D

Tentang menghemat rasa dan menghargai proses.

Apakah memutuskan menikah dg manusia antah berantah itu pekerjaan baik?

Bukankah untk membangun komitmen butuh waktu guna mendapatkan keyakinan? Tidakkah semua yang mekar digegas juga akan layu digegas pula? Tengoklah buah yg dikarbit, soon ripe soon rotten bukan?

Nah, hidup adalah perjuangan, kata orang bijak itu. Semua apa yg kita inginkan, ghalibnya memang adalah sesuatu yg harus kita upayakan dg gigih, diraih dg sabar, termasuk urusan memilih jodoh yg baik. Memilih jodoh yg baik adl langkah awal membangun bangsa, membangun peradaban. Dan setiap perjuangan, apapun bentuknya adalah suatu perjalanan panjang penuh liku yg sarat ujian, membuat kita menderita, dan butuh pengorbanan, dalam meniti langkah demi langkah laksana menyusun batu untuk suatu bangunan yg kokoh. Yg tidak mudah goyah,tak bisa rubuh.

Karena itu ia mensyaratkan daya tahan, daya tahan dan DAYA TAHAN. Agar LANGKAH ITU TAK RAPUH. Sesuatu yg diperjuangkan dg susah payah, maka kita akan menghargainya, tak rela mengabaikan apalagi melepaskan!

Percayalah nak, sesuatu yg mudah hadir, akan mudah pula sirna.

Itu kutipan dr tlsn bunda, sy tls ulang. Saking senengnya. Haha :p

btw, saya bhs satu per satu ya.

Inti dr tlsn bunda adl, bhwa pernikahan adl perjalanan panjang. Yg akan dialami oleh qt, seumur hidup. Bukan hanya 1 tahun atau 2 tahun. Untk itu, untk membngun suatu ketahanan bngsa yg dimulai dr ketahanan keluarga, maka dibthkan daya tahan tinggi. Qt liat saja, diluar sana angka perceraian terus meningkat setiap thn. Pun bgtu, skrg org dg mudah menganggap WAJAR, bila ada yg tdk cocok lantas bercerai. Semudah itukah? Rasanya kok terkesan emosional sekali?

Bunda tatty menjelaskan, bhwa untk mendapatkan daya tahan tsb, dbthkan komitmen dr msg2 pasangan tsb. Komitmen td tdk serta merta bs didapat dg instan hanya dg mengenalnya 2 atau 3 bulan saja. Tdk bs semudah itu. Karena yg ditakutkan adl, kematangan yg dipaksakan(cnth matang karbit td) akan berdampak pula pada hasil akhrny. Tentu, matang pohon dg matang karbit rasanya bd kan? Nah, itu inti dr tlsn bunda.

Selayaknya, daya tahan adl proses yg melampaui waktu yg panjang, jd memilì pasangan didasarkan pd seberapa lama qt mengenal dy. Dlm arti bukan pacaran ya. Tp dg melihat track record slama slg mengenal td (bs kenal dr orgns, bs dr pershbtn) bs membuat qt tau, bhwa komitmen yg diambl untk menikah adl komitmen yg dlandasi keyakinan, dan jg daya tahan thdp sgla konsekuensi nanti.

Sy jd ingat tntg teori spill over d jaringan oriflame. Andai benar semua org menghargai jerih payah sebuah proses yg panjang, maka tdk akan ada ceritanya downline yg mendapat spillover upline, lalu si member baru tsb tdk terurus atw tdk aktf. Biasany yg jd kendala adl, krna si downline td tdk menghargai jerih payah upline. Yg udh jungkir balik rekrut sana sini sampe closing member tsb,dududuh...dan dg mudahny lepas tangan ngilang gt aj, memberny ga dibina. Itu yg membuat daya tahan member baru berkurang.

Sy kmrn smpt dengar ada tmen yg nyeletuk sm uplineny,mb arcita. "Akhrny upline gue elu,cit. Bukan si org dr negeri antah berantah yg ga gue kenal. Akhrnya nama2 aneh itu ngilang jg". Gubrakz! Haha. Segitu pentingnya pengenalan diri, lalu pengambln kptsn mw ikt siapa atw upline yg mana, lalu kmdian berkomitmen untk survive. Daya tahan td akan lenyap sekejap manakala member hanya kenal sbntr, bkn scra personal dan mendalam. Dan ah ya, lagi2 saya harus berkata. Secepat apapun keputusan yang diambil dlm hdp,aplg kptsn yg penting, entah dlm bisnis, kerjaan, keluarga, persahabatan, pernikahan. Smua bth proses. Ga bs instan. Jadeee, kloo soal nikah, sy katakan SAY NO TO ORANG ANTAH BERANTAH. Aplg mak comblang yg g jelas gt. :P * sory to say it,sist.heuheu ;)*


22 juli '11,3:00 , ini lnjtn jurnal sblmny: "(belum) siap". :P
diambil dari blogku : http://asri17.multiply.com/journal/item/138

Senin, 18 Juli 2011

Dari Talkshow dan Bedah Buku Keydo 17 Juli 2011

Aslinya dah ngantuk berat. Td ktiduran pas baca antologi asma nadia inspirasiku. Baru brapa lembar halaman awal dah tepar. Heuheu.. Kebangun bentar, bingung mau ngapain yak. Buka2 fb pake hp, d home ada postingan foto acara talkshow kmrn. Foto tarian khas padang. Lupa namanya apa, tp mb ika menyebut para penarinya indanger. Berhubung ol ny via hp jadul, haha..maklum ye, jd g keliatn jelas gambarnya.



Trus liat fb ny mb ika ada kmrn status dr mb aryantika yg di CCkan ke beberapa FIM-ers. Tulisan nya gini:

" Tweetnya ust salim. "Jangan kau tinggalkan ketika kekasih menutup pintu. Sebab dia berdiri di sebalik sana, menunggumu mengetuk lagi. -pak Elmir& bunda Tatty".

Hehe, aq jd inget acara kmrn. Bgs bgt! Ada bc puisinya, nyanyi diiringi gitar, jg piano sm putri bunda Tatty yg bernama Dira. Jg ada sesi pemaparan essay dr 6 peserta terbaik. Dan, ternyata! Ada 2 presentator yg ternyata keduanya pasangan suami istri. Huwaa, bener2 bukan cm skedar talkshow, tp liveshow. Suatu keajaiban Allah menghadirkan mereka setelah sblmny, kata panitia, 6 peserta td diplh smpe berkali2 karena ada yg berhalangan hadir. Amazing! Dan acara yg diniatkan menginspirasi kaum muda untk menyegerakan menikah,ternyata bnr2 menginspirasi seluruh peserta. Sampai akhr acara, aq sendiri masih takjub, Allah mengikat hati2 kami para peserta,pembicara, panitia menjadi seperti sebuah keluarga baru..hangat, slg menyemangati, slg menginspirasi dan menebar virus positif.

Ada beberapa kutipan yg aq suka dari buku ini. :D

Ini cnthnya yaa
"Bahwa untuk membangun ketahanan bangsa, harus ada yang berjibaku mengobarkan spirit membangun ketahanan keluarga secara terus menerus, konsisten, dan istiqamah. Dan semua itu harus diawali dengan kesadaran para pemuda-pemudi untuk memilih jodoh yang baik dan benar" (keydo, halm 136)
 dan

"Pernikahan adalah sebuah silaturahmi. Dan silaturahmi akan berbuah energi, dan energi selalu akan melahirkan sinergi."

jg kutipan dr ust salim..

Saat brcrta tntg kisah org amerika yg menikah atas dasar komitmen, dan bs langgeng sampai punya cicit puluhan. Jd, rumus matematika baku ga berlaku. Haha. 1+1 bukan lg 2, tp bs ratusan. Wkwk :P

ini kutipannya...
"Passion, intimacy, dan commitment adalah triangle of loue. Kami bersama dg perjanjian yg disaksikan oleh Tuhan, dan berjanji untuk saling membahagiakan."

dicatet yaa, SALING MEMBAHAGIAKAN. Kalo kata bunda Tatty, smg ketika masa itu tiba, ananda menjalaninya dg kebahagiaan, hngga tak ada air mata yg akan menetes. Aq terharu pas beliau blg tntg ini. :)

eh ya, ada sesi pak elmir mempersembahkan lagu adinda untk istri dan puterinya dira yg akan sgra menikah. Beliau nangis, terharu.. Aq jd bs membayangkan wajah ayahku. Mgkn begitu perasaan beliau saat akan melepas putri kesayangannya untk menikah (nanti), bukan tangis sedih, hanya bahagia, bahwa akhrnya ia menemukan seorng laki2 yg layak menggantikan posisinya kelak. Menjadi pelindung, jg imam bg putri trcinta. Memilihkan orang yg tepat untk membimbing putrinya menggapai surga dunia akhrt. Memilih lelaki yg tepat yg akan memuliakan dan tak akan menyakiti. Atas nama Tuhan, dan perjanjian besar mistaqan ghalizha yg disaksikan ribuan malaikat. :)

dan, yak..mari mengeja cinta yg menakjubkan ala kinang dan keydo. Cinta yg dpt menembus segala rintangan.;)

PS: kata pak elmir, kalo blm dtolak 21 x, tetep aja maju trooss. Perempuan kan ingin diperjuangkan. ;p

18 juli 2011

sumber dari blogku : http://asri17.multiply.com/journal/item/137


Senin, 04 April 2011

Doa dhuha ku kali ini

Ya Allah aku bersimpuh saat ini dihadapan Mu
Untuk memohon permintaan kepada Mu
Aku sadar bahwa aku ini adalah manusia biasa
Yang tidak luput dari dosa dan salah
Yang sering tidak melaksanakan apa yang telah Engkau perintahkan
Ampunilah segala kekhilafanku ini

Ya Allah … Ya Robbi…
Saat ini aku bedoa kepada Mu
Berilah aku petunjuk mana jalan yang terbaik bagiku, bagi masa depanku dan masa yang akan datang

Ya Hayyu… Ya Qayuum…
Berilah aku jodoh yang terbaik bagiku
Seorang suami yang suci, yang sholeh
Yang sama-sama dapat berjuang menjalani bahtera hidup ini

Ya Saami …. Ya Bashir ….
Berikanlah aku jodoh seorang suami yang dapat menyejukan mata dan menentramkan hati
Yang dapat mengerti akan diriku dan keluargaku

Ya Hakiim … Ya Haq …
Aku serahkan kepada Mu jodohku ini
Semoga Engkau memberikan yang terbaik bagiku, bagi keluargaku, bagi keturunanku dan bagi agamaku
Aku hanyalah  seorang manusia hanya dapat berusaha dan berdoa
Dan Engkaulah yang menentukan semuanya
Oleh karena itu, berikanlah yang terbaik bagiku

Yaa Awwal … Ya Aakhir …
Seandainya apa yang terjadi itu yang terbaik bagiku
Maka dekatkanlah kami dan jadikanlah kami dapat mengarungi bahtera kehidupan bersama
Tetapi apabila yang aku sedang dekati, tidak baik bagiku
Maka jauhkanlah kami dalam keadaan baik
Sehingga aku dapat memperoleh yang terbaik bagi diriku ini, yang hina dina dihadapan Mu

Ya Rahmaan … Ya Rahiim ….
Aku serahkan kepada Mu segala urusanku ini
Hasbunallaahu wa nikmal wakkil. Nikmal maulaa wa nikman nashiir
Semoga Engkau mengabulkan doaku ini
Aamiin Ya Allah … Ya Robal Allamin…

Kamar ku, Dhuhaku kali ini
Ya Allah, lindungilah aku dari hawa nafsu yang merusak di setiap hela nafasku
6 April 2011, 09:13