Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.
Tampilkan postingan dengan label rumah impian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rumah impian. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 Desember 2015

A Place Called Home Sweet Home

Hari ibu emang udah lewat, tapi saya masih keingetan obrolan ringan dengan ibu saya pagi itu. Beberapa hari sebelumnya saya membeli buku anak dalam jumlah banyak. Kebetulan dapat buku murah yang bagus di toko buku online langganan, di Dojo Comic. Saya beli tujuannya biar anak-anak yang les juga bisa baca.

Di sini banyak banget anak yang les, baik yang SD maupun SMP. Dan tiap bulan bertambah jumlah anaknya, sampai saya kewalahan saking banyaknya anak yang harus saya tangani. Buku-buku itu selain majalah adalah salah satu cara untuk menghabiskan waktu sebelum pelajaran dimulai. Atau kalau pas udah selesai pelajaran tapi mereka masih mau di sini biasanya saya suruh baca aja dulu, atau nonton video pembelajaran.

Baca juga : Geliat Pasar Buku Anak di Indonesia
Baca juga : [Review] Perpustakaan Besar Mr. Martokoesoemo Kota Tegal

Selasa, 23 April 2013

Rumah Impian


Rumah bagi saya adalah tempat bernaung dan merancang impian. Dari rumahlah impian saya tulis dan saya bangun perlahan-lahan. Keluarga saya, adik-adik saya  dan orang tua saya adalah energi yang selalu ada untuk saya. Dulu setiap kali saya pulang dari Semarang, saya mendapat energi tak tergantikan dari rumah ini. Ada hal yang membuat saya tahu, bahwa impian saya harus menjadi kenyataan. Iya, karena mereka, orang-orang yang saya cintai.

sumber comotsecret.blogspot.com 
Sejak kecil impian saya punya rumah yang besar sudah saya tulis. Sempat terpikir ingin punya rumah di daerah Bandung, karena dulu pernah liburan ke sana di rumah budhe. Di daerah kopo permai, jalanannya memang sepi, karena perumahan elite. Saya merasa, Bandung sudah menjadi impian yang harus saya capai. Saat berdiskusi tentang rumah impianku dengan adik laki-lakiku, dia pun mengatakan hal yang sama. Ingin punya rumah yang teduh, ada kolam ikan di dalamnya, taman penuh bunga, pembatas ruangan tamu dengan lapis kaca, dan tentunya bertingkat dua. 

Saya membayangkan rumah yang dulu saya tempati untuk berlibur itu bisa saya beli. Sayangnya saat ini rumah itu justru tidak terawat seiring meninggalnya budhe yang tinggal di Bandung, anaknya sibuk dan lebih memilih tinggal di rumah sendiri. Hampir saja ada keinginan rumah dijual. Tapi, ternyata tidak jadi. Ya, bagaimana pun, rumah itu tetap rumah impian saya. Saya ingin merawat impian itu, hingga saatnya tiba saat saya bisa membeli atau membangun yang serupa.