Rumah bagi saya adalah tempat
bernaung dan merancang impian. Dari rumahlah impian saya tulis dan saya bangun
perlahan-lahan. Keluarga saya, adik-adik saya dan orang tua saya adalah energi yang selalu
ada untuk saya. Dulu setiap kali saya pulang dari Semarang , saya mendapat energi tak
tergantikan dari rumah ini. Ada
hal yang membuat saya tahu, bahwa impian saya harus menjadi kenyataan. Iya,
karena mereka, orang-orang yang saya cintai.
sumber comotsecret.blogspot.com |
Sejak kecil impian saya punya
rumah yang besar sudah saya tulis. Sempat terpikir ingin punya rumah di daerah Bandung , karena dulu pernah liburan ke sana di rumah budhe. Di daerah kopo permai,
jalanannya memang sepi, karena perumahan elite. Saya merasa, Bandung sudah menjadi impian yang harus saya
capai. Saat berdiskusi tentang rumah impianku dengan adik laki-lakiku, dia pun
mengatakan hal yang sama. Ingin punya rumah yang teduh, ada kolam ikan di
dalamnya, taman penuh bunga, pembatas ruangan tamu dengan lapis kaca, dan tentunya
bertingkat dua.
Saya membayangkan rumah yang dulu saya tempati untuk berlibur
itu bisa saya beli. Sayangnya saat ini rumah itu justru tidak terawat seiring
meninggalnya budhe yang tinggal di Bandung ,
anaknya sibuk dan lebih memilih tinggal di rumah sendiri. Hampir saja ada
keinginan rumah dijual. Tapi, ternyata tidak jadi. Ya, bagaimana pun, rumah itu
tetap rumah impian saya. Saya ingin merawat impian itu, hingga saatnya tiba
saat saya bisa membeli atau membangun yang serupa.